Bab 2

199K 11.9K 292
                                    

Happy Reading











“Yaudah pak, karena Daffa udah ketemu sama papanya, saya pamit pergi dulu, kebetulan saya ada kelas sebentar lagi.” Ucap Dira setelah sesi perkenalan mereka berdua tadi.

“Nda mau kemana?” tanya Daffa polos karena melihat Dira yang akan melangkah pergi.

“Kak Dira mau sekolah dulu Daffa sayang.” Jawab Dira sambil melemparkan senyum manis miliknya.

“Sekoyah?” tanya Daffa dengan aksen cadelnya.

“Iya sekolah.”

“Dapa ikut yah?” tanya nya dengan mata berbinar penuh harap.

Mendengar pertanyaan itu Dira terbengong ditempatnya, lalu beralih menatap Azka meminta penjelasan. Azka yang mengerti itu mencoba memberikan pengertian untuk anaknya.

“Daffa sayang, kak Dira mau sekolah bukan mau main, nanti kalau kak Dira bawa Daffa, kak Dira bakal dimarahin sama ibu guru,” Dira akui dia terpesona dengan cara yang digunakan Azka pada anaknya, pria itu sangat lembut saat bersikap terhadap anak kecil.

“Bu gulu jahat?” tanya Daffa dengan polosnya yang membuat Azka tersenyum mendengarnya.

“Bu guru ga jahat, bu guru baik kalau Daffa ga nakal.” Azka berucap sambil menjawil hidung mungil milik anaknya yang membuat anak digendongannya itu tertawa lucu.

“Dapa ga nakal,”

“Karena Daffa ga nakal, ga boleh ikut kak Dira sekolah yah?” ucapan Azka hanya dibalas anggukan kecil oleh Daffa.

“Peyuk,” Pinta Daffa sambil mengulurkan tangan ke arah Dira yang langsung disambut Dira dengan senang hati.

Cupp..

Dira mencium pipi gembul milik Daffa sebelum berkata. “Gaboleh nakal yah sama papa, harus jadi anak baik.”

Daffa hanya mengangguk beberapa kali sebelum mencium pipi Dira, mencontoh apa yang dilakukan oleh Dira tadi.

Sementara Azka termenung ditempatnya, Daffa pasti merindukan sosok seorang ibu melihat bagaimana reaksi yang Daffa tunjukkan kepada Dira.

Anaknya itu terlihat sangat menyukai Dira, apalagi Daffa memanggil Dira dengan sebutan bunda dan gadis itu seperti tidak keberatan dengan panggilan yang Daffa lontarkan.

Dira menurunkan Daffa dari gendongannya sebelum mengusap kepala anak itu dengan sayang dan melangkah pergi setelah melemparkan senyum sopan kepada Azka.

Mereka berbeda, bagaimana mungkin Azka menyamakan perempuan itu dengan gadis sebaik itu!

Kata hatinya berkata karena saat pertama kali melihat Dira, lelaki itu langsung menyimpulkan jika gadis itu sama dengan mantan istrinya.

Mungkin saja wajah mereka sekilas sama namun sifat keduanya sangat lah berbeda.

Kesadaran Azka kembali saat ada yang menarik ujung jas yang dia kenakan dan saat melihat ke bawah, anak nya lah yang telah melakukannya.

“Kenapa hmm? Kok cemberut gitu?” tanya Azka sambil jongkok meluruskan tingginya dengan sang anak.

“Nanti Dapa ketemu bunda lagi kan?” tanya nya dengan mengembungkan pipinya lucu.

“Daffa mau ketemu bunda lagi nggak?”

Daffa langsung menganggukkan kepala nya dengan antusias.

“Yaudah nanti kita ketemu sama bunda.” Ucap Azka akhirnya dengan tersenyum, pikirnya adalah Daffa mungkin saja sebentar lagi akan lupa dengan Dira, karena dia masih kecil.

Mas SuamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang