4. Hujan

28 7 0
                                    

Hujan turun lagi siang ini.

Arika mempercepat langkahnya, bahkan sesekali ia berlari untuk bisa sampai ke rumahnya lebih cepat, dia tidak mau terjebak hujan. Tetapi rasanya tidak mungkin lagi jika
Arika sampai ke rumahnya rintik rintik hujan sudah terlanjur turun dan rumah Arika masih jauh.

Wajahnya menunduk,hujan mulai deras dan ia tak mungkin terus terusan di jalanan.Jalanan sangat sepi siang ini, hanya ada beberapa orang yang berlarian entah kemana.Arika pun melangkahkan kakinya mengikuti orang tersebut.Ia berhenti di halte yang ada di sana.

Hujan pun semakin bertambah deras.Kalau seperti ini Arika tidak akan bisa pulang.Tetapi, mau bagaimana lagi hujan sangat deras.Arika sudah terlanjur terjebak hujan dan mau bagaimanapun dia harus menikmatinya sekarang.Sebenarnya tadi pagi Ibunya sudah mengingatkan untuk membawa payung tetapi entah kenapa Arika benar benar lupa dan baru ingat sekarang.Ya.Ibu dan Ayah Arika sudah pulang dari rumah Nenek.Persisnya Arika tidak tahu kapan orangtuanya sampai di rumah tetapi,pada saat pagi Ayah dan Ibunya sudah ada di rumah.

Ia menundukkan wajahnya,tidak tahu harus berbuat apa, yang bisa ia harap hanya semoga hujan bisa segera reda dan Arika bisa segera pulang ke rumahnya.

Arika mengangkat kembali wajahnya. Ada seorang Ibu bersama anaknya yang tersenyum kepada Arika.Ibu tersebut tidak terlalu tua sepertinya umurnya kisaran antara 30-35 tahun dan anaknya yang sangat imut,pipinya tembem dan kulitnya putih.Suasana halte memang tidak terlalu ramai.Tetapi setidaknya ada beberapa orang yang ikut berteduh di bawahnya membuat Arika tidak sendirian sekarang.Arika membalas senyum Ibu tersebut kemudian megarahkan pandangannya ke arah lain.

Jalanan yang biasa di penuhi banyak orang kini sangat sepi,tidak ada satupun kendaraan ataupun orang yang berlalu lalang diatasnya.Mungkin karena hujan orang orang malas keluar dan lebih memilih berdiam diri di dalam rumah dan meminum coklat hangat.Eh,Arika mengerjap itu kan dia yang suka coklat,kok jadi bawa bawa orang lain.Ya ampun tiba tiba saja Arika haus.

Ia membuka resleting tasnya dan mengambil sebuah botol berwarna pink yang ada di dalam tas tersebut.

"Ya ampun airnya habis lagi"ucap Arika seraya menghela nafas.

"Arika!"

Arika mengerjap.Ini suara seseorang yang sangat Arika kenali.Arika mengangkat wajahnya perlahan dan melihat ke arah depan. Ternyata itu Arina. Arina berada di mobil dan sedang menatap datar ke arahnya.

Tanpa aba aba dengan cepat ia melangkahkan kakiknya menuju mobil.

"Hahaha"

Itulah yang pertama kali Arika dengar saat memasuki mobil.

"Apasih"Arika memicingkan matanya, kesal dengan orang yang ada di sampingnya

"Kenapa lu?orang gue cuma ketawa "Ucap Arina

"Diem"

"Hahaha"

"Diem gue bilang"

"Makanya Rik pas Ibu bilang jemput iyain aja kenapa,apaan lu sok gamau di jemput, liat kan kejebak hujan sekarang"Ucap Arina panjang lebar kali tinggi membuat Arika memutar bola matanya malas mendengar ucapan kakaknya tersebut.

"Lo kalo gak niat jemput mendingan gausah jemput Ren dari pada lo ceramahin gue kaya gini"

"Siapa juga yang jemput lo,orang gue dari kampus,kebetulan ketemu lo di sini,gr banget lo gue jemput"jelas Arina

Arika menghela nafasnya.Arina sangat menjengkelkan. Padahal niat Arika tidak mau di jemput karena dia tahu orangtuanya baru pulang dari rumah nenek pasti masih lelah.Bukannya mau sok sok seperti yang di bilang Arina.

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang