37. First K

8.9K 1.8K 174
                                    

Seperti yang pernah kuberi tau, pun hari ini tetap udah satu minggu lebih setelah kejadian buku-buku yang jatoh itu, dan hari ini adalah hari pengisian form karyawisata sementara Jeno tetep gak sekolah.

Soal aku, agak malas interaksi sama dia. Aku coba hubungi juga dia gak balas apa-apa. Bayangin dong setelah banyak kejadian selama ini, dan tiga hari setelah hari aku marah sama dia itu besoknya dia diskors. Udah gila dia, mau sampai kapan sih!? Dia gak berubah di mataku, masih tetep gitu-gitu aja. Sampai kemarin malam kutelepon dia dan tau apa? Nomornya gak aktif.

Biang berisik di kelas itu anak-anak cowok, kayak sekarang. Tapi meskipun berisik, aku tetep ngerasa ada yang kurang karena Jeno gak ada. Ini juga kenapa aku kesel. Aku gak suka, dia seenaknya. Dia selalu ngelakuin apa yang dia mau. Gak mikirin orang yang sayang dia apa?

Sekali lagi, aku tempelin ponsel di telinga kiriku. Kalau tetap gak kehubung, aku gak akan hubungi dia lagi.




📞"Halo? maaf tadi hapenya aku simpen di sakuㅡ"

📞"Aku mau ketemu."

📞"Dimana?" suara Jeno agak serak.

📞"Deket Yellow."

📞"Iya, aku kesana sekarang."






Selanjutnya aku jalan supaya nyampe kesana. Aku cuma perlu jalan, tapi gak dekat juga sebetulnya. Ini udah sore banget karena aku mikir lama dulu sebelum akhirnya telepon dia dan gak pulang dulu ke rumah. Didepan sampai, aku sedikit lari.

"Jeno?"

Laki-laki itu balik badan, betul dia ternyata. Dia pake hoodie abu-abu dan penutup kepalanya dipasang. Juga pakai masker, tapi lagi dia turunin sampai dagu.

"Jangan lari-lari, cantik."

"Kok cepet?" tanyaku.

"Abis dari warnet deket sini." jawabnya.


"Kamu sakit?"

"Masa?"

"Serius Jeno!"

"Enggak, aku gak ngerasa sakit." katanya.

Bohong. Aku sedikit jinjit dan narik penutup kepalanya sekali tarikan ke belakang. Rambutnya sedikit berantakan, Jeno pucet. Matanya agak merah, kantung matanya juga ngelebar.

"Dari kapan?" tanyaku.

"Enggak sakit."

"Dari kapan!"

"Kemarin."

Aku sedikit mundur, lalu kusentuh lehernya pake punggung tangan, gak panas.

Oh.

"Kamu skip makan tidur demi game?!"

Tapi Jeno malah megang tanganku yang lagi di lehernya.

"Pulang dulu, malah keluyuran!" katanya.

BLUE 📖 (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang