Dalam dua puluh lima tahun hidupnya, hanya dua kali Taehyung merasa seluruh oksigen seperti tak ada di sekelilingnya.
Pertama kali, saat ia melihat Sang Ibu pergi meninggalkannya. Lebih memilih pergi dengan pria lain. Di saat umurnya baru berusia 9 tahun. Taehyung saat itu menangis tersedu. Tidak siap dengan kenyataan bahwa ia harus kehilangan sosok Ibu yang sangat ia butuhkan.
Saat kedua, saat Jungkook merenggang nyawa. Seperti sekarang.
Pikirannya kalut. Untuk kedua kalinya Jungkook kecelakaan. Mungkin kali ini lebih parah, Taehyung tidak sanggup membayangkannya.
"Jungkook, kumohon bertahanlahㅡ
Bertahanlah untuk anak kita,"
ㅡㅡㅡ
Warning: namanya juga ff, jadi mpreg guise hehe
A little bitㅡor a lot?ㅡTaeKook wkwk
ㅡㅡㅡ
Jungkook hanya bisa terdiam. Entah sudah berapa lama ia terduduk di sebuah taman. Bukan taman biasa, ia tahu. Rumput, daun, bahkan sekelilingnya berwarna putih cerah. Bercahaya.
Ia awalnya duduk sendiri, tetapi sesosok bersayap datang menemaninya.
"Waktumu bukan sekarang," ucap sosok itu.
Jungkook awalnya tak paham tapi ia mengingat kejadian sebelum ia bisa datang ke tempat ini.
Ia bunuh diri.
"Bukankah aku melakukan dosa besar? Kenapa aku di sini? Terlebih, kenapa aku masih di sini?" Tanyanya bingung.
Sosok bersayap itu turut menduduki tempat di sebelah Jungkook dengan tenang, "belum waktunya. Aku sudah bilang sejak tadi,"
Belum juga Jungkook dapat merespon, sosok itu kembali menjawab, "dia layak hidup. Ia harus lahir,"
Seketika air mata yang sejak tadi Jungkook tahan rasanya ingin berlomba keluar.
Kenyataan bahwa ia hamil.
Ia bingung. Ia frustrasi.
Kekasihㅡbahkan tunangannya, dengan gamblang mengatakan ia bersyukur bahwa Jungkook adalah seorang pria. Tunangannya dengan gamblang pula mengatakan ia membenci wanita, berulang kali. Jungkook paham, tunangannya trauma akan masa lalu. Trauma dengan Sang Ibu.
Lalu bagaimana ia bisa menjelaskan bahwa ia hamil? Hamil berarti ia sama dengan wanitaㅡyang dibenci tunangannya?
Jungkook tidak sanggup membayangkan bagaimana Taehyung akan membuangnya seperti sampah, membuang mereka berdua.
Karena itu, ia memilih menyerah. Memilih mengakhiri hidupnya.
Namun, semua terasa sia-sia. Rasa menyesakkan itu masih hadir. Ia harus bagaimana lagi?
"Kalian sama-sama rapuh. Seharusnya kalian bisa saling menguatkan,"
Jungkook hanya bisa terdiam mendengar sosok bersayap itu. Sosok itu menghela napas pelan, "dia sudah tahu tentang kehadiran anak kalian, tidak usah cemas,"
Manik bulat Jungkook melebar. Bagaimana mungkin?
"'Bagaimana mungkin', katamu? Waktu kau mencoba bunuh diri kau dilarikan ke rumah sakit dan kau selamat. Kau pikir dokter tidak akan memberitahu kondisimu yang tengah mengandung kepada tunanganmu?"
Benar juga. Desis Jungkook.
Sosok bersayap itu tersenyum lembut, "kau bisa kembali sekarang. Jika kau siap. Aku akan membantumu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
YoonMin One Shot
Romansaお待たせしました! Kumpulan one shot uri Mini-mini couple! :3 Berbagai genre dan tema bakal ada di sini mwehehe #161 in YoonMin #17 in SuJi ❤