2. Sekolah

42 11 0
                                    

Arika berjalan memasuki gerbang sekolah. Seperti biasa wajah cantiknya selalu saja terlihat datar tanpa ekspresi, rambut hitam lebatnya yang hari ini ia kucir satu membuatnya terlihat sangat rapi dan bersih juga mata tajamnya yang fokus menatap lurus kedepan.

"Arika!!"

Mendengar namanya di panggil Arika membalikkan badannya ke sumber suara. Dia melihat ada Sasa disana yang tengah melambaikan tangan sambil berjalan ke arahnya.

Sasa adalah sahabat Arika. Nama lengkapnya Salisa Andira gataulah kenapa bisa di panggil Sasa. Wajah cewek itu yang cantik dengan senyuman ramah memperlengkap kecantikannya.

Tapi sayang, otaknya yang sudah agak geser dan perilaku konyolnya.

"Hai Rika"sapa Sasa dengan senyum yang sangat lebar.

"Rik"

"Rika cantik"

"Arikaaaaa"

Arika yang semua itu hanya melihat sahabat yang ada di sampingnya sekilas tanpa menjawab apa apa.

Sasa hanya bisa menghela nafas berat karena tidak di hiraukan oleh Arika. Sebenarnya dia sudah tau kalau akan di kacangi seperti sekarang ini, dia juga sudah terbiasa apalagi di lihat dari wajah Arika yang ah!Sasa heran dengan Arika.

Arika itu aneh, dia bisa sangat sangat baik kapan saja yang ia mau dan dia juga bisa bersifat dingin seperti sekarang ini.

"Rik lo ke kelasnya sendirian ya,gue mau nganterin barang orang"ucap Sasa sesampai di koridor.

Sekedar informasi Sasa memang berjualan. Dia berjualan bukan karena dia kurang mampu dan ingin membantu kedua orang tuanya tapi karena dia memang sangat suka melakukan kegiatan itu dan dia juga sangat menyukai uang,hehe. Jika di lihat lihat Sasa termasuk anak yang sangat berada ayahnya adalah pengusaha dan ibunya seorang guru yang juga pengusaha kue yang memiliki toko di mana mana.

Ya mungkin sudah mendarah daging ya,secara ayah dan ibunya seorang pengusaha jadinya Sasa ikutan deh.

Tanpa memperhatikan sekeliling Arika terus berjalan menuju kelasnya dengan tergesa gesa sampai akhirnya dia tak sengaja menabrak seseorang yang berjalan dari arah berlawanan.

"Ya ampun Arika ngapain lo nabrak orang. Pekik batin Arika.

Arika tidak dapat melihat wajah cowok itu karena cowok yang tabraknya itu memakai masker,tapi jika di lihat dari matanya cowok itu masih terlihat kalem seaakan akan tidak terjadi apa apa di antara mereka.Sedangkan Arika?dia membuat wajahnya sedatar apapun padahal dalam hatinya sudah sangat panik.

Oke Rik dalam hitungan ketiga lo harus lari.Ucap batin Arika

"1 2 3"

Dan benar saja Arika sudah lari terbirit birit sekarang meninggalkan cowok yang menatapnya dengan tatapan datar.

***

Mata pelajaran pertama hari ini benar benar membuat Arika mengantuk.Apa lagi kalau bukan matematika,rumus yang di jelaskan di depan entah kenapa bagaikan dongeng di telinga Arika.Seketika mata Arika sangat sulit untuk di buka dan Arika juga berulang kali sudah menutup mulutnya,dia tidak tahu lagi berapa kali sudah ia menguap.

"Kenapa ya waktu berasa lambat banget kalo pelajaran matematika?"celetuk Sasa

"Bener lo sa,gue ngantuk banget udah ini gatau deh Pak Bambang ngomong apa di depan"

"Sama Rik"

"Btw lo ngerti ga apa yang di jelasin?"

"Engga"

"Itu aja lo ga ngerti?haha sama gue juga"

"Kampret"

"Lagian pake di tanya lagi,mana ngerti gue matematika"

"Matematika ribet ya Rik"

"Tau"

"Lah ngegas"

"Bodo"

-Rain-

Selamat membaca:)
Jangan lupa like&komen❤

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang