22. Putus (3)

11K 2.5K 118
                                    

"Ma, aku keluar dulu."

"Mau kemana?"

"Jajan."

"Ikut." kata a Dery.

Ah, bangsat.

"Lo gak dingin apa?" tanya dia waktu kita jalan.

Aku nggeleng.

"Yang,"

"Hm."

"Kalau ada masalah, jangan dipendem."

Aku noleh. Emang kelihatan? Gitu pikirku.

"Gak mau sepik-sepik?" tanyanya.

Tapi enggak deh, aku gak akan cerita ke siapapun.

"Ah, gitu. Licik." katanya.

Aku jalan lebih cepet ninggalin dia.

"TUNGGUIN WOY."












Kita sampe di minimarket depan, aku beli beberapa kaleng soda buat aku sendiri.

"Jangan banyak-banyak. Bahaya."

"Bahaya mana sama ngerokok?" tanyaku.

Dia nyengir, "Beda lagi." katanya.

Aku ninggalin dia dan jalan ke arah snack. Keranjangku jadi lebih penuh dari perkiraan, ini gara-gara si Dery ngikut sih. Aku jalan ke kasir tapi a Dery gak muncul-muncul. Aku bayar dan keluar, eh taunya dia di luar duduk-duduk doang.

"Bawain, anjir. Berat!"

"Duduk dulu lah sini." katanya.

"Ngapain sih?"

"Jadi," A Dery negakin punggungnya. "Kenapa?"

"Kenapa apanya?" tanyaku.

Padahal aku ngerti.

"Cepet ngomong." katanya.

Malam itu dia maksa banget, tau gak?

"Kalo gak cerita gue coret dari KK." katanya.

Emang sinting.

"Bukan salah siapa-siapa." kata a Dery setelah dengarin semua penjelasanku. "Masalah kayak gini sih biasa. Gue juga dulu pernah, lebih ribet."

"Aa keiket satu cewek yang sama?" tanyaku.

"Enggak lah. Maksudnya, gue yang jadi Jeno nya. Tapi akhirnya sekarang gue gak sama dua-duanya."

Eh?

"Jadi maksud Aa apa?" tanyaku.

"Sekali lo lepas, jangan lo ambil."

"Gak bisa." kataku.

"Kalo gitu kenapa lo lepas?" tanyanya.

Aku diem, gak lama A Dery nyender.

"Masalah bukan vonis mati. Ini paling cuma sementara. Sua temen lo juga bakal nerima ini lama-lama."

"Shuhua!"

"Iya Sua. Sebenernya gak guna juga lo malah putus."

"Maksud?" tanyaku.

"Ya emangnya mana ada lagi cowok yang mau sama lo?"

"Tai."

A Dery ketawa kayak orang paling happy seantero minimarket. Malam itu semuanya lagi-lagi campur aduk di kepalaku seperti biasanya.

"Eh, Nancy temen lo ada pacar?"

"Emang kenapa?" tanyaku.

"Nanya."

"Buaya kayak lo gak mungkin nanya doang."

Dia senyum dan ngangkat dua alisnya tinggi.

"Pacarnya sekelas, ganteng, eksotis." kataku.

Seketika wajahnya berubah.

"Ya udah, si Sua suruh sama gue aja."






+xxxxxx
| teh jel
21:20


Avanya kucing, oh! lamlami


hazel
lami yaaa? |
kenapaaaa? |
21:21

lami
| eh kok tau
21:21

hazel
tau dong |
21:21



Setelah itu, Lami gak bales lagi. Paginya aku bangun setelah satu minggu campur aduk.



lami
| boleh gak kontak teh jel aku ganti namanya
06:15

hazel
jadi apa emangnya? |
06:20

lami
| HAZEL💞💞💞💞
06:21

hazel
kenapa gitu? ._.|
06:22

lami
| di hp a jeno juga kaya gitu :p
06:22





Abis itu aku gak balas apapun lagi ke Lami.


































...

"Lami mainin hp aa!?"

BLUE 📖 (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang