Part 62

2.6K 196 25
                                    

Proses pemakaman sudah hampir selesai. Para tukang gali kubur mulai menutup liang--lahat Zico. Seluruh penglayat menangis, terutama Ny Lusi, Riandy dan Keempat sahabat Zico. Mereka adalah orang yang paling terpukul atas kepergian Zico.

Riandy melirik ke arah Mamahnya yang sedang menangis sehingga membuatnya hampir pingsang " Mah. Mamah harus kuat" Kata Riandy sambil memeluk erat tubuh Ibunya.

"Engga..engga Mamah gak bisa Bang. Mamah belum siap kehilangan Adik kamu. Ma..mah..sa..yyang Zico" Nangis Ny Lusi semakin menjadi.

"Mas Ori..Maafkan aku"

"Maafkan aku karna aku telah gagal menjaga Anakmu" Racau wanita paruh baya itu dalam isak tangis.

Mendengar racauan Ibunya membuat hati Riandy semakin pilu "Udah Mahh udahhh"

"Mamah gak kuat sayang..

"Mamah harus kuat. Mamah sayang kan sama Zico? Kalo Mamah sayang, Mamah gak boleh nangis. Nanti Zico disana jadi sedih" Pelukan Riandy semakin erat. Pria itu mencoba menguatkan Ibunya yang sedang terpukul atas kepergian Adik Tirinya.

"Mamah sudah gagal Bang...

"Ma..mah gagal jagain Zicooooooooo" Tangisnya semakin pecah membuat para pelayat ikut menangis.

David menangis di balik kacamata hitam yang menutupi matanya. Pria itu menangis dalam diam, rasanya percaya tidak percaya bahwa semua ini akan terjadi pada Zico. Bagaimana keadaan Ocha setelah mengetahui hal ini? Apakah Ocha akan selemah Ny Lusi? Ataukah Ocha setegar Riandy? Entahlah..

Amanar, Brylian, Rendy dan Andre berpelukan. Mereka menangis saat melihat liang lahat Zico mulai di tutup rapat oleh tanah. Kini persahabatn mereka sudah di pisahkan oleh gundukan tanah dan batu nisan yang bertuliskan nama Sutan Diego Zico.

"Co..bangun..

"Kita disini masih butuh lo" Racau mereka bersamaan. Mereka semua menangis sehingga membuat dada mereka terasa sesak dan susah untuk bernafas.

Amanar mengadahkan kepalanya ke atas langit. Sambil menangis ia berkata "Yang tenang co disana. Lo tetep sahabat gue, lo tetep sodara gue, dan lo tetep....

"ZICOOOOOOOOOOO"

Teriakan seseorang dari arah jalanan menuju pemakaman membuat seluruh orang yang berada di area pemakaman Zico menoleh ke sumber suara. Mereka semua tertuju pada gadis yang sedang duduk di atas kursi roda datang bersama pria paruh baya. Siapa lagi kalau bukan Ocha dan Tn Budi.

Melihat kedatangan Ocha membuat David kembali menangis. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana hidup Ocha jika tanpa Zico. Akankah hidupnya berubah menjadi abu-abu ataukah berubah menjadi hitam putih? Ataukah gadis itu tidak bisa merasakan indahnya hidup layaknya warna-warni yang indah seperti pelangi? 

Tubuh gadis itu di dorong oleh kursi roda mulai mendekati liang lahat. Membuat para pelayat minggir dan memberi ruang supaya gadis itu bisa melihat Zico untuk terakhir kalinya.

Sesampainya di sana. Sontak Ocha langsung loncat dari kursi rodanya yang membuatnya jatuh tersungkur tepat di atas batu nisan yang bertuliskan nama Sutan Diego Zico. Gadis itu memeluk batu nisan itu erat.

"ZICOO"

"BANGUNNNNN COOOO"

"INI AKU. AKU SUDAH BANGUN...

"AKU DATANG UNTUK MENJEMPUT KAMUUUU..

"AYOO KITA PULANG SAYANG......

Ocha menangis sekuat-kuatnya. Membuat para pelayat mengatupkan bibir mereka dan menangis. Ny Lusi menghampiri gadis itu dan memeluk dari belakang "Ocha Sayang. Zico sudah pergi. Zico sudah ninggalin kita semuaaa"

Ocha menggeleng cepat "Enggak Tantee. Zico masih hidup, Ocha yakin kalo Zico masih hidup. Dan sekarang Zico lagi nunggu Ochaa. Zico udah janji kalo kita berdua mau nonton bareng lagii.....

Ocha terlihat seperti orang gila. Gadis itu bertingkah layaknya orang depresi.

"Engga Sayang..." Ny Lusi kembali menangis saat mendengar racauan Ocha.

"Tantee" Ocha menoleh

"Iya sayang"

"Tolong bangunin Zico..."

"Zico udah janji sama Ocha kalo kita nanti malem mau nonton film terbaru"

"Filmnya bagusss banget. Ocha mau nonton. Pliss Bangunin Zico, Tante"

Ny Lusi mengelengkan kepalanya lemah sambil menangis "Tante gak bisa, Sayang. Zico sudah pergi ninggalin kita semuaaa

Mendenger ucapan Ny Lusi membuat tubuh Ocha seketika melemas. Penglihatannya seketika kabur dan tak lama kemudian gadis itu pingsan...

**

Apartemen..

Gadis berambut pirang sebahu itu tiada hentinya menatap laki-laki yang sedang tertidur pulas di atas kasur Queen-size berwarna putih pastel perpaduan serasi dengan dinding kamar yang megah ber-ornament modern.

Gadis itu mengelus lembut rambut pria itu "Akhirnya kamu kembali menjadi milikku,  Sayang" bisiknya.

Pria itu enggan untuk menjawab perkataan gadis berambut pirang. Ia masih setia menutup rapat kedua matanya. Pelipis pria itu tertutupi perban, banyak luka tercoreng di wajah pria itu.

"Kamu akan tetap menjadi miliku. Kamu tenang semua akan baik-baik saja" Kata gadis itu sambil tersenyum sadis.

Derttt...

Derttt...

Derttt...

Tiba-tiba ponsel gadis itu berbunyi.

"Halo"

"..."

"Ha? Polisi sudah mencium keberadaan lo?

"..."

"Lo pergi sejauh mungkin dari sini. Masalah uang biar gue transfer"

"..."

"Itu terserah lo mau kemana. Yang penting lo pergi yang jauh supaya polisi gak bisa nemuin lo"

"..."

"Tutup rapat rahasia ini. Masalah uang itu urusan gue"

"..."

"Oke!

Tuttt...

Gadis itu memutuskan sambungan telponnya. Lalu ia melirik ke arah pria yang sedang tertidur pulas di atas kasur apartemennya.

"Semuanyaa akan baik-baik saja, Sayang" Ucapnya sambil tersenyum kemenangan.

**

Lanjutan part yang kemarin nih. Mohon maaf partnya pendek🙏

Zico the perfect BAD BOY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang