lubang di jalan.

855 130 47
                                    

"emangnya Sejeong kenapa?."tanya gua sama Jihoon yang langsung merubah raut wajah nya.
Dia terlihat sendu.Dia nggak kunjung jawab pertanyaan gua,dia terus menundukkan kepala dan memainkan jari jari di kedua tangannya.

"ada apa Hoon?."tanya lemah lembut gua memastikan kalo semuanya baik baik saja.

"Sebenarnya semalam kakak masuk rumah sakit."katanya lirih tanpa tenaga. "dia..mencoba memotong urat nadinya sendiri."

"hah?."

***

Seoul hospital.

"Di ruang ini kakak dirawat."Tunjuk Jihoon.

Gua dan Jihoon bergegas ke rumah sakit.Gua ingin memastikan kalo sejeong nggak kenapa kenapa.

Hah!..gua harus apa ya..?Dia rival gua tapi gua juga punya rasa kemanusiaan kan?Gua juga punya rasa khawatir soal keadaan dia.

"Semalam kakak kritis karena hampir kehabisan darah,syukurlah sekarang dia mulai membaik..semuanya berkat Daniel hyung!."Kisah Jihoon yang bikin gua flashback.

Semalam om Daniel panik banget sehabis menerima telepon itu.Dia..terburu buru karena alasan ini.Dia juga menyumbangkan darahnya untuk Sejeong?.Tapi..dia nggak ngasih tau apa apa sama gua.

Kok..gua mulai parno yah..Teringat wajah om Daniel begitu khawatirnya.Aku takut dia akan pindah jalur ke hati yang lain.Gua baru saja merasakan kalo Om Daniel..adalah milik gua.Gua takut bakal terlepas.

"Silakan masuk."
Jihoon membuka kan pintu kayu kamar rawat Sejeong.Namun setelah pintu itu terbuka lebar,retina mata gua menangkap seorang pria yang duduk lesu di sofa kamar itu.

Namun setelah pintu itu terbuka lebar,retina mata gua menangkap seorang pria yang duduk lesu di sofa kamar itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Om Daniel..!."panggil gua membuatnya menoleh.

"A.."katanya sedikit tertohok. "Ke..kenapa kamu disini?,Jihoon kamu yang membawanya?.kamu tahu kan kalo......"

"Iya hyung..aku cuma ingin memperjelas semuanya!.Ayolah..meskipun ini sulit buat kakak dia harus bisa menerima ini!.Jangan berbohong lagi karena tidak mau menyakiti kakak!.Cukup hyung.."jelas Jihoon.

"Niel~..Daniel.."
Suara seorang wanita bernada serak dan lemah membuat kita menghentikan perdebatan.Sejeong,Dia memanggil om Daniel dengan tangan nya bergemetar namun terlihat kukuh ingin menggapai om Daniel.

"A...aku disini.. Aku disini..tenang ya.."
Om Daniel berujar lembut menangkan Sejeong.Tangannya dengan terampil mengusap surai rambut Sejeong.

Itu semua ngebuat gua berfikir 'Apakah ini akhirnya?.yah dari awal gua pan emang kagak berjodoh sama om!.Kenapa gua masih baper terus ngarepin orang yang memang tidak ditakdirkan buat gua.'

Gua sadar sekarang sadar sesadar sadarnya.Kalo gua..nggak akan pernah mendapatkan Om Daniel.

Bib..bib.. Bib.. Bib..
Monitor detak jantung milik Sejeong terus berbunyi dan semakin cepat.

"Dokter shin..Dokter.."

Semua di ruang itu menjadi panik.Hingga beberapa perawat mengusir gua dari dalam ruangan itu.

***

"Kenapa cuma gua yang di usir?."tanya gua berdecih kesel.

"Cana~.."Panggil suara seorang pria yang gua kenal.

"Om Daniel.."

"Om..mau bicara sebentar.."

Om Daniel menarik gua ke taman kecil pekarangan depan rumah sakit itu.Dia duduk di bangku taman yang lekas gua ikuti.

"Cana tau kan keadaan Sejeong?."tanya om membuka pembicaraan.

"Ah.. Kayaknya gawat banget."

"Dokter bilang jika tekanan darah Sejeong naik itu bisa berakibat sangat fatal untuk dia.Om tidak ingin terjadi hal hal yang buruk."katanya yang gua iyakan. "Om..merasa bingung bercampur rasa bersalah yang amat dalam.Om adalah penyebab semua ini!."

"Om..Cana juga bersalah!."

"Ani..ini semua tanggung jawab om.."elak om Daniel. "Namun ada satu yang ingin om minta dari kamu..maafkan om sekali lagi."Kata om membuat gua nggak ngerti. "Melihat begitu depresi nya Sejeong..Hah~..maaf..sepertinya perceraian kita harus terus berjalan."

Apa ini?Om..bisakah om berbuat jahat pada Sejeong sedit saja?.Kenapa om rela mengubur perasaan om sama Cana!kata kata semalam itu benar kan?.Om bilang om mencintai Cana kan?.Itu main main aja ya?.

"A..begitu ya~..Ne~.. Cana..Cana nggak papa kok om!."jawab gua akhirnya.Lagi lagi gua berpura pura,Hah..gua harus apa jika nggak bilang iya?.

"Satu hal lagi..Semua warisan peninggalan papa..Kayaknya kamu lebih layak untuk memiliki itu."

"Hah?..magsud om?..ani.. Ani.. Cana nggak mau."

"Ku mohon..Itu adalah tanda permintaan maaf om..Ku mohon maaf kan om..maaf."

"Ne~."

"Besok om akan pindah dari rumah."

****

2 BULAN TELAH BERLALU.

"Surat perceraian."

Gua membaca surat di map hijau yang di alamatkan ke rumah ini.

"Cana.. Selamat kamu menjadi janda!."Kata lesu gua.Sungguh masa remaja yang sangat menyenangkan.

Ya!Beginilah gua.
Terlepas dari kehidupan gua yang lalu sekarang hidup gua cuma belajar belajar belajar,yaa sesekali main dengan gingsul dan nonton konser si buntel.

Sejak om Daniel pindah,gua udah nggak berurusan dengan dia lagi.Gua bahkan nggak tau persis di mana dia tinggal sekarang dan nggak mau tau juga.Meski kadang Jihoon datang dan menggoda gua buat bertemu om Daniel,gua selalu menolak..gua nggak mau karena..Gua nggak mau mengucik kebahagiaan Om Daniel dan Sejeong yang sudah begitu sempurna.
.
.
"Ini.."ucap Jihoon.

Hampir setiap hari ia berkunjung kerumah om Daniel yang sekarang udah jadi rumah gua.Gua juga heran kenapa dia rempong banget begitu?.Dia bilang dia hanya nggak mau gua kesepian.

"Apa ini?."Tanya gua menerima secarik kertas cantik dari tangan Jihoon,lalu seketika membaca tulisan di permukaan kertas tersebut,perasaan gua jadinya nggak enak banget.

"Itu undangan pertunangan Daniel hyung dan kakak!."

Maaf lama yha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf lama yha ..hehe.. Yang masih mau menunggu makasih dan yang udah voment makasih.Yang sider..makasih juga lah yah udah diem diem baca ni tulisan absurd cie cie cie.

Gua lagi sedih inget bentar lagi bulan desember ah...(<~tau apa artinya kan?)

CINTA ITU,OM DANIEL (- KANG DANIEL WANNA ONE-)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang