Won't You?

2.1K 220 10
                                    

Jimin dan Yoongi sudah berpacaran cukup lama. 7 bulan bagi Jimin yang mudah bosan nyatanya waktu tersebut cukup lama.

Tak menyangka seorang Min Yoongi mematahkan 'pacaran 3 bulan'nya. Setiap kali Jimin berkencan pasti hanya bertahan 3 bulan. Entah karena Jimin yang terus mengeluh bosan atau sang kekasih yang juga terlalu lelah menghadapi tingkah manja Jimin.

Mereka berdua tengah asik mengerjakan tugas kampus masing-masing di sebuah kafe. Yoongi yang merupakan mahasiswa akhir dan Jimin yang memasuki semester 4.

Kalau boleh jujur, sebenarnya Jimin tidak fokus dengan tugasnya. Sedaritadi manik jernihnya hanya memandang bibir sang kekasih lamat-lamat. Bagaimana bibir itu bergumam, bercebik, bahkan mengerucut tanpa sadar.

Jimin ingin sekali mencium bibir sang kekasih. Ingin sekali. Karena itu beberapa hari belakangan ini Jimin melakukan berbagai cara.

Seperti dengan sengaja memakan makanannya hingga belepotan, menyicipi minuman apa pun yang Yoongi pesan, menjilati bibirnya ketika mereka bertatapan, bahkan Jimin pernah terang-terangan menunjuk papan iklan dengan gambar dua orang berciuman.

"Hyung, aku mau," ucap Jimin lantang. Lelah juga ia lama-lama. Berbagai kode tidak sampai, benar-benar.

"Kau mau?" Tanya Yoongi santai. Jimin mengangguk heboh dengan senyum cerah.

Jimin pikir ia berhasil, nyatanya? Yoongi mengajak Jimin untuk membeli sebuah iklan yang diperagakan dua orang tersebut.

Ya, sebuah liptint.

Jimin kesal bukan main.

Karena itu Jimin menyerah. Jadi, sekarang ia hanya bisa menatap bibir kekasihnya dalam diam.

**

Yoongi sebenarnya tahu apa yang kekasih mungilnya inginkan, tetapi ia memang sengaja tidak memberikannya.

Lebih menyenangkan melihat wajah mengerucut Jimin. Lebih menggemaskan. Yoongi rasanya akan gila.

Ayolah, bagaimana ia tidak sadar bahwa kini Jimin diam-diam memandang bibirnya penuh minat? Bahkan maniknya sampai berbinar ingin?

"Yo, Hyung!"

Teriakan Hoseok membuat sepasang kekasih itu menoleh ke sumber suara. Jimin memandang tak suka. Kencannya dengan sang kekasih diganggu.

Hei, kalian kan tengah mengerjakan tugas bukannya kencan.

"Jimin-ah, kau belum menyelesaikan tugasmu?" Tanya Hoseok perhatian. Jimin melotot heboh mendengarnya. Dengan gesit Jimin mencubit paha Hoseok yang kini duduk di sebelahnya.

"Ya, Jiminie kenapa masih belum selesai, eoh?" Nahkan. Yoongi mulai melipat tangannya di depan dada. Kekasih mungilnya ini sedaritadi ingin sekali pergi ke kafe. Bilangnya akan mengerjakan tugas jika Yoongi menuruti keinginannya. Ternyata tidak. Mana bisa Jimin mengerjakan tugas jika sedaritadi memerhatikan bibir Yoongi terus?

"Hoseok-Hyung, sih!"

"Maaf, maaf. Ah, jangan-jangan kau mengajak Yoongi-Hyung ke kafe untuk ciuman yaㅡauch!"

Wajah Jimin memerah total. Bagaimana bisa Hoseok mengucapkan misi diam-diamnya itu? Sebagai reflek Jimin menendangㅡentah apa, kenapa Hoseok.

"Hyung!" Jimin malu. Rasanya seperti pencuri kecil yang ketahuan memaling. Kesal sekali rasanya. Yoongi yang mendengar hal itu hanya bisa terkekeh pelan.

"Jiminie selesaikan tugasmu,"

Jimin mengangguk patuh dengan wajah memelas.

***

Dalam perjalanan pulang Jimin masih merajuk. Setengah merajuk setengah malu, membuat suasana dalam mobil sangat hening. Yoongi menghembuskan napas pelas saat lampu merah.

"Kenapa diam?"

"..aku malu," jawab Jimin. Yoongi tersenyum.

"Sebenarnya Hyung tahu," ucap Yoongi kelewat santai. Jimin melotot dengan ucapan kekasihnya.

"Hyung tahu dan sengaja tidak menciumku?" Jimin tambah merajuk. Yoongi tertawa terbahak.

"Apa yang lucu? Ish, diam!" Dengan kesal Jimin mencubit paha dan lengan kekasihnya, "iya iya maaf,"

Jimin mengerucutkan bibirnya kesal. Alisnya menukik tajam. Wah, jika sudah seperti ini Yoongi akan didiamkan berhari-hari.

"Jiminie, tunggu sebentar lagi,"

Ucapan Yoongi membuat senyum Jimin merekah, "Hyung mau menciumku?"

Yoongi tersenyum miring, "Hyung akan memberikan lebih dari ciuman jika kau sabar menunggu sedikit lagiㅡ

Setidaknya saat kita sampai rumah,"

Ya, selamat mendapatkan hadiah dari kesabaranmu, Jimin.

***

End

YoonMin One ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang