Part 3

192K 2.9K 47
                                    

Kelas Jenni sudah berakhir sejak satu jam yang lalu, tapi belum juga ada tanda-tanda ia akan pulang. Saat ini ia sedang berada di kantin bersama dengan dua orang temannya, Kathy dan Sherly.

"Jenni, kenapa kemarin kau tidak jadi datang? Padahal kami sudah menunggumu." Ujar Sherly sebelum menyeruput minumannya.

"Iya, padahal sebelumnya kau bilang akan datang." Kata Kathy menimpali ucapan Sherly.

Jenni gugup saat ditanya seperti ini oleh kedua temannya. Kemarin ia dengan sangat yakin mengatakan akan datang, tapi pada akhirnya tidak. Saat akan mengabari kedua temannya ini, tapi kedatangan Aaron membuatnya lupa akan hal itu. Pria itu bahkan sengaja mendurinya agar tidak bisa pergi keluar.

Jenni tidak habis pikir, kenapa Aaron seperti itu? Ia kan hanya keluar untuk bertemu dengan teman-temannya, itu saja. Tapi pria itu dengan tegas melarangnya. Memangnya kenapa? Lagipula Jenni kan tidak merepotkan pria itu.

"Jenni, kenapa kau malah melamun?" tanya Kathy yang langsung membuyarkan lamunan Jenni.

"Maaf." Balas Jenni tak enak hati.

"Kau belum menjawab pertanyaan kami. Kenapa kemarin kau tidak jadi datang?" ucap Sherly.

"Aku---"

"Karena aku tidak memberinya izin untuk pergi." Ujar Aaron yang tiba-tiba saja sudah berada disana.

"Kakak? Apa yang kau lakukan disini?" kaget Jenni.

"Apalagi yang aku lakukan selain menjemput adikku. Kuliah sudah berakhir sejak satu jam yang lalu, tapi ia tidak langsung pulang ke rumah." Jelas Aaron.

Kathy dan Sherly tidak bisa ikut campur dalam pembicaraan Jenni dan juga kakak tampannya. Mereka sudah tau jika pria itu sangat over protective pada Jenni.

"Aku hanya ingin mengobrol sebentar dengan mereka." Kata Jenni.

Salah satu alis Aaron terangkat. "Sebentar? Menurutku satu jam itu bukan waktu yang sebentar."

"Kalian, apa bisa tinggalkan kami?" lanjut Aaron pada Kathy dan juga Sherly.

Kedua teman Jenni itu langsung menganggukan kepalanya. "Kalau begitu kami pergi dulu. Sampai jumpa besok, Jenni."

Jenni menghembuskan nafasnya kasar mendengar ucapan mereka. Bukannya membantu, mereka berdua malah pergi meninggalkannya begitu saja.

"Jadi rupanya kau sudah mulai berani ya? Jam kuliahmu sudah berakhir, namun kau tidak langsung pulang ke rumah." Tutur Aaron dengan nada rendahnya.

"Aku hanya ingin menghabiskan waktu dengan teman-temanku.Karena kemarin aku tidak jadi datang untuk bertemu mereka." Jelas Jenni.

Aaron menggenggam tangan Jenni. "Ayo ikut aku!"

"Kemana?" tanya Jenni.

"Kemana saja." Balas Aaron.

"Tidak, aku akan pulang saja. Lebih baik kau kembali ke kantor!" tolak Jenni.

"Jangan membantah Jenni!" tegas Aaron.

"Ikut aku! Atau aku akan menciummu di tempat ini sekarang juga!" tambah Aaron.

Jenni menghembuskan nafasnya kasar mendengar ancaman kakak tirinya ini. Dengan malas, ia berdiri lalu segera pergi meninggalkan kantin. Hal itu membuat Aaron tersenyum, dengan cepat ia menyusul wanita pujaannya itu. Kepergian mereka berdua tak lepas dari pandangan orang lain yang ada di kantin tersebut.

Siapa sih yang tidak kenal dengan keluarga Hernandez? Keluarga terkaya sekaligus terpandang. Mungkin mereka sudah sering melihat Jenni di kampus, tapi tidak dengan Aaron. Pria itu sangat sulit untuk ditemui secara langsung, apalagi oleh orang biasa.

Affair with My Step-Brother ✔  [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang