Hujan turun begitu deras pagi itu. Langit menggelap dan suara gemuruh pun mulai terdengar.Butiran butiran itu turun membasahi bumi dengan derasnya. Musim hujan telah tiba dan menyelimuti kota untuk beberapa hari kedepan atau mungkin bisa saja beberapa minggu kedepan bahkan beberapa bulan kedepan, yang pastinya musim penghujan telah tiba sekarang setelah lebih dari dua bulan kemarau melanda.
Arika duduk di kursi teras rumahnya sambil tersenyum, dia melipatkan kedua tangannya yang memegang erat bajunya. Suasana dingin membuatnya sangat nyaman sekarang namun juga menggigil. Iya, ia benar benar kedinginan sekarang. Tetapi rasa itu tidak sedikitpun membuat semangat Arika padam untuk tetap berada di teras dan melihat hujan saat itu.
Pemandangan yang ada di depannya ini sangat sangat menarik perhatiannya, langit gelap, air yang turun dari langit, pohon dan dedaunan yang basah, jalanan yang sepi, Arika tidak melihat siapupun sekarang. Bahkan, anak kecil yang biasa berlarian di sana pun tidak nampak batang hidungnya.Tanah basah yang sebentar lagi akan menjadi lumpur. Ah, Arika jadi teringat masa kecilnya. Saat ia bermain hujan bersama dengan tetangganya dulu.
Rasanya ia ingin sekali mengulang semua itu, menjadi anak kecil kembali dan selalu ceria bermain bersama teman teman rumahnya. Tapi semua itu hanya bisa ia kenang, ia sudah besar sekarang begitupula tetangga tetangganya yang dulu sering bermain dengannya, mereka sudah pindah rumah entah kemana.
-Rain-
Semoga kalian semua suka sama cerita aku🙌
Selamat membaca:)
Jangan lupa like&komen❤👇
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Teen FictionCerita tentang dua orang yang sama sama tidak mengerti apa itu cinta. Arika sama sekali tidak mengenal cinta kepada lawan jenis dalam hidupnya, sampai ia bertemu dengan seseorang yang bisa menghadirkan itu ke dalam hidupnya. Danis alfarabi, cowok d...