17. Perasaan yang Asing (2)

11.2K 2.6K 66
                                    

Setelah Shuhua bilang:

Gue sukanya Jeno.

Setelah itu Nakyung minta anterin tugas ke ruang guru. Aku gak jadi ceritain apa yang mau aku ceritain, soal Jeno. Juga aku gak tau apa yang Nancy sama Shuhua bicarakan lagi karena begitu datang, di kelas udah ada Pak Sehun. Guru Konseling baru. Ganteng, tapi galak.

Begitu jam pulang berlaku, aku mutusin buat dateng ke rumah Jeno. Cuma mau mastiin aja. Emang beneran sakit? Wajar dong? Gue 'kan pacarnya meskipun sementara! Dari luar rumahnya sepi, aku telepon siluman belut itu.







📞"Ha el?" katanya.

📞"Keluar. gue diluar."

📞"..."

📞"Jenoㅡ"

📞"Diluar mana?" suaranya jadi pelan.

📞"Ya lo pikir?"

📞"..."

📞"Buruaaaan pegel gue."

📞"Mau nunggu bentar lagi gak?"

📞"Kenapa?"

📞"Mau mandi dulu."

📞"Alah buruan. gak buka pintu, gua gak mau ketemu lagi."






Gak lama aku dengar sambungan teleponnya dimatiin dan pintu kebuka. Lalu disana Jeno kusut banget. Dia jalan ke tempatku berdiri. Rambutnya berantakan, wajah berminyak. Kenapa sih?! Makin kayak tukang kuli aja!

"Sakit apa?" tanyaku.

"Udah sembuh"

Aku cengo.

"Kalau ada kamu, aku gak mau sakit." lanjutnya.

"Lebay. Katanya kalau gak sekolah rugi!" kataku.

"Hari ini enggak, 'kan bisa lihat kamu sekarang."

"Ya udah, gue pulang." aku balik badan.

"E-eh masuk dulu."

"Gak, niatnya juga gak mau masuk."

"Pulang sama siapa?"

"Sendiri lah."

"Aku anterin."

"Gak usah, udah ya." kataku sambil mulai jalan.

Gak tau kenapa lihat Jeno aku malah kesel. Keinget soal tadi. Seharusnya biasa aja. Aku berhenti jalan, abis itu balik badan.

"Katanya sakit, jadi gak usah."

Selama ini aku selalu kasar dan nolak.

"Aku pulang sendiri aja."

Jeno malah senyum-senyum gak jelas. Kayak pedofil.

"Ya udah, hati-hati."

Bukannya langsung masuk, dia malah liatin aku sampe aku belok di ujung jalan, kayak ke anak kecil aja!

Sore itu pikiran sama perasaanku kacau. Aku gak tau persis apa yang ada dikepalaku atau bahkan apa yang aku rasain. Gak menutupi fakta kalau karena ada Jeno juga aku jadi gak banyak mikirin Jaemin yang sekarang sama orang lain.

Aku salah? Enggak. Jeno 'kan emang pacarku. Silahkan bilang aku egois karena baru sadar perihal Jeno setelah tau kalau ada orang lain yang suka sama dia. Aku mau jujur kalau sebetulnya semalem aku udah nerima keberadaan dia. Tapi temenku sendiri suka sama Jeno yang statusnya pacarku, dan Shuhua gak tau itu.

Rasanya ada yang ganjel di dadaku, rasanya sesak. Aku mau teriak, aku bingung. Di halte dekat rumah Jeno aku ngelamun sore itu. Umur baru tujuh belas aja rasanya kayak umur tujuh puluh berat banget ini kepala.













nancy
|

jel ada d rmh?
18:00

hazel
nggak nerima tunawisma |
18:35

nancy
| goblog
18:36

hazel
sokin sans |
18:36

nancy
|

males di rumah
| otw
18:37

hazel
sok |
18:37






Nancy sering kesini, Mama sama A Dery juga tau. pernah kepentok ke A Dery, si Derynya gak mau. Setelah suara motor masuk pekarangan rumah, selanjutnya suara orang di tangga, abis itu kepalanya nyembul dari pintu kamarku.

"Gak ganggu?" tanyanya.

"Ganggu, pulang gih lo."

"Baleg, anjing."

"Yeeee emang lo mau balik lagi?"

Nancy gak jawab dia masuk kamarku, bawa ransel. Dia taro ranselnya, abis itu ngeluarin barang-barangnya. Dia bawa seragam, gantungin seragamnya di kamarku, abis itu keluarin chargeran juga.

"Ini lo niat ngungsi apa gimana?" tanyaku.

Dia ketawa.

"Sehari sehari." katanya.

"Seminggu juga boleh." kataku.

"Serius?"

"Enggak, bohong."

Dia mendelik, lihat dia aku ketawa. Aku gak suka langsung tanya dia kenapa, soalnya aku ngerti aja pasti kalau ditanya sekarang banget agak gimana gitu. Tunggu aja bentar lagi. Aku taro ponsel dan merem tapi gak tidur, cuma lagi bingung.

"Lo nutupin sesuatu dari gue, ya?"

Aku buka mata, Nancy ngambil remote tv. Padahal aku mau tanya keadaan dia.

"Jel," panggilnya karena gak aku jawab.

"Naon,"

"Jujur." katanya sambil duduk di tepian ranjang. "Lo nutupin apa?"

Aku diem sebentar, bingung harus cerita darimana. Padahal tadi di sekolah aku mau cerita.

"Gue kenal sama lo bukan kemaren."

"Tau."

"Kalo gitu lo sembunyiin apa dari gue sama Shuhua?"

"Kalian gak akan percaya." kataku sambil nutup wajah.

Tapi kalau aku gak bilang ini gak akan ketauan. Senggaknya aku kasih tau salah satu, iya 'kan?

"Gue tau ini konyol, tapi gue gak bohong." kataku.

Nancy ngangguk-ngangguk.

"Eh si Jeno masih suka gak jelas sama lo?" Nancy noleh.

Nah 'kan. Aku sempat cerita waktu itu soal Jeno yang tengil, tapi gak pernah cerita lagi semenjak wajahku kena bola hari itu. Niatnya 'kan aku mau cerita tadi, semuanya.

"Tadi siang kita tau kalau Shuhua sukanya sama Jeno." kataku.

Dia ngangguk.

"Terus kenapa?" tanyanya.

"Tapi gue sama Jeno pacaran."

BLUE 📖 (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang