'Eomma, bogo sipda~'
Apa seseorang yang berdiri didepan etalase kaca yang penuh dengan gucci baik-baik saja?
Aku cemburu dengan orang mati. Aku iri dengan mereka. Tanpa perlu berpikir kedepan dan tidur dengan nyaman menjadi bintang diatas awan.
Tapi, akankah semuanya begitu? Bintang dan bersinar?atau tersiksa karena masalah yang tak kunjung usai?
Hidup hanya dua pilihan. bahagia atau mati tersiksa.
Aku bukan gadis lemah, menangis pun jarang. Hanya saja ini terlalu diluar dugaan. Melebihi apapun itu aku takut mati tapi aku ingin mati~
Ayo hitung mundur dari sekarang, 365 hari apa bisa bertahan atau akan rapuh seperti maple kering.
Setelah ini, diary hidupku akan penuh dengan kata kematian walaupun tak seorang pun mengharapkan itu. Ini selalu tentang waktu, waktu, dan waktu. Seberapa baik kah aku menghabiskannya. Karena setiap orang memiliki limit untuk bertahan
•••
"Dia mengidap kanker darah ~sejak 2 tahun lalu"
Tatapannya ikut meneduh ditambah binar-binar sayu diretina coklatnya. Ia mengangguk paham menyiratkan iba dan kasihan.
Lalisa Kim. Seorang suster rawat jalan berusia 24 tahun yang biasa disewa pasien penyakit berat seperti halnya kanker. Gadis cantik ini merangkap sebagai psikiater yang merujuk pada peningkatan mental pasien dalam masa pengobatan ataupun pemulihan setelah ataupun sebelum penanganan.
Dalam sertifikat kerjanya, Lisa ditugaskan langsung sebagai asisten dokter penyakit dalam untuk miyeongdong hospital. Hanya saja, ia lebih memilih untuk mendalami ilmu psikologi dalam kejiwaan.
Alhasil inilah pekerjaannya sekarang, medical server.
Ketiga orang itu berdiri di ambang pintu yang terbuka lebar. Persis menampakkan seorang pemuda tengah tertidur pulas diatas ranjang putih bersama selimut dan penghangat ruangan musim dingin dipojok kamarnya.
Rahangnya tegas, emeraldnya monolid, hidungnya mancung ditambah bibir yang slight dan surai hitam yang kelam. Dia terlihat seperti pemuda yang sehat. Namun kulit pucatnya melunturkan makna dari visual seindah pangeran. Berbeda jauh dari kulit normal pada umumnya, bahkan tubuh itu seperti tak dialiri darah, yang jelas pemuda tersebut memiliki salah satu ciri pengidap kanker darah yang tak punya harapan hidup lebih dari 5 tahun.
"Nak, kami akan pergi setelah ini. Tolong jaga dia dan -cobalah untuk ajak kemoterapi. "
"Aku tak janji nyonya, tapi akan aku usahakan"
Lisa kembali memperhatikannya. Tersenyum lembut saat kelopak sang pemuda mulai merekah. Bangun dari peraduannya tanpa terusik sama sekali.
"Tae, eomma dan appa akan segera terbang ke London. Ini Lalisa Kim, suster pengurusmu selama kami pergi"
"Senang bertemu dengan anda~ aku, Lalisa Kim"
Jemari sang gadis terulur menunggu balasan dari seberangnya, beberapa detik hingga jemari itu menyatu dan tatapannya saling hinggap masuk keretina membentuk bayangan siluet hitam nan dalam. Menatap, meresapi, hingga bertemu.
"Aku, Kim Taehyung~"
📖Death note
Aku menghitung hari untuk diriku sendiri, setelah satu tahun kedepan aku harap hati ini tak pernah ada yang melabuhi, tapi ternyata semua salah.
Dia Kim Taehyung, sama sepertiku hanya saja umurnya lebih panjang tiga tahun. Miris sekali, aku seorang suster dan dia pasienku berlomba-lomba memendekkan umur. Huhhh, fighting lalisa. Aku belum ingin mati.
love at the first sight, kim taehyung💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Time
FanfictionREPUBLISH TAELICE SHIPPER Setelah ini, diary hidupku akan penuh dengan kata kematian walaupun tak seorang pun mengharapkan itu. Ini selalu tentang waktu, waktu, dan waktu. Seberapa baik kah aku menghabiskannya. Karena setiap orang memiliki batas unt...