Malam begitu sunyi. Hanya terdengar suara burung hantu dan hewan malam lainnya di luar. Semua orang berbaring di tempat tidur. Lelap dalam mimpi indah mereka. Begitu pula dengan semua pasukan yang menginap di penginapan milik Oswain. Hanya beberapa prajurit yang berjaga di pintu masuk dan sudut lain.
Menjelang tengah malam mendadak Lily terbangun. Ia seperti mendengar sesuatu. Lily berbaring diam, menoleh pada Norah yang masih tertidur lelap. Lily merasa sulit untuk tidur lagi. Ia pun perlahan beranjak bangun. Meraih gelas berisi air di meja dan meneguknya. Ia melihat keluar jendela. Hari masih gelap dan terlihat bulan di langit. Lily menatap bulan itu ketika sekelebat bayangan hitam melintas di jendela. Jantungnya serasa berhenti berdetak dan matanya melebar.
"Apa itu...."gumamnya. Ia menoleh pada Norah, memegang bahu dan menguncangnya. "Norah, bangun."
Norah hanya bergumam lalu kembali berbaring miring dan tidur lagi.
"Norah."bisik Lily kembali menggoyangkan bahunya tapi gadis itu tak bangun. Norah benar-benar tertidur pulas.
Lily mendesah. Ia menolehkan kepala ke arah jendela lagi. Jantungnya serasa mencelos dan ia kaget bukan main. Di jendela berdiri sosok berjubah gelap. Tapi ia bisa melihat sepasang mata berwarna coklat menatapnya dengan tajam. Lily duduk dengan ngeri dan gemetar melihat sosok itu memegang benda yang berkilat. Pisau, batinnya.
"Aaaaargh....."teriak Lily tepat pada saat sosok itu memecahkan kaca. Menimbulkan suara gaduh. Lalu masuk ke dalam dan mendekati Lily. Mencekik leher Lily dengan pisau terarah padanya.
"Ada apa?!"ujar Norah bangun mendengar teriakan Lily lalu ia terkesiap kaget melihat sosok yang memegang Lily. "Siapa kau?!!!"
Norah berteriak ketika melihat sosok lain masuk dari jendela. "Tolong!!!"pekiknya.
"Diam kau!"seru sosok yang memegang Lily seraya menampar dengan tangan satunya. Menyebabkan Norah terjatuh membentur dinding dan pingsan.
"Norah...."isak Lily ketakutan. "Lepaskan aku...."
Suara gaduh terdengar hingga membangunkan Daniel dan Jacob serta prajurit lainnya. Para pria itu segera beranjak mengambil pedang dan berlari menuju kamar Lily. Jacob menendang pintu kamar hingga terbuka. Ia melihat Lily di seret paksa keluar melalui jendela.
"Lepaskan aku..."pekik Lily meronta-ronta.
"Lepaskan tuan putri!!"seru Jacob
Lily berhasil di bawa secara paksa. Keluar melalui jendela oleh sosok itu. Jacob mengerang marah dan memanjat keluar jendela diikuti Daniel. Melompat dan mendarat dengan mulus di tanah. Melihat gaun putih Lily menjauh memasuki hutan kecil.
"Kejar mereka! Selamatkan tuan putri dan bunuh orang itu jika perlu!"seru Daniel pada anak buahnya untuk berpencar.
Terdengar suara gaduh dan teriakan di tengah malam yang gelap dan sunyi. Para penduduk terbangun tapi mereka tak berani keluar. Hanya duduk mendengarkan atau mengintip dari jendela. Jacob dan Daniel mengejar mengikuti sosok yang membawa Lily.
"Tolong!"pekik Lily
Sosok itu berhenti berlari ketika beberapa prajurit menghadangnya di belokan. Jacob dan Daniel pun berhasil menyusulnya.
"Menyerahlah!"
Sosok itu mencengkeram leher Lily yang terisak ketakutan. "Tak semudah itu..."gumamnya dengan nada licik.
"Siapa kau?!"
"Menyerahlah karena kami berhasil membunuh rekanmu!"seru seorang prajurit. "Kau sudah terkepung!"
"Kalian yang harus menyerah atau aku akan membunuh gadis ini!"seru sosok itu seraya mencekik leher Lily. Membuat Lily tak dapat bernapas.
"Jangan sakiti putri Lily!"seru Daniel menatap dengan berang. Lalu ia meraih busur dan panah yang tersampir pada anak buahnya. Memasang dengan cepat dan melepaskan anak panah ke arah sosok itu.
"Pangeran, jangan!"seru Jacob menatap ngeri ketika anak panah itu melesat menuju Lily dan sosok itu. Ia takut panah itu akan melukai Lily. Jantungnya serasa mencelos ketika anak panah melesat melewati kepala Lily dan menusuk tepat di dahi sosok tersebut.
Lily berteriak ketakutan melihat panah terarah padanya. Ia menutup mata menanti panah itu melukainya. Tapi tak ada yang terjadi. Ia merasakan cekikan di lehernya mengendur dan sosok itu merosot jatuh menimpanya.
"Tuan putri!"seru seorang prajurit menolong Lily dengan menjauhi dirinya dari sosok itu.
Lily membuka mata. Ia melihat orang yang menculiknya telah meninggal, dengan anak panah di dahinya. Lily menatap ngeri melihat wajah pria yang menahannya masih terbuka. Sorot mata pria itu tampak kaget.
"Jangan lihat!"pinta Jacob memalingkan wajah Lily dengan ke dua tangannya sehingga Lily menatapnya.
"Jacob....."gumam Lily gemetar.
"Lily, kau baik saja?"tanya Daniel.
Jacob refleks menyingkir. Memberi jalan bagi sang pangeran untuk berbicara dengan Lily. "Aku akan memeriksa orang ini."ujarnya.
Daniel mendekat. Menatap Lily dengan cemas. "Kau baik saja? Apa kau terluka?"
"Tidak. Aku baik saja."sahut Lily.
Pangeran Daniel segera memberi perintah kepada anak buahnya untuk menelusuri wilayah sekitar penginapan. Mencoba mencari penyerang lainnya. Sementara Jacob dan lainnya memeriksa dua orang pria yang berhasil mereka bunuh.
Daniel melepaskan tuniknya lalu menyampirkan pada tubuh Lily yang gemetar kedinginan dan shock. Membiarkan tubuh bagian atasnya terbuka dan terlihat oleh Lily.
"Terima kasih...."gumam Lily lirih dengan wajah merona melihat dada bidang serta lengan kekar sang pangeran.
"Aku akan mengantarmu kembali ke penginapan."ujar Daniel. Lily mengangguk dan mengikuti Daniel.
"Tuan putri, Yang Mulia....syukurlah kalian selamat!"seru Oswain dengan nada lega melihat mereka. Ia mendekat menyambut mereka. Wajahnya tampak panik. "Tuan putri, kau baik saja?!"
"Aku baik saja. Terima kasih, Oswain."ujar Lily
"Oh syukurlah. Aku benar-benar takut. Sungguh maafkan aku, aku telah lalai menjaga keamanan penginapan ini."
"Oswain, tenanglah. Ini bukan salahmu. Mereka menyerang diam-diam."ucap Daniel
"Aku sungguh merasa sangat bersalah, Yang Mulia. Aku akan ikut berjaga malam ini, agar tak terjadi serangan lagi."
"Bagaimana keadaan Norah, pelayanku?"tanya Lily.
"Ia baik saja."
"Oswain, tolong antar Putri Lily kembali ke kamarnya. Aku akan mencari Jacob dan memintanya menjaga Lily."perintah Daniel.
"Apa?"gumam Lily kaget.
"Cobalah rehat kembali. Aku tahu mungkin akan sulit untuk tidur lagi tapi kita butuh tenaga besok. Kuharap besok sore kita sudah tiba di rumah."
"Oh baiklah. Bagaimana denganmu? Kau juga harus rehat, pangeran."
"Aku harus memeriksa sesuatu."sahut Daniel. "Masuklah..."
"Mari, tuan putri."
Lily menatap Daniel yang tersenyum padanya. Ia pun berjalan masuk bersama Oswain yang masih berbicara mengenai rasa bersalah dan berjanji akan menebus dengan tak tidur dan terus berjaga di depan kamar Lily. Membuat Lily merasa tak enak.
"Apa kau menemukan petunjuk, Gareth?"tanya Daniel ketika Lily sudah masuk.
"Dua orang itu hanya memakai baju hitam. Tak ada lambang apapun yang bisa memperlihatkan dari mana mereka atau siapa mereka."ujar pria yang berjalan di belakang. "Dan kita kehilangan empat anak buah saat penyerang itu menyusup kemari."
"Aku yakin Raja Ragnar ada di balik semua ini....pria bajingan itu...."desis Daniel seraya mengepalkan tangan dengan erat.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Lily (Princess Series #3) (Tamat) cetak
FantasiaLanjutan dari cerita The Lost Princess & Princess Lily Putri Lily berhasil selamat dari kekangan Raja Ragnar. Tapi ia harus kehilangan pria yang dicintainya. Lily menerima menikah dengan Pangeran Daniel, seperti permintaan terakhir Thomas. Ia pun ke...