22

16.8K 1.8K 393
                                    

pagi ini, guru kim berniat untuk memata-matai pak moon lagi. dia sedang berdiri di depan pintu masuk sekolah. dengan jaket dan topinya. kemarin malam sehabis dari kamar muridnya, dia langsung menghubungi kepala sekolah oh untuk menjelaskan apa yang dia dapat dan meminta izin untuk tidak mengajar hari ini karna ingin cepat menyelesaikan kasus.

'ini sudah hampir siang. seharusnya dia sudah keluar dari tadi. apa dia tidak mempunyai rencana hari ini?' batin guru kim yang melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 9.30. pasalnya, dia sudah berdiri bersembunyi di pintu sekolah dari jam 7.30.

"itu dia" gunam guru kim melihat sosok yang dia tunggu dan guru kim langsung mengikutinya dengan jarak yang lumayan jauh.

pak moon berjalan cepat masuk ke asrama lalu menuju lorong kamar murid yang selama ini dia amati. dia melihat-lihat 4 pintu kamarnya satu persatu. wajahnya sangat serius dan tergesa-gesa sampai matanya menyipit mencari sesuatu. pak moon lumayan lama melihat-lihat dan saat melihat gagang-gagang pintu kamar itu,

"ah ini dia" bisik pak moon hingga sangat pelan nyaris tidak terdengar. dia segera mengambil bulatan kecil hitam yang di pasang di baut gagang pintu kamar markmin.

'pantas saja anak-anak tidak menyadarinya. ini sangat kecil dan hampir sama dengan baut-baut itu. baiklah berarti semuanya di pasang di gagang pintu' batin pak moon.

pluk

pundak pak moon di tepuk oleh seseorang hingga dia terkejut dan bulatan hitam tersebut jatuh.

"se-" ucapan orang tersebut terhenti karena pak moon membungkamnya dengan tangan saat dia tau siapa orang itu. dan tangan satu lagi mengisyaratkan untuk diam.

"kumohon tenang lah. aku akan menjelaskannya sehabis aku mengambil semuanya" bisik pak moon.

ya, itu adalah guru kim. dia melihat gerak gerik pak moon yang mencurigakan dan saat dia melihat pak moon seperti mengambil sesuatu, guru kim langsung menghampirinya karna takut akan terjadi hal yang tidak di inginkan lagi pada muridnya.

pak moon mengambil bulatan hitam itu yang jatuh dan mengambil 3 sisanya yang masih menempel di gagang pintu lalu dia genggam dengan erat. merasa dia sudah selesai dengan yang dia cari, pak moon menarik guru kim pergi dari lorong itu dengan cepat.

"kau-" ucapan guru kim terpotong lagi saat pak moon langsung mengisyaratkan diam lagi.

mereka keluar dari asrama menuju lapangan sekolah yang membataskan sekolah dan asrama. guru kim terus mengikuti pak moon dan saat mereka berada di tangga lapangan, pak moon meletakkan 4 bulatan itu di tanah lalu menginjaknya hingga hancur.

"maaf kan aku guru kim. silahkan bicara" ucap pak moon sambil membungkuk meminta maaf.

"jelaskan semuanya" ucap gurukim dengan wajah yang sangat dingin.

"baiklah tapi tidak di sini"

"apa maksudmu?"

"ini akan berbahaya bila ada yang melihat kau dan aku berinteraksi sekarang. ku mohon guru kim sebaiknya kita bicarakan ini di luar sekolah maupun asrama"

mendengar ucapan itu gurukim memasang wajah bingung. dia berfikir sejenak lalu mengiyakan permintaan pak moon tadi. untung saja dia sudah membawa kunci mobilnya jadi dia bisa langsung pergi.

mereka langsung berjalan cepat ke arah parkiran asrama lalu buru-buru masuk kedalam mobil guru kim. mereka memasang sabuk pengaman lalu guru kim melajukan mobilnya lumayan cepat keluar dari wilayah asrama.

"lalu kita mau kemana?" tanya pak moon.

"ikuti aku saja" jawab guru kim.

di perjalanan, mereka berdua tidak mengeluarkan satu kata apapun. hanya ada suara mobil guru kim yang terdengar. mereka sibuk dengan fikiran masing-masing. merasa sudah lumayan jauh dari wilayah sekolah, guru kim memarkirkan mobilnya di bahu jalan yang sepi. seperti jalanan yang baru, jadi masih jarang kendaraan yang berlalu-lalang.

So beautiful my roomate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang