Di Amerika, Zelline bersekolah di salah satu SMA yang sangat terkenal di sana yaitu The Salisbury School.
Diri nya sekarang masih belum bisa menemukan teman yang benar benar ia ingin kan, diri nya terus merindukan teman teman nya yang dulu selalu bersama nya. Mungkin takdir emang belum berpihak pada nya,tapi Zelline yakin pasti ini adalah jalan yang terbaik di buat tuhan untuk diri nya sendiri.
"Udah jangan sedih terus" suara itu membuat Zelline terkejut dan membalik kan badan nya menatap Revan yang tengah berdiri di depan pintu kamar nya.
Zelline tersenyum tipis dan kemudian menunduk kan kepala nya yang berusaha menahan kesedihan.
"Semua nya pasti yang terbaik kan, tuhan maha adil" sambung Revan lagi yang kemudian duduk di samping Zelline.
"Kenapa hal ini harus terjadi ke gue? kenapa gak ke orang orang yang di luar sana?" tanya Zelline yang sekarang menatap lurus ke arah Revan dengan raut wajah datar.
"Karena lho orang yang paling kuat" jawab Revan sambil tersenyum lebar menatap Zelline.
"Takdir emang buruk" sambung Zelline lagi sambil tersenyum miring dan mengalihkan pandangan nya dari hadapan Revan.
Revan menarik nafas nya dalam dalam dan menghembus kan nya secara perlahan lahan,lalu diri nya berusaha menghibur Zelline.
"Jalan jalan sama gue aja yuk" ajak Revan yang terus berusaha membuat Zelline melupakan kesedihan nya.
Zelline tersenyum tipis ke arah Revan.
"Gue bukan anak anak yang bisa lho bawa jalan jalan terus bisa ngelupain semua masalah gitu aja,lho bisa pergi sendiri" kata Zelline yang kemudian pergi meninggal kan Revan yang masih duduk diam di dalam kamar nya Zelline.
Zelline berjalan gontai menuju balkon di rumah nya, dan kemudian menatap langit langit senja yang akan segera pergi sebentar lagi.
"Senja indah, tapi hanya sesaat, begitu juga dengan pelangi.Tetapi senja pasti akan kembali,walaupun tidak secepat nya,sedangkan pelangi tidak tau kapan dia akan kembali" gumam Zelline yang masih menatap ke arah langit.
Suasana sangat hening menyelimuti Zelline yang tengah berdiri diam sendiri menatap langit yang sudah muali gelap.
"Sekarang dunia terasa berbeda, disini ramai tapi gue kasepian,dasar aneh ah" gumam Zelline lagi sambil terkekeh pelan.
"Andai di sini ada keajaiban,tapi percuma saja itu mustahil untuk di pikirkan" sambung nya lagi.
Sudah lama Zelline diam berdiri sendiri di balkon rumah nya, hp nya kembali bergetar menandakan notip Whatsapp masuk.Setelah di buka nya, ternyata itu notip masuk dari STEVENS.
"Gue harus jawab apa?" batin Zelline yang bingung.
"Lebih baik gak usah gue jawab deh" gumam zelline yang kemudian mematikan hp nya dan kembali memasuk kan nya ke dalam saku celana nya.
Zelline menghela nafas nya pasrah dan kembali pergi ke kamar nya.Dirinya kembali menuliskan sebuah kata kata yang terus ada di hati nya.
"gue sadar, cinta emang nggak semua nya membawa kebahagiaan, di cinta sejati itu pasti ada yang nama nya ujian, mungkin ini emang takdir, gue percaya takdir gak akan selama nya kaya gini"
Zelline langsung merebah kan tubuh nya di atas kasur nya sambil memejam kan mata nya.
Revan kembali memeriksa Zelline di kamar nya,dan ternyata Zelline tengah tertidur, dan itu membuat dirinya memutuskan untuk pergi dari situ sekarang.
"awal dari sebuah cinta adalah pertemuan,setiap pertemuan pasti ada perpisahan yang tidak pernah di inginkan :)"
***
Ok gaisss nih cerita udah END
MAKASIH BUAT SEMUA NYA
Makasih votmen, support,sama yang udh ningguin cerita aku
Gak tau harus bilang makasih kaya gimana, pokok nya makasih banget :)
Jangan lupa baca cerita baru aku ya 'VINRA' hehe
Sekali lagi makasih readers readers tersayangggg :')
KAMU SEDANG MEMBACA
P R O M I S E [ Completed ]
RomanceCOMPLETED! "Janji sama gue jangan pernah ulangi hal yang kaya gini lagi" --Stevens "Kenapa?"--Zelline "Gue gak mau liat lho lemah kaya gini, gue gak kuat"--Stevens Zelline tersenyum. BACA YUK!!! Sorry typo bertebaran