Ketika kecil, jika ditanya mau jadi apa aku selalu berkata ingin menjadi guru.
Menurutku jadi guru adalah suatu hal yang mulia dan mengasyikkan.
Tapi ternyataㅡ
Tidak semenyenangkan yang kupikirkan karenaㅡ
Banyak hal tak terduga yang terjadi.
**
Namaku Kim Seokjin. 22 tahun. Setelah lulus kuliah aku ditawari oleh bibiku untuk mengajar di suatu taman kanak-kanak di Seoul.
Aku semangat mengatakan iya karena bagiku menjadi guru adalah impianku sejak lama. Ditambah menjadi guru TK. Aku sangat menyukai anak kecil.
Begitulah awal mulanya. Dengan rasa berdebar aku membuka pintu kelas dan beberapa anak kecil memandangiku bingung bahkan ada satu anak yang siap menangis.
"Eh, jangan menangis!" Aku panik melihatnya. Padahal ia anak lelaki, tetapi ia malah menangis.
"Lambut ssaem panjangㅡhiksㅡselam.. sepelti olang yang di canaㅡhiks," anak lelaki yang jika kulihat dari name tag bernama Jung Hoseok itu menunjuk ke sudut ruangan. Alisku mengernyit bingung.
"Mana? Tidak ada orang, kok Hoseokie. Jangan menangis lagi, ya" ujarku menenangkan. Setelah mendengar perkataanku, Hoseok mendongak dan mengusap matanya yang masih berair.
"Hiksㅡia dia cudah tidak di canaㅡ
Secalang dia ada di belakang ssaem,"
Oh Tuhan aku ingin pingsan.
**
Beberapa hari setelahnya Hoseok memang masih sering menangis dan setiap kali ia menangis aku serasa ingin menangis juga karena itu tandanya ada sosok rambut panjang itu.
Karena sifat Hoseok yang cengeng, ada satu anak perempuan yang sering menghiburnya. Nama gadis mungil itu Park Jimin.
Ia benar-benar menggemaskan. Pipinya tembam dan ia paling pendek di antara teman-temannya.
Ketika Jimin mengusap surai Hoseok untuk menenangkan, ada satu anak lelaki yang memandang mereka berdua dari jauh. Anak itu paling pendiam di antara murid-muridku.
Namanya Min Yoongi.
Yoongi saat ini memandang Jimin dan Hoseok dengan pandangan sangat tajam membuatku merinding. Aku mengira Yoongi adalah anak nakal yang suka mengerjai anak lain, tetapi nyatanya aku salah besar.
Ia hanya anak pendiam dan selalu menemani Jimin bermain. Ia selalu berdiri di samping Jimin dan selalu menggenggam tangan mungil Jimin.
Semua tentang Jimin.
Dan mungkin sekarang Yoongi cemburu.
Ya Tuhan anak kecil saja sudah cinta-cintaan.
**
"Jungkook jangan melompat dari meja!" Teriakku panik saat melihat Jungkook sudah bersiap melompat dari meja belajar. Walau memang kaki meja itu pendek tetap saja itu berbahaya. Ditambah Jungkook itu gadis mungil.
"Cidak apa-apa ssaem, Kuki bica!"
Kepalaku rasanya pusing sekali. Jungkook adalah satu-satunya muridku yang susah sekali diatur. Ia selalu menjawab dan bilang, 'Kuki bica!'
"Jangan ya, Kookie. Kalau Kookie melompat nanti lantainya kesakitan," bohongku pelan. Lihat demi manjaga keselamatan muridku aku terpaksa bohong.
Jungkook terdiam dan berpikir sebentar kemudian melihatku lagi dengan mata bulatnya yang menggemaskan, "lantainya nanti cakit?"
KAMU SEDANG MEMBACA
YoonMin One Shot
Romanceお待たせしました! Kumpulan one shot uri Mini-mini couple! :3 Berbagai genre dan tema bakal ada di sini mwehehe #161 in YoonMin #17 in SuJi ❤