2

4.6K 539 31
                                    

Oke, jadi mungkin cerita ini sedikit sedih ya😂 gak Taehyung nya, gak Lisa nya. Takdirnya jelek disini:v

Terus tadi ada yang lucu nih, di The truth untold ada yang komen gini, "Lisa sama Tae keknya udh ditakdirkan karena sakitnya gantian ya."😂

Gak tau aja dia di sini mereka juga sakit😂 ya Allah jahat banget author nya, kesayangan purpleheart kita😭

But, mau gimanapun diawal, diakhir bakal kubuat happy ending kok😊, kalem ya😂

Udah deh, happy reading aja tsay muach😘

Kalo suka silahkan divote, kalo gak srek jangan di vote beb, untuk menjadi pembelajaran kalo aku masih banyak kurangnya. Dengan begitu aku bisa lebih memperbaiki🤗 iya, aku emang beda😂

 Dengan begitu aku bisa lebih memperbaiki🤗 iya, aku emang beda😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Jadi, mulai sekarang ini Lalice-ku akan tinggal dengan Kim Taehyung itu ya?"

"Hmmm, sekarang dia bagian dari pekerjaanku."

Gadis dengan surai merahnya kembali menyesap sekotak banana milk ditangan . Lengkap memakai jas putih kebanggaan dokter dan sematan name tag dibagian dada kiri bertuliskan Roseanne Park.

"Bagaimana hubunganmu dengan jimin oppa?" jemarinya sibuk berkutat memainkan kubik-rubiknya. Berseru tanpa melihat lawan bicara. You can feel that, ini hanyalah pertanyaan pengalihan dari sang gadis yang terus memikirkan diagnosa namjoon park terhadap dirinya tempo hari lalu.

'Mimisan, mudah lelah, berkeringat dimalam hari, dan sakit kepala terus menerus. Lalisa kau?'

'Aku kenapa?'

Srak srak(bunyi kubik rubik yang diputar)

"Seperti biasa dia selalu begitu" kata Rose

'Stadium 2' dokter namjoon park melanjutkan ucapannya.

'Apa maksudmu?' kejut Lisa

Rose menyatukan jemarinya erat diatas meja kerja, "dua hari ini dia selalu menanyaimu lice"

Srak srak

'Kanker otak'

'Aku tak paham sungguh, bisa kau katakan langsung padaku?'

"Ya, dia bilang "tolong hubungi aku setelah hasil lab adikku keluar". Tapi Lice, kakakmu itu memang aneh ya, akhir-akhir ini dia sering bicara padaku mengenai pasiennya yang terkena kanker otak, dasar gila~ apa dia mendoakan mu terkena kanker otak? Duh, Benar-benar tak bisa dipercaya" nada suara Rose terdengar kesal.

Srak srak

'Ya, kau mengidap kanker otak'

"Lice"

"Aku memvonismu 1 tahun untuk harapan hidup"

"Lice" panggil Rose sekali lagi

Srak srak

Bruk

Rubik itu terjatuh bagai tanpa beban, berputar diatas licinnya lantai. tangan Lisa bergetar hebat. Keringatnya mengalir sebiji jagung hingga ke leher, wajahnya pucat pasih, dan Rose masih disana dengan ekspresi bingung. Hening, senyap. Tak ada yang bergerak. Diam ditempat dan mematung.

"Lice, Lalisa, Lalisa Kim" teriak Rose melapalkan nama sahabatnya.

Telinga Lisa berdenging tak karuan, kepalanya berputar bagai ada sebuah batu besar menempel disana. Bahkan suara Rose hanya seperti bayang- bayang yang lambat laun hilang diterpa angin.

"Lice, are you okay?" Teriaknya kembali pada Lisa. Jemari Rose turut pula mengguncang pundak sang gadis yang masih terpaku ditempat

"Lice, hidungmu berdarahhhhh..."

Lisa menyadarkan dirinya, nyawanya kembali tertarik ke dunia nyata saat tubuhnya dihentak keras oleh Rose. Manik pualam itu langsung saja bersinggungan dengan wajah gadis dihadapannya yang terlihat panik tak karuan.

"Ini, bersihkan dengan ini" pinta Rose menjulurkan beberapa lembar tisu kepada Lisa.

"Big thanks"

"Gwencanha?"

"Ne,"

"Diam disini, akan aku ambilkan vitamin untukmu" Ucapnya hendak melangkah namun, tangan sang gadis ditarik erat oleh sahabatnya yang masih terlihat sibuk dengan tisu nya.

"Tidak, aku akan pulang sekarang. lagian punyaku masih banyak dirumah" Sergap Lisa, segera menyabet tas hitam celine nya dengan kasar. Ia melangkah dengan tergesa dengan hidung yang tersumpal gulungan tisu.

"Tolong katakan pada jimin oppa kalau aku baik-baik saja" Lalu Lisa memutar kenop pintu didepannya dengan perlahan.

"Cepat ambil hasil lab-mu dan katakan padanya sesegera mungkin. Sejujurnya dia sangat mengkhawatirkan mu"

Gadis itu balas mengangguk, tersenyum penuh arti dibalik rambutnya yang menjuntai.

'Sudah pasti aku akan mengecewakannya'

Kemudian melangkah pergi secepat mungkin tanpa kalimat perpisahan pada gadis yang ia punggungi dibelakang.

"Lisa, kau selalu bisa membuat orang lain khawatir" gumam Rose disertai gelengan pada kepalanya.









Death note🖤

Jika ini takdir ku, itu tak masalah. Hanya saja, jangan biarkan orang- orang yang ku sayangi khawatir.

Gadis ini akan segera pergi jadi jangan terlalu mencemaskan ku.
Jimin oppa, Rossie💜

TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang