Athala menepiskan seluruh keringat di keningnya setelah berlari mengelilingi lapangan sekolah sebanyak 10 kali, alasannya karena Laki-laki bernama Cakra.ya,berkat peristiwa semalam,Athala di kerjai habis-habisan oleh Cakra contoh nya saja pagi ini.
Ia sudah datang sangat pagi berniat untuk belajar karena ada ulangan Fisika,tapi kemudian dengan iming-iming perjanjiannya mereka waktu itu Cakra menyuruhnya untuk ke supermarket yang dekat dengan rumahnya,ralat panti asuhan nya hanya untuk sekedar membeli sebuah permen karet rasa coklat.
Jika saja jarak sekolah dan supermarket bisa di hitung dengan langkah kaki,Athala tidak akan keberatan tapi ini jaraknya sejauh 8,5 kilometer.bayangkan ketika sampai di sekolah Athala jam menunjukkan pukul setengah sembilan dan itu berarti Athala melewatkan ulangan Fisika nya yang berharga.
Terkutuk lah Erlangga Cakrawala.
Athala duduk di kursi yang berada di pinggir lapangan dengan wajah lesu dan pucat,ritme nafasnya tidak teratur sehingga dadanya naik dan turun dan mulutnya terbuka untuk mengambil pasukan oksigen lebih banyak.seolah oksigen adalah makanan paling nikmat yang pernah ada.
Sebuah botol minuman tersodor dan menempel di pipi kanan Athala,Athala enggan menoleh dan menerima pemberian orang itu lalu meminumnya rakus.
Athala menghela nafas lega,setelah tenaganya agak pulih dan ia bisa bergerak barulah Athala menoleh ke sampingnya.
"Makasih Ka Kavi"Kata Athala sambil tersenyum kecil.
"Sama-sama,panggil Kavi aja kita seumuran kok,cuman beda tingkat kelasnya aja"kata Kavi sambil tersenyum lebar.senyum yang Athala anggap sangat manis dan mampu melelehkan hatinya dalam sekejap.
Kavinda Adimas,ketua OSIS yang banyak memiliki fans di sekolahnya karena ketampanannya,kepintarannya dan pemikiran nya yang kritis sehingga tidak jarang mengharumkan nama sekolah dengan prestasi yang mudahnya bisa ia dapatkan,maka tidak jarang para kau hawa yang ada di sekolah bisa menjadi fans Kavi.
Kavi sangat menarik,Athala akui itu tapi tidak ada alasan untuk bisa menyukai nya,Athala tidak tau kenapa yang jelas Athala tidak bisa merasakan bagiamana perasaan fans Kavi jika di beri minuman tadi secara spontan.Athala tipe orang yang jika ia kagum dan suka maka hanya sebatas itu saja,bukan orang yang jika menyukai sesuatu maka ia harus mencari segalanya yang berhubungan dengan yang di sukainya bisa di bilang fanatik,tapi Athala bukan tipe seperti itu.
Ya Athala masih normal dan waras buat mengagumi dan menyukai sesuatu.
"Telat ya?"Tanyanya.
"Eh,iya "sahut Athala.
Tidak mungkin kan Athala bilang yang sebenarnya seenak jidat seperti,
'enggak padahal,cuman ya karena aku jadi babu orang aku jadi telat karena di suruh beli permen karet rasa coklat yang unfaedah'
Atau
'hehe iya nih!abis di suruh majikan gue beli sebungkus permen karet rasa coklat di daerah permata sari bodoh banget kan gue?'
Dimana harga diri Athala sebagai perempuan?.
"Padahal bukannya Lo tadi datang pagi ya?"
"hah?" mulut gadis yang kala itu di kuncir kuda terbuka sedikit,"Lo salah lihat kali"Sahut Athala langsung.
"Iya kayaknya gue salah lihat deh"Kata Kavi yang kemudian membuat suasana di sekitar mereka hening.
"Lo gak masuk?",tanya Athala.heran apa yang di lakukan ketua OSIS di yang berkeliaran dengan santainya di saat jam pelajaran berlangsung
"Gue mau ke UKS,udah izin sama pengawas"Sahut Kavi santai
Kening Athala sedikit berkerut,"Lo sakit?"
"Cuman gak enak badan kok,tidur bentar paling udah baikkan"
"oh iya"
"Lusa Lo ada acara gak?"
"Enggak ada,kenapa?"Tanya Athala
"Jalan kuy,gue traktir makan deh"
Mendengar kata 'traktir',kedua kata Athala langsung berbinar bahagia seolah ia baru saja mendapatkan voucher gratis untuk makan sepuasnya di salah satu restoran daging dan restoran yang menyediakan dessert Ter enak sedunia.
"Ayo!"pekik Athala.
"Oke nih ya?"
"Iya"
"gue boleh minta id line lo gak nih?"
"boleh lah."
"yaudah apa Id nya."
"Athalala."
"oke nanti gue kabarin lagi"
"Sip"
"Gue pergi dulu la"
"Oke"
"Dah"
"Bye"
------
Cakra menelan habis kaleng minuman yang ada di tangannya,lalu meremasnya kuat kaleng tidak bersalah itu kemudian ia melempar nya ke tempat sampah.Ia melangkahkan kakinya menuju seseorang yang sedang duduk di bangku yang ada di pinggir lapangan.
"Mana pesanan gue?",tanya Cakra dengan nada ketus.
Cakra dapat mendengar orang itu mendecak dan mengumpat pelan.
"Gausah nyumpahin gue"Ucap Cakra.
Orang itu memutar kedua bola matanya lalu menyodorkan barang yang di pinta Cakra, sebenarnya Cakra hanya mengerjainya.
"Nih"
Cakra terdiam sebentar,masih enggan mengeluarkan salah satu tangan dari sakunya.
"Buat Lo aja deh"Ucap Cakra santai.
"Hah?"
"Lo budek?buat Lo aja,baik kan gue"Ucap Cakra sambil tersenyum miring.
"Iya lo baik banget"Ucapnya yang tampak kesal karena menekankan kata 'baik banget' dengan kedua bibirnya yang mengatup gemas.
"Yaudah cepet balik ke kelas,Lo di suruh pak Agus ke ruangan beliau buat ikut ulangan susulan."Kata Cakra sambil beranjak pergi.
Tanpa menebak pun Cakra bisa tau kalau sekarang ekspresi perempuan itu menahan kesal setengah mati,lagipula siapa suruh cari gara-gara dengannya dan itu juga kehendak dia sendiri.
"Tunggu Cakra"
Cakra tetap melanjutkan langkahnya meski perempuan itu memanggilnya, tiba-tiba ia merasa kantong seragam nya di rogoh dan kemudian perempuan itu tersenyum.
"Spesial buat Lo!"
Setelah berkata begitu, perempuan itu berlari secepat mungkin,sedangkan Cakra langsung meraih benda yang di letakkan perempuan itu.
Cakra meraba benda tersebut dan kemudian terdiam sebentar.
"ini permen yang gue suruh dia beli?"