Our Destiny

1.8K 173 57
                                    

A/n: Hai, long time no see:")
Kangen banget sama kalian hehe

○○○

Jimin merasa seluruh tubuhnya remuk. Seperti dihajar dengan beribu balok kayu. Sumpah, bukankah seharusnya hanya tangan kanannya yang sakit?

Ia mengedarkan pandangannya. Termenung. Kenapa masih bisa melihat? Masih bisa bernapas? Kenapa ia masih hidup?

Bukankah harusnya ia sudah meninggal?

***

Warning: plotnya berat, agak panjang juga:( tentang suicide.. yang gampang tertrigger jangan baca ya:"

Disclaimer: terinspirasi dari series BL Thai Until We Meet Again.

Dibaca pelan-pelan ya:")

Enjoy it!

***

Jimin tidak bisa berhenti memikirkan hal-hal yang seharusnya tidak lagi ia pikirkan. Dirinya yang seharusnya sudah tak lagi bernyawa sekarang malah masih bernapas di rumah sakit. Sial, ia dipaksa berpikir kemungkinan mengapa ia maaih hidup.

Seorang suster masuk sembari membawa kertas check up. Tersenyum manis padanya, "Tuan, mari saya periksa," ucapnya lembut. Seumur hidup, ini pertama kalinya Jimin berada di rumah sakit. Dulu, ia tidak mampu untuk pergi ke sini saat sakit. Ia hanya akan menahan hingga penyakit yang ia derita sembuh dengan sendirinya.

"Heum, susterㅡ"

Jimin terdiam sesaat. Suara ini. Suara siapa?

"ㅡitu.."

Lagi, lidah Jimin kelu.

Suara siapa itu? Suaranya kah? Bagaimana bisa? Tidak mungkin.

"Ya? Apa ada yang ingin Anda tanyakanㅡ

Tuan Jeon Jungkook?"

Jimin benar-benar tidak bisa memikirkan apa-apa lagi.

***

Sudah sehari pasca nama asing itu terlontar dari suster. Rasanya tidak masuk akal. Semuanya. Semua.

Dirinya yang masih hidup, dirinya yang masih bisa melihat dunia, dan dirinya dengan nama Jeon Jungkook.

Siapa dia?

Ayolah, namanya adalah Park Jimin.

Jika diperhatikan dengan seksama, seseorang dengan nama Jeon Jungkook ini terlihat sangat bugar. Badannya terbentuk, rahang tegas, wajah rupawan, dan suaranya indah. Benar-benar tak ada cela.

Mengapa Jungkook bisa sampai seperti ini? Jimin melihat sekilas hasil check up dan mengatakan Jungkook kecelakaan tunggal, mobilnya menabrak trotoar dengan kecepatan tinggi.

Itu.. bunuh diri kan?

Seseorang dengan tubuh nyaris sempura begini, bunuh diri? Jimin ingin tertawa.

"Siang, Tuan Jeon. Saatnya makan siang lalu pemeriksaan," suster itu kembali hadir masih dengan senyum manis. Jimin mengangguk pelan. Ia terdiam sebentar sebelum akhirnya memutuskan untuk bertanya hal yang tidak jadi ia tanyakan kemari.

"Anu, bagaimana aku bisa sampai di rumah sakit?"

Suster yang tadinya sibuk menaruh nampan menoleh lembut, "Anda ditolong oleh orang sekitar. Untunglah Anda dilarikan secepat mungkin. Terlambat sedikit bisa sangat gawat,"

Jimin meringis. Jika ingin bunuh diri kenapa harus di jalanan? Kan jadi gagal karena banyak orang lewat. Tidak pro sekali si Jungkook ini.

"Lalu apa keluargaku tahu?"

YoonMin One ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang