23. Berlubang

10.8K 2.4K 129
                                    

Aku jalan cepet-cepet waktu Nancy text aku kalau Shuhua nangis di rooftop. Duh, pagi-pagi aku udah pusing aja! Padahal hari ini cuacanya bagus, nasibku enggak. Shuhua kenapa? Aku agak lari waktu naik tangga mau ke rooftop tapi sesampenya disana setelah aku buka pintu tangga.

"Anjing. Penipuan."

"Pagi-pagi sungutnya euy." ini kata Shuhua.

Mereka malah lagi ketawaan. Aku langsung nyamperin mereka.

"Lo kenapa?" tanyaku ke Shuhua.

"Lo yang kenapa!"

"Kok gue?!"

"Jangan bego, gak gini caranya, Jel."

"Gue gak ngerti."

Sumpah, aku gak ngerti maksud Shuhua.

"Yang jelas dong. Jangan kayak gini!"

"Su, gueㅡ"

"Otak lo segede apa sih? Buntu banget."

Aku gak jawab Shuhua.

"Ada banyak cara buat bikin gue seneng," kata Shuhua. "Tapi lo putus sama orang yang bisa bikin lo seneng. Gue gak seneng, Jel."

Aku diem. Lagi-lagi, di kepalaku campur aduk.

"Bego." katanya. "Lo ternyata bego, Jel." kata Shuhua.

Entah kenapa pagi itu aku cengeng.

"Gue cuma gak tau." aku duduk dan nutup wajahku.

Gak lama dari situ aku bisa ngerasain ada yang meluk aku.

"Maafin gue." kataku.

"Lima puluh ribu." ini kata Nancy.

"Nginep di rumah lo." ini kata shuhua.

"Opsi kedua diterima." kataku. "Opsi pertama diblokir!"

Aku dengar ada yang ketawa.

"Ingus lo kena rambut gue!"

"Maksudnya ngapain tipu-tipu?"

"Emang lo bakal dateng kalau gue cuma bilang, minjem hp mau foto-foto mumpung bagus?" kata Nancy.

"Sekali lagi nipu gue laporin lo!" kataku.

"Ke?"

"Ke Pak Chanyeol!"

"Ngapain bawa-bawa mantan gue anjir!" kata Shuhua.

"Hmmm padahal udah siang gini masih aja ngimpi."

Aku gak habis pikir, yang nangis malah aku bukan Shuhua! Hpku dipake mereka buat foto-foto, aku balik lagi ke kelas. Rasanya semua beban berat di pundakku hilang, yang ngeganjel di dadaku juga hilang. Kepalaku lebih adem dan serius, aku gak pernah ngira ini. Rasanya aku kesiksa karena perasaanku sendiri selama ini. Aku belok koridor mau ke kelas, sambil jalan aku gak berani lihat-lihat kaca ruangan kayak biasanya, malu. Aku jalan sampe akhirnya nyampe di pintu kelas. Aku mau masuk, dia mau keluar.

Cuma beberapa detik, dia langsung ngalihin pandangannya buat gak lihat aku dan mundur. ngasih jalan buat aku duluan masuk.

Jeno sekarang beda banget ya.














Hampir satu minggu setelah kejadian ketemu di ambang pintu, gak ada yang berubah. Dia tetep beda. Akhirnya, dua minggu. Meskipun sebenernya semua kembali ke awal. Seluruh hal-hal di hidupku bener-beber kembali lagi ke awal (tanpa dia). Tapi aku ngerasa ada yang berlubang.

BLUE 📖 (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang