Garza tengah menyesap rokoknya sambil menunggu pesanannya sampai. Kakinya diangkat hingga sejajar dengan makanan disekitarnya.
Sementara Zidan asyik dipojokan dengan Nelly, siswi SMA Taruna yang menjadi primadona disana. Entah apa yang mereka lakukan.
"Nih boss, mie instannya" kata Damar semangat, "Lumayan, ditraktir buat ngisi perut. Buat nanti juga" katanya lagi. Bedanya ini dengan cengengesan
Bram geleng kepala melihat Zidan yang liar dan Naren yang kalem. Jika digabungkan maka akan terjadi perbedaan yang mencolok diantara mereka.
Lihatlah, Zidan yang suka mempermainkan perempuan dan Naren yang anti menyentuh perempuan. Bertolak belakang sekali.
"Ren lo nggak ngrokok?" pertanyaan klasik yang Bram lontarkan sehari hari saat mereka mereka berkumpul.
"Nggak males" balasnya cuek
Naren akan merokok jika dirinya mempunyai masalah dan tertekan akan kerasnya hidup. Selama ini Naren hidup bersama adik dan neneknya.
"Alah kalo nggak punya duit nih akang Damar punya banyak" Damar mengeluarkan uang recehan yang ia ambil dari adiknya.
"Masa Mar? Kalo punya duit banyak ya cari cewek dong! Makan aja masih minta traktiran Garza" sungut Bram
"Cwewek bwuat apwa dicwari, nantwi mereka jwuga datweng swendiri" kata Damar tak jelas karena mulutnya sedang mengunyah mie.
"Alah sok lo! Siapa yang mau deketin lo. Coba gue mau liat muka cewek itu" ejek Bram
"Ada noh, Emak gue ama adek gue. Liatin aja sampe puas. Lagian Mak gue kan cans"
"Serah lo deh Mar" kata Garza datar kembali menyesap rokoknya dan mengepulkannya perlahan.
"Ya ampun Ketua!! Gue nggak bisa makan nih ngehirup asap rokok!!" keluh Damar
"Ya lo pindah sana, mojok deket Zidan" kata Garza cuek menunjukkan letak Zidan dan langsung membuat Damar menggeleng cepat.
"Moh aku moh dadi lamuk, boheman rai nggantengku. Ketularan virus aids ndak susah aku" katanya hendak menyendokkan mie lagi kemulutnya yang sexy.
Tiba tiba Naren berdiri dan meninggalkan markas mereka dengan cepat.
"Woy lo mau kemana?!" teriak Bram
"Curut genteng mau kemana? Kok buru buru banget ya?" kata Zidan tiba tiba hadir diantara mereka bertiga
"Udah ena ena lo?" tanya Bram sarkastik
Plak
"Pikiran lo! Ya udah sih, tapi gitu" katanya ambigu sambil meminum es teh disampingnya
"Eh anjay itu punya gue!" kata Damar merebut es teh yang tinggal setengah itu
"Sama temen sendiri aja pelit. Pantesan lo nggak laku laku Mar" kata Zidan
"Gue terus aja yang kalian bully nggak punya pacar. Noh, ketua aja jomblo nggak ada yang nggangguin dia" Damar menatap sinis Garza tapi detik kemudian ia menyatukan tangannya memohon ampun karena ditatap Garza datar.
Ngeri deh gue ama Ketua
"Dia udah punya gebetan lur" Zidan menepuk pahanya dan tertawa terbahak bahak
KAMU SEDANG MEMBACA
GARZALATA
Teen FictionGarza adalah laki-laki sempurna, idaman para wanita. Pemimpin geng terkenal, cerdas, dingin pula. Meski mengajaknya bicara itu mudah, namun menggapai hatinya sangat sulit. Ia adalah tipe orang setia yang menghargai wanita. Sungguh perpaduan yang sem...