"Yang Mulia Ratu, Pangeran....."ujar seorang prajurit pada suatu pagi di mana Lily, Joseph dan Edmund sedang menyantap sarapan.
"Ada apa?!"tanya Joseph.
"Pasukan raja telah kembali! Aku mendapat laporan dari prajurit yang berjaga di perbatasan!"
Terdengar suara denting keras garpu beradu dengan piring keramik. Joseph dan Edmund menoleh ke arah Lily yang tampak kaget serta pucat. "Oh benarkah?!"ujar Lily dengan nada tak percaya. "Daniel telah pulang."
"Lily, tunggu!" seru Joseph melihat Lily yang langsung bergegas keluar ruang makan. Ia mengikuti langkah Lily berlari keluar.
Di meja makan, masih ada Edmund yang memperhatikan mereka berdua. Ia hanya menggelengkan kepala. Mengusap mulutnya perlahan setelah meletakkan garpu dan pisaunya.
"Aku pun ingin melihat kepulangan Daniel. Apakah ia selamat atau...."gumam Edmund seraya menyeringai. Ia beranjak bangun dari kursi dan melangkah santai ke arah pintu.
Lily nyaris berlari menuju pintu istana. Jantungnya berdebar kencang. Daniel telah pulang, batinnya. Ia sungguh ingin bertemu dengannya. Lily menyadari ia sangat merindukan sosok suaminya. Lily mengusap perutnya sambil tersenyum kecil.
"Sebentar lagi....sebentar lagi kau akan bertemu ayahmu, nak...."gumamnya.
"Lily, tunggu!" seru Joseph yang berhasil menyusulnya dengan mudah. "Semangatmu luar biasa. Pasti kau sudah tak sabar ingin bertemu Daniel hingga meninggalkan sarapanmu."
"Kau juga melakukan hal yang sama." sahut Lily tersenyum.
Joseph tertawa. "Ya, kau benar!"ujarnya.
Lalu mereka pun melangkah bersama menuju pintu depan istana. Mereka bisa melihat prajurit yang berjaga, membuka pintu perlahan saat melihat ratunya mendekat. Lily mengangguk cepat pada sang prajurit lalu bergegas keluar. Ia memegangi dadanya yang semakin berdebar kencang. Berbeda dengan Joseph yang mengerutkan dahi melihat wajah sendu prajurit.
Di depan, di hadapan mereka berdua, telah tiba iringan pasukan istana yang baru kembali. Lily tersentak kaget. Wajah mereka tampak lelah. Sebagian ada yang terluka dengan perban membalut tangan. Sedangkan yang mengalami luka pada kaki di bawa dalam kereta kuda. Jumlah mereka tak sebanyak saat pergi. Lily menduga beberapa dari mereka telah meninggal. Hatinya terasa pedih membayangkan kesedihan keluarga dari para prajurit yang gugur.
Napas Lily memburu ketika ia tak dapat menemukan sosok Daniel di antara mereka. Panik melanda dirinya. "Mana Daniel?!!"ujarnya nyaris histeris.
Seorang prajurit dengan perban di lengan mendekat. Ia membungkuk memberi hormat. "Yang Mulia, Yang Mulia Raja berada dalam kereta kuda. Ia mengalami luka."
Ucapan pria itu bagaikan petir dalam kepala Lily. Ia terdiam. Mencoba menyakinkan diri bahwa ia salah mendengar. Bahwa Daniel hanya duduk di kereta. Tidak terluka dan baik saja. Tapi ia melihat wajah prajurit itu begitu sendu, hanya menunduk. "Oh....tidak...."gumam Lily. "Kau pasti berbohong...."
"Panggil penyembuh!" seru Joseph kepada prajurit yang berdiri di belakangnya.
"Baik, pangeran!"
Lily menuruni tangga dan mendekati sang prajurit. Tangan dan kakinya terasa bergetar hebat. "Di mana keretanya? Aku ingin melihat suamiku..."
"Yang Mulia...."ujar prajurit merasa ragu. Ia menoleh pada Joseph yang mengangguk padanya. "Yang Mulia bisa mengikuti saya."
Prajurit itu berjalan lebih dulu. Diikuti oleh Lily dan Joseph. Mereka melewati barisan prajurit dan ksatria yang memberi jalan bagi sang ratu dan membungkuk hormat pada Lily dengan wajah sendu. Pria itu terus berjalan hingga berhenti di depan sebuah kereta berwarna coklat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Lily (Princess Series #3) (Tamat) cetak
FantasíaLanjutan dari cerita The Lost Princess & Princess Lily Putri Lily berhasil selamat dari kekangan Raja Ragnar. Tapi ia harus kehilangan pria yang dicintainya. Lily menerima menikah dengan Pangeran Daniel, seperti permintaan terakhir Thomas. Ia pun ke...