PANAS terik matahari pada siang hari itu memang bisa membuat beberapa pigmen di kulit rusak namun Bu Rihana tidak peduli,wanita paruh baya itu tengah berdiri di depan sekumpulan lelaki yang tengah hormat ke arah tiang bendera dengan mata yang mengernyit karena sinar matahari terarah langsung ke wajah mereka.
Keringat yang keluar dari beberapa bagian tubuh mereka pun juga sudah membasahi seragam yang mereka kenakan.
"Bu,panas bu",wajah Gilang memelas.pasalnya mereka sudah berdiri di lapangan sejak satu jam yang lalu.
"Diam!ini hukuman kalian karena membolos jam pelajaran dan berani lari dari saya," bentak bu Rihana,"memangnya kalian pikir saya ini setan apa,main kabur-kabur aja!"
"Lah emang." gumam Andre refleks.
"Apa kamu bilang?!cepat lari keliling lapangan tujuh kali!"
"Anjing" Divin tertawa kecil.
"Kamu juga Divin!kok kasar sekali"
"Lah bu..." bibir Divin terbuka sedikit dan hanya mengikuti perintah bu Rihana dengan pasrah.
Tidak sampai satu putaran,suara cempreng dan nyaring yang dominan milik perempuan sudah menghiasai satu sekolah saat itu.Melihat sekumpulan lelaki yang seringkali di hukum karena selalu kedapatan melanggar peraturan memanglah hal yang sudah sering,namun ketampanan mereka yang bertambah berkali-kali lipat saat berkeringat adalah hal yang suatu hal yang tidak boleh di lewatkan begitu saja.
Beberapa perempuan ada yang live instagram,atau bahkan menambahkan video ke status instagram milik mereka masing masing.
"Imam gue lagi lari aja ganteng banget ya allah."
"Bu Rihana suruh Cakra yang lari dong!"
"Ganteng banget woy!"
Bu Rihana mengedarkan pandangannya ke segala penjuru arah dan tersenyum sinis,"sekarang kalian keliling lapangan sepuluh kali,habis itu kalian boleh istirahat."
"Astaghfirullah" Dimas menyahut,"ibu tiri memang kezam"
"Kyaaaaaa ganteng banget ya ampun."
"AllahuAkbar,Lailahailaulah,subhanallah,astaghfirullah, masyaa allah"
"Lama-lama kendor nih jantung gue!"
Sementara di sisi lain,Athala dan teman-temannya sudah berada di kantin yang sangat sepi.Biasanya tempat itu akan di penuhi oleh siswa-siswa yang akan makan siang atau sekedar membeli cemilan,tapi kantin benar-benar terlihat sangat sepi.
"Pada kemana nih para penghuni jahanam?" tanya Ica sambil mengerutkan keningnya.
Athala mengangkat bahunya satu kali,"si Rere mana lagi?"
"membuang hajat katanya" Dinda menyahut sambil terkekeh.
Suara derap langkah yang mulai mendekat membuat ketiga perempuan itu menoleh ke sumber suara secara bersamaan.
"Nah ni dia ukhti"
Rere mengatur nafasnya yang tersengal-sengal,"gila!"
"Kenape lu?"