Dua orang siswa tengah berjuang melakukan misi mulia di belakang sekolah. Mereka saling bahu membahu mengawasi keadaan supaya misi berjalan dengan lancar.
"Shan buruan nanti ada guru." ujar Rey berbisik. Reyno Alan Guantara, seorang pentolan anak GL yang merupakan mantan ketua Altero. Sementara temannya bernama Bryan Shani Mara. Teman semasa kecilnya yang sangat amat setia.
Keduanya tengah melakukan misi mulia, meringankan kerja ketua kelas agar tidak kesusahan dengan keributan yang mereka ciptakan di kelas. Serta membuat guru BK bekerja dengan semestinya supaya tidak makan gaji buta.
Sebenarnya mereka harusnya di sekolah namun karena kurang satu jam pelajaran yang menurut Reyno dan Bryan terlalu lama jadi mereka putuskan untuk membolos saja. Plus melakukan misi kemuliaan.
"Iya, sabar Lan." kata Bryan berusaha memanjat tembok belakang sekolah dengan hati-hati. Soalnya ada beberapa pecahan kaca yang harus disingkirkan supaya jalannya mulus.
Bruk!
Suara sepatu menapak tanah pertanda Bryan telah mendarat dengan mulus. Segera setelah itu, kedua sahabat yang hobi berbuat nekat itu kabur membolos ke salah satu kafe. Mereka melesat sebelum guru BK menyadari posisi mereka.
Mereka tidak bisa membolos ke rumah. Itu sama saja bunuh diri mengingat banyak mata-mata yang bisa melaporkan mereka ke orang tua.
"Wuhu! Gue yakin Cessa nggak bakalan bisa merecoki kita lagi!" ujar Rey memekik senang di dalam mobil. Cessa adalah ketua kelas mereka. Perempuan dan hobi sekali marah-marah. Bukan tanpa sebab tapi karena ulah Rey dan Bryan yang kelewat batas.
"Kita ke kafe?" ujar Bryan menyalakan mesin mobilnya. Rey mengangguk antusias.
"Yoi bro!"
Bryan melesat menuju kafe milik keluarganya. Meskipun begitu, semua pelayan kafe setia kepadanya. Tidak ada yang pernah bilang kalau ia sering membolos sekolah. Mana ada pelayan kafe yang mau dipecat oleh Tuannya? Tentu tidak.
Bryan dipercaya keluarganya untuk mengendalikan dua kafe, yaitu kafe Skyblue dan kafe Silvermoon. Sekarang, Bryan tengah menuju kafe Silvermoon.
Jika di kafe Skyblue memanggil waiters, maka di kafe Silvermoon pengunjunglah yang mandatangi kasir dan memesan sendiri. Mereka harus menunggu pesanannya sampai jadi dan membawa ke meja sendiri.
"Shan lo cari tempat duduk, gue mau pesan makanan, kayak biasanya kan?" ujar Rey saat mereka baru saja memasuki kafe Silvermoon.
Reyno paling suka jika disuruh memesan makanan karena dengan begitu dia bisa menggoda penjaga kasirnya yang sangat cantik dan seksi.
"Hm." gumam Bryan malas, paham tabiat buruk Rey. Bryan sudah hapal kelakuan sohibnya ini, percuma saja menasehatinya karena pasti akan diulangnya lagi.
Rey dengan sabar mengantri. Tak peduli sepanjang rel kereta api. Katanya, kesabaran itu membuahkan hasil positif. Rey percaya benar akan hal itu.
Saat tiba gilirannya, ia memesan vanilla latte, steak, dan matcha green tea latte. Jangan lupakan sebelum memesan ia menggoda penjaga kasir sampai salah tingkah dibuatnya.
Sangat beruntung keadaan kafe Silvermoon lumayan sepi karena masih siang jadi dia tidak terkena amukan pelanggan lain.
Bruk!
Satu hal kebiasaan Rey yang ia tidak sukai sendiri, ceroboh. Saat hendak berbalik, ia malah menabrak seseorang yang mana membuat makanan dan minumannya tumpah berserakan.
"Waduh, maaf ya." ujar seorang perempuan dengan halus. Ia menampakkan raut bersalah melihat kekacauan yang dibuatnya.
Rey begitu terpaku dengan perempuan itu sampai ia merasakan bajunya basah dan beraroma vanilla bercampur dengan matcha.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARZALATA
Teen FictionGarza adalah laki-laki sempurna, idaman para wanita. Pemimpin geng terkenal, cerdas, dingin pula. Meski mengajaknya bicara itu mudah, namun menggapai hatinya sangat sulit. Ia adalah tipe orang setia yang menghargai wanita. Sungguh perpaduan yang sem...