Sekali lagi, atau mungkin berulang kali, aku sangat senang saat mengatakan mereka akan terus bersama. Kim taehyung dan lalisa. Thats a point.
🖤
Deru mesin mobil yang nyaris tak memekakkan telinga, perlahan mulai memasuki area basement sky building dimana lalisa tinggal. Ia memutuskan untuk menggendong lily saat menemukan gadis kecil itu telah terlelap tanpa suara. Lisa tersenyum dalam langkahnya. Terkadang, ada selintas memori yang terselip saat dirinya tengah sendiri, seperti sekarang. Tempo hari lalu juga termasuk. Saat dimana taehyung berada dalam jarak pandangnya, namun terasa sangat sulit untuk diraih. Lisa berharap, dewi keberuntungan akan berpihak padanya dan mengikis jarak yang ada diantara mereka.
Klek
“Sudah pulang ya?” rose menyembulkan presensinya dari balik dinding dapur dengan atribut celemek bermotif mawar dan tak lupa, sebuah spatula stainless yang ia genggam ditangan kanan. ia mengulum senyum cerah, lalu menghampiri lisa dengan tatapan bangga, barangkali senang bisa jadi. Rose mengusap punggung lily dengan lembut, lalu tersenyum sekali lagi.
“hei, jimin oppa memberikanmu jatah apa sih, hati-hati gigimu akan kering kalau tersenyum terus”
“Haish, aku prediksi, kalau kau yang sebentar lagi akan tersenyum tanpa henti. Aku memegang kartu ace mu” kikiknya
“well, terserah. Aku mau tidur.” Pungkas lisa segera beranjak dari sana, namun berat badannya seakan tertinggal dibelakang membuat gadis itu mau tak mau berbalik menghadap rose yang menarik lengannya.
“Ada tamu untukmu”
“Heol, aku tak punya janji dengan siapapun”
“dengarkan dulu!” sentak rose
“hmmmm, lily ternyata beraat juga. Jangan lama-lama” kesal lisa membuat rose memutar bola mata malas dan mencebik geram sekali lagi. Untung adik ipar, kalau bukan ya, jangan harap. “Tidurkan lily dikamarku, lalu cepatlah pergi kekamar”
“Yaaaaaaaaaaaaaaa” lisa berucap dengan nada malas lalu segara melangkah pergi, menyisakan rose dengan secercah senyuman yang tak bisa ia bendung lagi.
“Kita akan bahagia, bersama lice”
🖤
S
atu tangga, dua tangga, tiga, empat, lima hingga yang terakhir. Lisa bisa melihat bahwa pintu kamarnya nampak terbuka seperempat. Lampu dalamnya sudah hidup, tapi tak terdengar suara sedikitpun dari sana. Rose bilang tadi ada tamu untuknya, tapi sekali lagi, kamar itu terlihat kosong tanpa seseorang. Lisa acuh. Dia berjalan cepat, membuka pintu itu dengan tergesa, lalu menutupnya dengan kuat. Ah, rasanya tubuhnya remuk. Praktik dokter hari ini sangat sibuk, tak ada waktu untuk menemani lily main tadi, jadi lisa berniatan untuk tidur bersama lily malam ini.
Ia berbalik, melemparkan tas tangannya keatas kasur. Melepas cepolan di rambutnya lalu melempar pita itu sembarang. Sekali lagi, dan lisa dengan tergesa-gesa menanggalkan jas dokternya lalu melemparnya keatas kasur menyisakan dress polkadot merah yang ia kenakan. Gadis itu belum menyadari, jika taehyung ada disana. Jadi, pemuda itu hanya diam sembari memperhatikan lisa yang nampak penasaran saat menemukan sebuah jas pria tergeletak diatas kasurnya.
"Ini jas siapa? Aku tak punya jas sebesar ini, apa jimin oppa sudah pulang dan main ke kamar ku tadi? Atau gimana sih"
Lisa meneliti jas itu. Membolak-balikkannya untuk menemukan petunjuk. Namun, ketika ia sibuk melakukannya, sekilas, ada suara rendah yang mengiterupsi. Menegangkan seluruh saraf sang gadis hingga membuatnya tak berani untuk menoleh kebelakang. "Lisa" nada yang sangat ia rindukan. Rendah dan menggetarkan hati dalam sekali dengar. Merasuk ke relung hati hingga menyuarakan setitik kerinduan yang amat terdalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time
FanfictionREPUBLISH TAELICE SHIPPER Setelah ini, diary hidupku akan penuh dengan kata kematian walaupun tak seorang pun mengharapkan itu. Ini selalu tentang waktu, waktu, dan waktu. Seberapa baik kah aku menghabiskannya. Karena setiap orang memiliki batas unt...