🖤
Seorang perempuan yang nampak elegan, membawa tungkainya memasuki ruang kamar inap bertuliskan tiga nol enam dengan sekeranjang buah-buahan ditangan kanan. Tanpa mengetuk, dan menerobos pintu itu dengan meloloskan senyum terbaiknya atau— yang lebih tepat, menyiratkan sebuah paksaan.
“Annyeong haseyo”
“Irene sunbae!!!” Lisa segera mendudukkan dirinya, dibantu dengan rose yang menumpu kedua lengan si gadis. Tersenyum cerah saat sunbae-nya memeluk sang gadis penuh perasaan. Ayolah, siapa yang masih tegar saat melihat matahari didepanmu tiba-tiba jatuh sakit dengan segala kemungkinan yang tak akan pernah bisa sembuh. Begitu pula yang dirasakan irene saat ia mendapat kabar bahwa lisa masuk kerumah sakit dan mengidap penyakit berat sejenis kanker. Rasanya seperti terlempar kealam mimpi lalu ditarik paksa untuk menghadapi kenyataannya. Rasanya itu juga seperti kau sedang tidur pulas lalu dibangunkan dengan teriakkan kebakaran. Menjengkelkan. Semua ini sukses membuat air matanya jatuh dipundak lisa tak sengaja.
“eoh sunbae, ada apa?” ia mendorong pelan guna melepas pelukan mereka. Dan seketika bambinya membulat saat mendapati perempuan yang empat tahun lebih tua darinya menangis pilu.
Lisa mengamati. pundak yang bergetar hebat, tatapan iba, dan juga putus asa. Ahh, ia menyesal harus menjadi penyebab kesedihan ini. Maka dari itu, lisa perlahan meraih kedua tangan irene, dan menggenggamnya dengan lembut.
“Sunbae, melihat reaksi kalian seperti ini membuatku benar-benar kacau. Tak hanya kau tapi semuanya. Tiba-tiba saja kalian memberikan waktu lebih agar bisa bersamaku. Rose mengambil cuti, dan jimin-oppa, pagi-pagi sekali sudah berkunjung kemari membawakan strawberry coklat kesukaanku, lalu sekarang kau datang padahal kurasa, jadwal praktekmu masih berjalan hingga sore nanti. Jadi, waktu ku memang tak banyak lagi ya untuk bisa melihat kalian?”
“Aniyo, bahkan alasanku kesini untuk bisa memberimu semangat agar tetap bertahan”
Cukup sudah, seorang gadis lain yang berdiri disamping lisa memilih untuk meninggalkan ruangan itu. Dadanya terasa sesak, penuh dengan desakan-desakan rasa yang menyayat hati. Kakinya terayun, sedangkan jemari kanan sang gadis mulai memutar kenop pintu tanpa menghiraukan panggilan dari lisa.
“Rose”
“Halo”
Rose tersentak. Tubuhnya nyaris terkena daun pintu andai saja ia tak segera memundurkan diri kebelakang. Oh, hanya taehyung rupanya. Rose segera menerobos pemuda itu tanpa memperdulikan teriakan lisa dan membuat sang gadis menggeleng-geleng kesal.
“Dia kenapa?”
“lagi sensi. Hormon perasanya terlalu berlebih”
Taehyung menatap tak tertarik lalu mengulas senyumnya pada irene yang sudah berdiri disamping ranjang lisa.
“Senang bertemu denganmu, perkenalkan aku kim taehyung, kekasih nona lalisa kim” Bungkuknya sembilan puluh derajat.
“Yak!!!”
Plak. “Awwww” Satu tamparan keras bersarang di lengan kanan sang pemuda. Tak terlalu sakit, tapi sukses menimbulkan bekas kemerahan yang tercetak jelas membentuk lima buah jari tangan. Uuuuu, ternyata lisa kuat juga yeorobun. hahahah
“Ahh manisnya” irene menepuk-nepuk puncak kepala lisa lalu tersenyum begitu anggun. Ia memeluk gadis itu dan meraih tangannya. Tatapan penuh kesedihan. lisa benci ini. Dia memang akan mati tapi berharap tak ada rasa sedih yang akan ia tinggalkan nanti. Melihat mereka seperti ini malah akan memunculkan rasa bersalahnya ke permukaan.
“Lalisa kim, berjanjilah akan sembuh dan kembali ke myeongdong hospital untuk jadi asistenku. Nan gidareoyo”
“Ne, of course”
“Sunbae mu ini akan pergi dulu ya, jangan lupa minum obat teratur dan istirahat sepenuhnya. Aku percayakan lisa padamu kim taehyung.”
Irene berlalu segera setelah mendapatkan anggukan tegas dari pemuda itu. Well, lalu sekarang apa? Hanya tersisa taehyung dan lisa disini. Bahkan gadis itu malah membaringkan dirinya kembali dengan santai. Oh iya, mengenai hubungan mereka, kedua insan itu jadi lebih terbuka. Maksudku lebih mudah mengutarakan pendapat, dan hobi bercanda. Setelah dipindahkan diruang rawat biasa, pembawaan lisa jadi lebih akrab dan sering melakukan sesuatu seenaknya. Kalau katanya sih, “Hiya, aku akan menikmati hidupku dengan bahagia. Jadi, anggaplah aku berubah jadi alien sepertimu kim taehyung”
“Lalu sekarang apa?”
Bruk. Taehyung melemparkan sebuah benda diatas selimut sang gadis. Tak terlalu kuat, buktinya lisa malah tersenyum lebar setelah taehyung melakukan itu.
“Kyaaa, death note ku”
Ia memeluk benda berlembar itu seperti boneka beruang dengan erat. Bergoyang kekanan kekiri seraya bergumam seperti bocah kecil yang tengah melapalkan sebuah nyanyian.
“Aigoo, aku bahkan merasa mau mati jika tak melihatnya sehari saja”
“Heh, aku juga bakal mati jika kau merasa mati” ujar taehyung melewatinya dengan santai sekaligus mengacak rambut gadis itu.
Deg
“Aku suka jika taehyung perhatian seperti ini.” Tipis, sangat tipis. Bahkan mungkin taehyung tak menangkapnya. Gadis itu malah menunduk sekarang, menahan air matanya yang sudah berlinang sekali lagi.
“Andwae, jangan sekarang, hiks hiks hiks”
taehyung berhenti dan berbalik secepat mungkin kearah lisa. Mendengar isakan itu, mulai membuatnya kesal kembali.
“Yak!!! Kau menangis? Lagi? Berhentilah!” Taehyung meregkuh tubuh gadis itu. Sedangkan lisa, tanpa ia sadar jemarinya sudah menjalar memeluk pinggang taehyung.
Lisa rasa, memang seharusnya ia sesekali bersikap lemah seperti ini. Setidaknya, hanya didepan taehyung saja, karena ia sungguh berniat untuk tak ada yang ditutupi antara mereka."Jangan coba-coba untuk mengisi buku diary mu itu lagi."
Taehyung tersenyum, kembali mengusap surai lembut itu, saat ia merasakan pergerakan kecil didadanya sendiri. Iya lisa mengangguk. Tapi tidak dihatinya. Death note itu, adalah jalan pelepas emosi yang ia miliki seleluasa. Dengan siapa lagi ia akan mencurahkan isi hati tanpa orang-orang tahu masalah terberatnya. Dan mungkin saja, alur hidupnya ini bisa di jadi kan sebuah cerita pengenang untuk jimin, rose dan juga semoga saja kim taehyung."Ada kabar gembira"
Lisa mendongak sesaat setelah taehyung menginterupsinya"Apa?"
"Ayo main ke taman. Dokter bilang kau sudah boleh keluar"
Death note🖤
Halo, ini lalisa kim. Apa kabar? Ya aku baik-baik saja. Sudah cukup baik malahan. Dan terima kasih pada tuhan karena telah memberi kesempatan untukku bisa bernapas kembali
Kemarin itu rasanya sakit. Aku bahkan tidak bisa bernapas dengan baik, saat tiba-tiba raga ini menangis pilu. Untuk jimin oppa, dan juga rose. Terima kasih banyak karena kalian telah memberikan waktu luang untukku. Perlahan tapi pasti, aku mengerti dan paham rasanya akan meninggalkan. Apalagi tentang rasa sedih.
Buat Taehyung, aku benar-benar akan mengatakan ini saat aku pergi nanti.
"Taehyung, aku rindu" 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Time
FanfictionREPUBLISH TAELICE SHIPPER Setelah ini, diary hidupku akan penuh dengan kata kematian walaupun tak seorang pun mengharapkan itu. Ini selalu tentang waktu, waktu, dan waktu. Seberapa baik kah aku menghabiskannya. Karena setiap orang memiliki batas unt...