Celline keluar meninggali revan dan zelline berdua di kamar nya,karena diri nya tau kalau zelline butuh waktu untuk menerima semua nya.
Zelline tetap diam tidak berkutik sedikit pun dengan air mata yang terus membasahi wajah nya.
"Demi gue." kata revan singkat
Zelline reflek mengangkat kepala nya dan menatap revan yang ada di depan nya dengan wajah nya yang penuh harapan.
"Gue gak mau ninggalin stevens sendiri, gue udah pernah janji" jawab zelline dengan nada kecewa
Revan menghela nafas nya kasar dan menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.
"Tapi gimana lagi? mama gak mau ninggalin kamu sendiri disini" kata revan kesal.
Zelline menatap revan lebih lekat.
"Demi mama papa lin, kalau emang harus pergi dari stevens, jadi kan ini takdir yang terbaik buat diri lho" sambung revan lagi dengan enteng.
"Apa lho bilang?! jadi kan takdir terbaik?! seenak nya aja lho bilang kaya gitu ke gue! lho pikir gue orang nya mudah terpengaruh sama kata kata lho?!" jawab zelline dengan sedikit membentak revan.
Revan terdiam dengan apa yang di kata kan zelline tadi, dan dia memilih untuk meninggal kan zelline sendiri di kamar nya,agar zelline dapat memikir kan keputusan nya.
Setelah revan pergi zelline membanting semua barang barang yang ada di meja hias nya, dan mengacak acak rambut nya dengan kasar.
"Gue benci lho takdir!" zelline melempar semua yang ada di depan nya, termasuk buku diary pemberian stevens.
Zelline seketika terdiam dan kembali mengambil buku diary nya dan memeluk nya dengan erat, seakan itu adalah yang paling berharga.
"Bagaimana pun gak akan ada yang bisa ngelawan takdir,sekali pun manusia hebat" kata zelline yang mata nya kembali mengeluar kan cairan bening.
"Tapi gue gak bisa terima ini semua, tapi ini juga demi kebaikan gue" zelline menutup muka nya dengan kedua tangan nya
"Gue bingung harus gimana!!" ucap zelline yang mengacak acak kembali rambut nya.
Di sisi lain, revan, celline,serta defandra sedang duduk di ruang tamu, masih membicara kan untuk bulan depan yang akan mendatang.
"Revan gak bisa buat zelline mengerti pa, setiap revan jelas kan semua nya, dia selalu aja marah sama revan" jelas revan di depan defandra
"Zelline siap menerima semua nya" sambar zelline yang berdiri di atas anak tangga dengan mata yang masih basah.
Semua sontak menghadap ke arah zelline kaget dengan apa yang di kata kan zelline barusan.
Celline berjalan mendekati zelline yang masih diam di tempat.
"Zelline? makasih ya udah mau nuruti perkataan mama" ucap celline yang kini menangkup wajah zelline.
"Itu semua zelline lakukan cuma demi kebaikan zelline sendiri, gak ada yang lain" balas zelline yang mengalih kan pandangan nya.
Celline diam sejenak.
"Iya zelline" jawab celline yang tersenyum sekilas.
Zelline kembali membalik kan badan nya dan berjalan menuju kamar nya.
Di kamar,kini zelline tengah memandang pantulan diri nya di kaca,seakan dia bertanya tanya pada diri nya sendiri, apakah keputusan yang di ambil nya ini benar apa tidak.
"Apa nanti yang harus gue bilang ke stevens? apa gue harus memberitahu yang sebenar nya sekarang?" zelline bingun dan bertanya tanya pada diri nya sendiri lewat pantulan diri nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
P R O M I S E [ Completed ]
Любовные романыCOMPLETED! "Janji sama gue jangan pernah ulangi hal yang kaya gini lagi" --Stevens "Kenapa?"--Zelline "Gue gak mau liat lho lemah kaya gini, gue gak kuat"--Stevens Zelline tersenyum. BACA YUK!!! Sorry typo bertebaran