Danis meninggalkan kantin menuju kelasnya,seperti biasa wajahnya datar dan tatapan matanya dingin.
"Ganteng banget sih tu cowok"pekik salah satu cewek memakai kaca mata.
"Iya,bener banget lo"balas temannya yang berambut pendek.
Susah emang jadi cowok ganteng. Ucap batin Danis.
"Ga ah b aja"tambah seorang cewek sipit di sebelah cewek berambut pendek.
Mata lo katarak!
"Engga ih,ganteng tau cowoknya!"ucap cewek berkacama lagi.
Ya. Beginilah yang setiap hari Danis rasakan, ia sama sekali tidak mengubris cewek cewek yang membicarakannya tersebut. Yang ada di pikirannya sekarang adalah bagaimana ia bisa cepat cepat sampai ke kelas.
Danis memberhentikan langkahnya tepat di depan sebuah kelas bertuliskan XI IPA 4 di atasnya, ia memasuki kelas tersebut dan berjalan menuju bangkunya yang berada di deretan paling belakang.
"Woy"
Seseorang bersuara dan menepuk pundaknya, membuat Danis refleks melihat ke arah orang tersebut.
Cowok itu tersenyum ceria, sedangkan Danis tidak bereaksi sedikitpun. Ia hanya diam menatap orang di hadapannya.
"Balik juga lo"ucap cowok itu, dia Syarif sahabat Danis.
Danis tidak menjawab. Ia meneruskan perjalanannya menuju tempat yang ia tuju saat ini. Setelah sampai, ia langsung menduduki kursinya dan menidurkan kepalanya dia atas meja, tanpa memperdulikan Syarif yang sedari tadi sibuk mengikuti dan mengajaknya berbicara.
Syarif mendudukkan dirinya di kursi yang berada tepat di sebelah Danis.
"Danis lo denger gue gak sih?"ucapnya.
"Kaga"jawab Danis.
"Lah itu lo jawab?"
Danis tidak menjawab lagi.
"Berarti lo denger"ucap Syarif lagi.
"Dan"
"Nis"
"Daaaniis"
"Niinis sayang"
Danis kaget bukan main mendengar panggilan tersebut. Panggilan macam apa itu?
Danis benar benar heran kenapa Syarif gila nya tidak hilang hilang.
Danis bangkit"Ngapain lo manggil gue kaya gitu?"ucapnya.
"Hahaha santuy bro"jawab Syarif"lo kan emang sayangnya gue"
Jijik kedua yang Danis rasakan hari ini. Kalau dia tau seperti ini jadinya, dia tidak akan balik ke kelas tadi. Ah, semuanya sudah terlambat. Mau tidak mau dia harus meladeni cowok di sampingnya ini.
"Engga deng, gue cuma mau pinjem pr lo kok"
"Gue mau tidur, ambil sendiri"ucap Danis.
"Oke, thanks bro!"
Syarif mengambil buku yang ada di tas Danis. Tak lupa ia juga mengambil bukunya sendiri. Setelah itu ia mulai melakukan kegiatan menyonteknya.
"Woi Dan"panggil Syarif.
"Hm"
"Lo tadi kemana?"
"Kantin"
"Ngapain?"
"Kepo"
"Beneran ni gue nanya, lo ga marah kan sama gue gara gara gue nyuruh lo balik?"
Danis tidak menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Teen FictionCerita tentang dua orang yang sama sama tidak mengerti apa itu cinta. Arika sama sekali tidak mengenal cinta kepada lawan jenis dalam hidupnya, sampai ia bertemu dengan seseorang yang bisa menghadirkan itu ke dalam hidupnya. Danis alfarabi, cowok d...