🌟 11 🌟

113 12 19
                                    

Di sebuah tempat sunyi, lebih tepatnya di daerah terpencil dekat Rock Farm, rumah Pinkie Pie dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sebuah tempat sunyi, lebih tepatnya di daerah terpencil dekat Rock Farm, rumah Pinkie Pie dulu. Rumahnya kini sepi tanpa kehadiran orangtuanya, tempat itu dijadikan sebagai penyimpanan korban-korbannya termasuk Oskar. Sebagian korban berhasil kabur akibat kelalaian Pinkie, tapi pony itu tidak mencemaskannya.

"Ah, tidak apa-apa," ujarnya, "Yang penting kamu, Oskar, tidak kabur dariku."

Oskar terdiam, sudah berkali-kali ia mencoba kabur, namun seluruh pintu dan jendela seakan melarangnya keluar. Setiap kali ia menyentuhnya, pasti terpental kembali. Sudah jelas Pinkie menyegelnya.

Meski diperlakukan baik oleh Pinkie, tentu saja itu tidak cukup bagi Oskar. Ia ingin bertemu teman-temannya lagi. Setiap hari sama saja-bangun, makan, merenung (terkadang membaca beberapa buku di sana, atau berkeliling), makan lagi, lalu malamnya Pinkie akan memanipulasi pikirannya sebelum berhubungan intim, lalu Oskar akan terbangun tanpa dirinya.

Hari itu, Oskar sudah muak. Ia menolak berhubungan dengannya, bahkan berusaha melawan Pinkie.

"Ayolah, Oskar," bujuk Pinkie, "Kamu tidak akan sadar, kan?"

"Kamu hanya menggunakanku sebagai alat pemuas!" seru Oskar, "Kamu ... kamu jadi sinting setelah memakai jimat itu,"–Ia menunjuk jimat dileher Pinkie–"Kamu menjadi pony paling menjijikan se-Equestria!"

Pinkie menahan amarahnya. "Tidak apa-apa, Oskar. Kamu tidak akan merasakannya, 'kan? Ini hanya permainan yang mengasyikan."

"Bagimu," sanggah Oskar, "Aku dipaksa, seperti seorang budak."

Pinkie berjalan mendekat, namun wajahnya sudah ditinju Oskar dengan kukunya hingga roboh. Membuatnya geram dan menatapnya tajam, sudah habis kesabarannya.

"Baiklah!" kata Pinkie, "Aku tinggalkan kamu disini sampai kamu berubah pikiran! Nikmati hari-hari tanpa bermain, Oskar Greason!"

Pinkie membanting pintu luar dan menguncinya.

***

Tiga hari kemudian...

Oskar

Di malam yang dingin,
Aku meringkuk dalam selimutku,
Sambil menatap langit,
Mengharapkan sebuah keajaiban.

Sudah jelas takdirku,
Aku 'kan mati di tempat ini,
Terus saja bertanya,
"Masih waraskah aku?"

Pinkie

"Kamu dibuang!
Kamu menjijikan!"

Corrupted Mane Six [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang