part44-why?

10K 493 101
                                    

Vomment please:)

Happy reading guys😚😚😚









Alfa memasuki kelas dengan wajah datarnya. Disampingnya,vania masih setia bergelanyut manja bak monyet ragunan nyasar

Ketiga sahabatnya yang semula bercanda ria langsung menghentikan tawanya saat melihat alfa memasuki kelas begitupun siswa lainnya yang ada di kelas itu. Raka berdiri dari duduknya lalu pergi begitu saja dari kelas. Pemandangan itu cukup membuatnya emosi jadi dia lebih memilih menghindar daripada mengingkari janjinya pada dea untuk tidak melukai alfa.

Alfa berjalan kearah bangkunya lalu duduk disitu. Suasana kelas masih terlihat hening. Leo dan aldi memandang vania sinis yang dibalas tatapan tak kalah sinisnya dari gadis itu. Para murid mulai berbisik akan hal itu,terutama tentang vania yang seperti gadis tak tau malu

"Ih murid baru itu centil ya"

"Iya. Denger-denger ya tadi di toilet alfa sama dea berantem tapi gatau bener apa nggak"

"Nah ga salah lagi nih pasti vania penyebabnya"

"Kasian dea ya padahal baik anaknya"

"Tapi katanya dea yang salah makanya alfa sama vania tapi bener nggaknya gue juga gak tau"

Para penggosip sudah bersuara. Alfa kembali teringat kejadian tadi. Sebenarnya dia sangat khawatir pada gadisnya namun ia akan mendiamkannya sampai dea mengakui kesalahannya. Memang kebanyakan murid percaya bahwa dea tidak bersalah mengingat betapa baik dan ramahnya gadis itu,namun bukankah tadi sudah jelas bahwa vania terjatuh di lantai sambil menangis lalu mengatakan bahwa dea yang melakukannya?setidaknya itulah yang ada di pemikiran alfa

"Faro aku duduk disini ya sama kamu" kata vania dengan nada merengek yang malah terkesan jijik jika di dengarkan

"Eh nenek lampir enak aja mau duduk disitu. Itu tempat gue enak aja main duduk-duduk lo kira sekolah ga bayar apa" kata leo menyahuti dari depan

Memang leo duduk bersama alfa sedangkan aldi bersama raka dibangku depan alfa. Kalau di tanya alasannya maka leo akan menjawab 'punya temen pinter tuh harus dimanfaatin biar pinternya berfaedah. Percuma pinter kalo dianggurin,kayak nemu berlian trus dilewatin gitu aja' begitulah jawaban leo saat ditanya mengapa ia betah duduk bersama alfa yang dinginnya melebihi es doger itu

"Lo gak usah ikut campur terus deh gue bicara sama faro bukan sama lo" kata vania kesal yang dibalas tatapan sinis dari leo sedangkan aldi hanya diam tanpa mau ikut dalam perdebatan leo dan vania yang tak akan pernah ada habisnya

Alfa hanya diam melihat perdebatan keduanya. Pikirannya masih dipenuhi oleh dea. Ingin rasanya ia berlari ke kelas dea lalu memeluk gadisnya dengan erat,namun rasa kecewa masih menguasainya. Bukan tanpa alasan ia kecewa pada dea,ia hanya tidak ingin dea kasar pada orang lain. Ia sungguh tidak memiliki perasaan apapun pada vania tapi secuil rasa rindu seolah menguasainya saat pertama bertemu vania setelah sekian lama. Pantas saja rasa rindu menghampirinya mengingat vania dulu pernah mengisi hari harinya

Vania,gadis itu selalu membuat alfa berdebar hanya karena melihat senyumnya. Tawanya menjadi kesenangan tersendiri bagi alfa,tapi itu dulu sebelum bidadari sebenarnya datang lalu memporak porandakkan hati alfa saat itu juga. Dulu meskipun pernah menjalin hubungan dengan vania,alfa tidak pernah seposesif itu. Berbeda dengan dea,alfa selalu mengahawatirkan,merindukan,dan ingin selalu melihat muka kesal gadis itu. Alfa seakan tak rela jika gadis manis itu meninggalkannya, seolah tuhan sudah memberi tau bahwa gadis itu adalah jodohnya,ya semoga saja.

Alfa masih tenggelam dalam lamunannya mengabaikan vania yang mengoceh bak burung beo disampingnya

"Ihh faro kamu dengerin aku gak sih?" Tanya vania kesal karena alfa terlihat mengabaikannya

My Ketos Is Prince IceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang