Part 45

3.1K 207 21
                                    

"Maaf cha, kita harus putus" ucap zico lagi.

Ocha menggigit bibir bawahnya, wanita itu tidak kuasa menahan sesak di dadanya mendengar ucapan yang zico lontarkan kepadanya bahwa mereka harus putus.

"Co" panggil ocha dengan nada tertahan, pria itu menoleh ke arah ocha.

"Apa yang kamu lihat itu ngga sama dengan apa yang kamu pikirin"

"Aku sama david---

"Stop cha" ucap zico menghentikan perkataan ocha.

"Keputusan aku sudah bulat" lanjutnya.

Ocha menggeleng lemah sambil menangis.

"Dengerin penjelasan aku dulu co" ucap ocha lagi, wanita itu mencoba memberi penjelasan pada pria itu.

"Aku tau cha, pada umumnya ketika manusia di lahirkan... Yang lebih dahulu keluar adalah kepala dan yang terakhir kaki. Itulah kenapa manusia seharusnya berpikir terlebih dahulu sebelum melangkah"

"Dan...

"Dan aku sudah memikirkan hal ini dengan matang"

"KITA HARUS PUTUS" Jelas zico.

Mendengar perkataan zico, sontak air mata yang ocha tahan pun tak mampu lagi ia bendung. Air mata itu tumpah dan membasahi pipinya. 

"Co" panggil ocha lirih, dan zico pun menatap ocha dengan tatapan sendu. Pria itu pun ikut menangis, terlihat jelas air matanya pun ikut menetes saat menatap wanita yang sangat ia cintai ini.

"Kasih aku kesempatan buat jelasin semua ini"

"Kamu salah pa--

Ocha menghentikan ucapanya saat zico menempelkan jari telunjuknya di bibir tipis wanita itu.

"Ngga perlu cha, semua yang aku lihat sudah membuktikan kebenarannya"

"Aku sayang kamu tapi--

"Tapi kita harus putus" lanjut zico lirih.

Mendengar perkataan yang menyakitkan itu, ocha tidak kuasa menahan tangisnya.

Dengan susah payah ia menggerakan bibirnya " Kalo itu sudah jadi keputusan kamu, aku terima" ucapnya dengan suara bergetar.

Zico menatapnya, lalu "Maafin aku cha"

Ocha mengangguk samar "Its okay" balasnya sambil tersenyum singkat.

"Aku pamit pulang ya" pamit zico.

Ocha hanya mengangguk, wanita itu tidak berani menatap pria itu.

Dengan langkah ragu zico pun mulai berjalan meninggalkan ocha yang kini masih berdiri di balkon kamarnya.

Sesekali wanita itu melirik kearah zico yang kini sedang berjalan meninggalkan nya. Dan...

Brakk!!!

Pintu kamarnya pun tertutup bersama hilangnya pria itu dari pandangannya.

Perlahan-lahan tubuh ocha merosot ke lantai, tubuh wanita itu seolah tidak punya kekuatan untuk berdiri tegak. Ia menangis histeris sambil menjambak rambutnya frustasi.

***

Kak?!!!

Kakak?!!!!

Ocha sudah dapat menebak orang yang teriak di depan pintu kamarnya. Wanita itu mengerjapkan kedua matanya berulang kali, matanya sangat susah untuk di ajak melek di karnakan semalaman ia puas menangis.

Kak?!!!

Kakak?!!

Ocha mengusap-usap kupingnya saat mendengar suara teriakan dari luar pintu kamarnya. Ayahnya selalu saja menganggu tidur lelapnya, mau tidak mau ia pun bangun dari tidurnya dan tak lupa ia meraih kacamata miliknya, lalu memakainya agar sang ayah tidak curiga karna melihat matanya sembab akibat menangis semalaman.

Zico the perfect BAD BOY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang