9. Bahagia

10 0 0
                                    

Danis memasuki rumahnya dengan suasana hati yang gembira. Ia berjalan sambil tersenyum membuat ibu Danis yang melihat pun bingung ada apa dengan anaknya.

"Kamu kenapa senyum senyum sendiri?"tanya wanita paruh baya yang berjalan dari arah dapur. Itu Aisyah, Mama Danis.

Danis diam. Ia menyalim tangan Mamanya. Senyum itu masih tetap ada di wajah tampannya.

"Kamu lagi seneng?atau gimana?"

"Kok Mama tau aku lagi seneng?"

"Yaiyalah Mama tau, Mama hafal setiap gerak-gerik anak Mama, pasti kamu lagi seneng kan"tanya Mama Danis"Seneng kenapa sih, coba cerita?"

Danis hanya diam. Ia tidak tau harus menjawab apa. Bahkan ia sendiri pun tidak tau ia kenapa bisa sesenang ini.

Haruskah ia memberi tahu Mamanya?

Seperti bisa membaca pikiran Danis, Aisyah langsung mengatakan hal ini kepada anaknya.

"Yasudah gapapa kalo tidak bisa jawab, Mama gak maksa kamu"

"Iya Ma, Danis ke kamar dulu ya" Danis terkekeh sambil berlari ke kamarnya "Nanti kalo Danis udah siap cerita, Danis bakal ceritain ke Mama, pasti"

Asiyah menangguk. Ia tersenyum dengan kelakuan anaknya.

Setelah sampai di kamarnya Danis langsung merebahkan dirinya di tempat tidurnya, ia sangat lelah hari ini. Sambil merebahkan badannya Danis memikirkan hal yang baru saja di alaminya.

Flashback On

"Gue pulang sama lo"

Danis terkejut saat kata kata tersebut keluar dari mulut orang yang ada di hadapannya. Ia kira cewek itu tidak akan mau dan sudah tidak ada harapan lagi untuk pulang bersama.

Tanpa banyak berbicara lagi Danis langsung menghidupkan motornya dan menyuruh Arika untuk naik di jok belakang motornya.

"Udah?"tanya Danis.

Tidak ada jawaban. Arika hanya mengangguk, Danis melihat itu dari kaca spion motornya

Danis melajukan motornya dengan kecepatan standar. Berbeda saat dengan Syarif tadi, ia melajukan dengan sangat kencang.

Bisa bisa kalau ia melakukan itu sekarang ia akan di marah-marahi dan dipukul oleh cewek ini. Entah kenapa tiba tiba Danis membayangkan hal itu.

"Lo tunjukin aja jalannya"ucap Danis.

Selama perjalanan tidak ada pembicaraan. Mereka sama sama diam tanpa ada niat untuk memulai percakapan. Danis fokus mengendarai motornya dan Arika hanya fokus melihat jalanan. Jalanan yang seperti biasa selalu ramai oleh kendaraan dan tidak pernah sepi.

"Lo kelas berapa?"ini Danis yang bertanya.

Cukup lama Arika diam.

"Kelas 10, 10 IPS 2, lo?"

"Gue kelas 11 IPA 4"

"Oh gitu"

"Iya"

"Berarti gue harus panggil kakak dong"

"Hahaha"Danis tertawa"Terserah lo aja"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang