Pas gue buka pintu, ternyata Kak Aldi sama Kak Dava lagi pejemin mata dengan kaki yang saling menumpuk. Niat hati ingin minta tolong ke mereka buat ngambilin air untuk Dahlia, tapi sepertinya nggak mungkin gue minta tolong.
Gue mengulang kembali perjalanan ke aula atas sendirian. Masih pake kata 'permisi' disetiap belokan tangga demi menghormati mereka.
Pas nyampe aula, gue minta tolong sama Risa dan Aul buat nganterin air untuk Dahlia karena kebetulan mereka mau nyamperin Bella.
"Kamar Pak Jumran emang dimna?" tanya Aul sambil pegang botol air mineral.
"Ituu.. kamar yang ditempatin Bella juga, dikamar yang bawah pojok pokoknya.. pintu nomor 18, ada Kak Aldi sama Kak Dava juga kok dikursi depan ntuh kamar." Aul sama Risa pergi kekamar yang gue maksud. Gue menghela napas lega.
Lega? Yaa, lega dong. Dahlia dah sadar, gue terbebas dari suansana canggung.
Merebahkan diri dilantai yang dingin, nggak peduli kalo setelah ini gue masuk angin.
"Ehh, kaki gue sakit banget masaa?" ucap Dina memberitau.
"Kenapa lu? Mau gue pijetin?"
"Ehh.. yang bisa kerokan, kerokin gue kee.." rengek Kenanga.
"Wati tolong kerokin gue dong.. Masuk angin ini sih." pinta si Risma pada Wati
"Cari minyak sama koinnya dulu."
Wati mengerok punggung Kenanga, dan gue mijetin kaki Dina.
"Lulus sekolah, jadi tukang pijet dah gue.." canda Wati
"Lah? Mending itu mah... Lah gue.. lulus sekolah, jualan ketoprak." Sahut Dina
"Yailah, gue yang nanti jualan cilok abis lulus sekolah gee nggak sombong."
"Anjirr luu.."
"Sekolah mahal-mahal. Lulus sekolah langsung dikawinin."
"Wahhh, parahh luu.." kata gue sambil menggelangkan kepala dramatisir.
"Napa dah?"
"Yaa itu.. belom nikah dah mau dikawinin. Nikah sama kawin tuh bedanya dikit tapi maknanya banyak." Mereka tergelak, Wagelaseh...
*****
Jam 4 pas, anggota osis bangunin adek kelas dengan bunyiin suara sirine. Sontak adek kelas bangun terkaget-kaget. Sindir menyindir dilakukan...
Unek-unek mulai tersembur, sie konsumsi mulai ngejalanin tugasnya yaitu membuat sarapan. Gue yang kebetulan sie perkap ngebantuin anak konsum.Anak osis minta peserta LDKS atau adek kelas buat baris sesuai kelompok, lalu mereka memulai ritual yg seharusnya.
"Ini mah enak banget yaa, kagak ada pencarian jejak sama renungan malammya." kata Kenanga sambil sesekali melirik apa yang anak osis lakukan
"Gimna mau renungan malam, acara api unggun aja nggak ada. Ini sih namanya renungan subuh." Kebetulan masih jam 4 saat itu.
"Kasian gua mah sama mereka."
"Koorlapnya aja pak kentang."
"Parah banget ini sih namanya."
Sie konsum mulai membagikan menu sarapan untuk peserta, waktu yang diberika anak osis untuk mencerna sarapan kurang dari 10 menit. Ckck, klo gur sih dah keburu nyemburin makanannya duluan.
"Yang pacaran sama temen sekelas yang mana nih?"
"Yang itu lho kak."
"Pacaran sama temen sekelas? Malu-maluin tau nggak!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lika-liku anak SMK
Non-FictionCover by @frindanisa Copyright by enfameraenanous SMK? Apa yang bakal kamu pikirkan jika bertemu kata SMK? Sekolah Menengah Kejuruan? Sistem Menuju Kerja? atau.. Kembarannya SMA? atau hal lain... Ini tentang apa yang terjadi di SMK, Sepenggal kisah...