Selamat Membaca
Azka telah sampai di alamat tempat kerja Dira yang dia dapat dari hasil pencarian Bambang tadi.Sekarang masih jam lima sore tapi Azka memutuskan untuk pulang kantor terlebih dahulu.
Dia harus mencari Dira untuk Daffa, anaknya itu sudah terlanjur dimanja saat masih kecil. Jadi sampai sekarang pun hal itu tidak bisa dia hindarkan dari Daffa.
Toko baju ini lumayan besar dan setau Azka toko ini cukup terkenal di Malang. Jadi mana mungkin dia mengelilingi toko tiga lantai ini hanya untuk mencari Dira? Bisa-bisa sampai jam enam nanti dia baru menemukan keberadaan gadis itu.
Azka turun setelah memakirkan mobilnya di basemant toko ini. langkahnya menuntun Azka sampai di lantai satu, dia memperhatikan sekelilingnya dengan seksama.
Menurut informasi dari Bambang, Dira bekerja sebagai kasir dibagian kosmetik di lantai satu.
Jadi saat dia telah berdiri di bagian kosmetik tidak sulit menemukan sosok Dira yang sedang bekerja ditempatnya.Gadis itu cantik, entah mengapa Azka merasa enggan untuk berpaling jika sudah melihat wajah gadis itu meski mereka baru saja bertemu pagi tadi.
Azka berjalan ke arah Dira berdiri yang kebetulan sedang tidak melayani pelanggan.
“Indira?” panggil Azka yang langsung membuat Dira menoleh ke arah suara yang memanggil nya tadi.
Matanya membulat sempurna melihat siapa yang barusan memanggilnya itu. “Pak Azka!” seru Dira dengan kagetnya dan langsung menghampiri Azka yang berdiri tidak jauh dari dirinya.
“Bapak ngapain disini? Eh, maksdu saya pak Azka lagi belanja sama istrinya?”
Azka yang mendengar itu terdiam ditempatnya dan memandang heran gadis di depannya ini.
Apakah gadis itu tidak mengetahui jika dirinya sudah tidak memiliki istri?
“Bukan, saya kesini ada perlu sama kamu.”
“Kenapa pak?” tanya Dira cepat.
“Daffa cariin kamu terus, dia sampai gamau makan dan terus nangis karena ga ketemu sama kamu.” Jelas Azka jujur.
“Terus pak?” tanya Dira bingung, jika memang Daffa menangis harusnya kan Azka dan istrinya yang membujuknya, ini kenapa Azka malah menghampiri dirinya.
“Saya minta kamu untuk kerumah saya, bertemu dengan Daffa.”
Kini Indira benar-benar dibuat terbengong ditempatnya, yang benar saja.
Bukannya dia tidak mau menolong Azka dan bertemu anak imut seperti Daffa. Tapi dia kan masih harus bekerja setelah ini.
“Maaf pak bukannya saya nolak, tapi setelah ini saya masih harus kerja sampai malam.” Jawab Dira.
“Sebentar saja, hanya agar Daffa mau makan dan berhenti menangis.”
Azka bahkan lupa kapan terakhir kali dirinya memohon seperti ini, mungkin saja sekitar tiga tahun yang lalu saat mantan istrinya meminta untuk berpisah.
“Tapi pak, saya masih ada jam kerja sampai jam enam nanti dan kalaupun saya bisa menolong pak Azka itupun waktu saya ga banyak pak.”
“Tidak papa, yang penting Daffa bisa melihat kamu.”
Dira terlihat berpikir lebih dulu, menimang baik buruknya jika dirinya menyanggupi permintaan Azka.
“Yaudah pak saya mau, tapi kalau pak Azka nggak keberatan saya harus menyelesaikan pekerjaan saya dulu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Suami
RomanceSekuel cerita MAS SUAMI dengan judul MBAK ISTRI bisa dibaca di akun penulis. Indira adalah gadis mandiri berusia 20 tahun, kini dia sedang berkuliah jurusan Ekonomi di salah satu Universitas swasta terkenal di Kota Malang. Dira panggilannya, dia seb...