.11.

2.7K 205 7
                                    

Jennie sangat khawatir akan keadaan Jongin, apa lagi melihat ada luka memar di bagian bibir dan ujung alisnya. Jennie paham sekali bahwa Jongin sangat tidak suka bila ada seseorang yang membuatnya menjadi babak belur seperti ini, dia tidak akan tinggal diam dan keadaannya akan menjadi sangat kacau

Jennie mengetuk pintu kamar Jongin dengan hati-hati, di bukanya pintu kamar dengan pelan-pelan. Gelap, Jongin akan mematikan lampu jika keadaannya tidak baik. Sangat sulit untuk Jennie mencari keberadaan Jongin ditambah hari sudah menunjukan larut malam

Jennie terkejut saat tiba-tiba saja ada sepasang tangan yang kekar melingkar di pinggang ramping Jennie. Mukanya di tenggelamkan di leher jenjang Jennie

"Jen.. Aku benci ini, aku terlihat seperti seorang pecundang Jennie-ya.."

"Oppa.. Miane"

Jennie hanya bisa meminta maaf kepada Jongin, karena dirinya lah Jongin menjadi seperti ini

Dibalikannya badan Jennie sehingga kini keduanya berhadapan. Jennie menangkup wajah Jongin dan mengecupnya dengan sekilas, bibir ranum yang sudah lama tidak dia jumpai kini dikecupnya. Jongin seketika hanya bisa membulatkan matanya kaget dengan tingkah Jennie di luar dugannya

"Oppa, aku meminta maaf kepadamu sedalam-dalamnya. Karena aku, Oppa menjadi seperti ini lagi. Dan aku ingin mengatakan suatu hal, Oppa bukanlah seorang pecundang. Ingat kata ku Oppa, Oppa bukanlah seorang pecundang melainkan pahlawan ku"

Setelah mengucapkan hal itu, Jennie mengecup lembut bibir ranum Jongin. Kecupan lembut ini kini berubah menjadi sedikit agresif. Jongin sudah melingkarkan kedua tangan kekarnya di pinggang ramping Jennie dan Jennie sudah mengalungkan kedua tangannya di leher jenjang Jongin

Ciuman panas yang berlangsung selama 15 menit itu mungkin akan menjadi ciuman terakhir mereka, Jennie menyudahi ciuman mereka dengan sebuah gummy smile yang terpampang di wajahnya. Jennie menurunkan kedua tangannya, dan menggenggam erat tangan Jongin

"Oppa, mungkin ini akan menjadi ciuman terakhir kita. Ingatlah status kita sekarang Oppa, kita bukanlah seorang sepasang kekasih lagi"

"Jennie-ya.."

"Aku masih tidak tau alasan Oppa kenapa, tapi kita akan tetap berteman"

Jongin memeluk erat Jennie sembari menenggelamkan kepalanya di leher jenjang Jennie lagi. Tanpa mereka sadari, air mata mereka sudah turun dari mata mereka

"Oppa, wajah Oppa babak belur seperti ini. Ayo ikut ke kamar ku, akan ku obati wajah Oppa. Aku tau Oppa akan mengikuti Running Man"

"Bagaimana kau bisa tau aku akan mengikuti Running Man Jen?"

"Tentu saja aku mencari jadwal mu Oppa"

'Jennie mencari jadwal ku? Ah tidak tidak Jongin, kau tidak boleh terlalu baper' -Batin Jongin

Keduanya kini berjalan ke arah kamar Jennie, aroma Vanilla. Kini keduanya duduk di ranjang king size milik Jennie. Jennie keluar sebentar lalu kembali ke kamarnya dengan membawa sebuah mangkuk dengan kuas

"Nah ini Oppa, berbaringlah. Aku akan memasangkan masker ini ke wajah Oppa"

"Masker apa ini?"

"Masker yang ku buat akan membuat Oppa menjadi lebih tenang, mengantuk dan bisa mengobati luka di wajah Oppa"

"Kau yang membuatkannya Jen?"

"Nde, tentu saja. Siapa lagi yang mau membuatkan masker di tengah malam hanya untuk laki aneh seperti mu ini Oppa?"

"Jen.."

DISBAND {TAENNIE} ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang