08

3.4K 360 2
                                    

Sudah satu minggu dari mereka pulang dari pulau jeju. Belum ada tanda tanda ancaman dari yoora.

Lisa tidak pernah melihat gadis itu lagi dan ia tidak menyanyakan apa apa pada jungkoook.
.
.
.
.
.
Pagi ini lisa berangkat sedikit terlambat  dari biasanya karena terlalu asik  menonton drama kesukaanya.

Melewati beberapa siswa yang sedang berada di koridor. Tatapan sinis dari beberapa siswa itu membuatnya sedikit heran karena tidak biasa mendapat tatapan seperti itu.

Tanpa menghiraukannya, lisa berjalan melewati beberapa siswa tersebut yang kini mulai berbisik satu sama lain, entah apa penyebab yang membuat mereka begitu.

Kakinya melangkah memasuki ruang kelas yang sudah mulai ramai mengingat bel masuk sudah berbunyi menandakan semua siswa harus memasuki kelasnya masing masing.

Rose menghampirinya dengan raut wajah yang sulit dimengerti, lisa menatap heran kepada sahabatnya ini, "kenapa lo? Kenapa muka lo gitu?"

Rose menarik lisa menuju kursi paling belakang, mendudukannya dengan kasar membuat lisa mendecih kesal dengan sahabatnya ini, "aisshh!!..apa lo gak bisa pelan pelan!"

Rose tidak memperdulikan ucapan lisa, "ssstt...diem dulu..gua ada berita baru, apa lo udah denger kabar pagi ini ?"

Lisa menggeleng, ia tidak mengerti arah pembicaraan sahabatnya ini, "apa? Apa yang lo bilang ?"

Rose segera menarik kepala lisa dan mendekatkan bibirnya pada daun telinga lisa, berusaha membisikan sesuatu yang mungkin tidak diketahui oleh gadis bersurai orange ini.

"apa kau sudah melihat mading pagi ini?" rose sedikit menjauhkan bibirnya dari telinga sahabatnya, memperhatikan lisa yang masih memasang raut wajah bingungnya.

Kemudian lisa menggeleng menandakan bahwa ia tidak melihat mading pagi ini, bagaimana sempat jika lisa saja berangkat sudah siang.

"iss lo ini! Buruan liat!" rose menarik tangan lisa dan memebawanya keluar kelas lalu berlari menuju mading yang terletak di depan lobi.

Lisa sukses membulatkan matanya karena terkejut melihat sesuatu yang tidak enak dipandang.

Fotonya yang terpampang jelas di mading, dimana terdapat dirinya yang sedang bersama seseorang yang diperkirakan berumur tiga puluh empat tahun di dalam sebuah club malam.

Entah siapa pelaku dibalik semuanya ini, yang jelas lisa tidak pernah pergi ke club malam walau hanya sekali saja.
"Brengsek!!"

Setelah menarik kasar kertas kertas yang menampakan dirinya, lisa berlari cepat kesembarang arah.

Rose khawatir jika lisa melakukan sesuatu yang membuat sang pelaku menyesal, seperti mungkin akan dihajar habis habisan oleh gadis thailand itu.

Ia berlari menyusul lisa yang sudah tidak terlihat punggugnya. Gadis itu berlari menuju salah satu pintu yang mengantarkannya ke rooftop. Mungkin saja ia akan menemukan sahabatnya itu di rooftop sekolahnya.
.
.
.
.
.
.
.
"hiks...hiks" lisa menangis tersedu sedu karena fitnahan yoora kepadanya , tak lama kemudian sebuah pesan dari nomor tak dikenal terkerim kepadanya

'Ini belum seberapa, aku akan menghancurkan hidupmu dasar jalang!!!'

Setelah membaca sederet kalimat yang dikirimkan kepadanya, lisa sudah mengetahui siapa pelaku dari semua ini.
Yoora, pasti yoora pelaku dari semua ini. Entah mengapa wanita itu senang sekali mengganggu hidupnya.

"arrgghhh!!"






"lisa!" rose berlari cepat kearah lisa yang sedang memegang pagar pembatas rooftop tersebut dengan airmata yang mengalir deras pada pipi mulusnya.

Lisa tidak mendengarkan sahabatnya, matanya masih tertuju pada parkiran dibawah sana yang terdapat belasan mobil serta sepeda motor yang berjajar rapi.

"lis....kumohon jangan menangis lis! Sudahlah, suatu saat perbuatannya akan terbalaskan."ucap rose menenangkan lisa
"gua yakin lo gak mungkin ngelakuin perbuatan kaya gitu"lanjutnya lagi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Vote dan komen🍀















love in silence [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang