Istana pun mulai disibukkan dengan persiapan pernikahan Daniel dan Lily. Ruang demi ruang mulai dibersihkan dan dihias. Kain, pita, bunga dan aksesoris pengantin mulai disiapkan. Raja dengan istrinya membuat data para tamu undangan bersama penasihat kerajaan. Para pelayan mulai sibuk mondar mandir, membersihkan segala sudut hingga mengkilap. Membawa sesuatu yang dibutuhkan sang putri. Sementara para prajurit berjaga dengan ketat seiring semakin dekat kedatangan para tamu. Pria pembawa pesan mulai sibuk menyebarkan undangan kepada para bangsawan di wilayahnya dan kerajaan lain.
Setiap hari Lily sibuk dengan mempelajari sejarah kerajaan calon suaminya, juga disibukkan dengan persiapan pernikahannya. Berbagai jenis kain datang di bawa seorang penjahit istana. Ia mencoba berbagai jenis dan warna kain. Memilih aksesoris. Setiap malam Lily selalu merasa lelah. Kehidupannya begitu sibuk dan padat. Ia tak dapat membayangkan bagaimana sibuknya nanti saat ia sudah menjadi ratu. Memikirkan dirinya sebentar lagi akan dinobatkan menjadi ratu membuatnya merinding dan gugup
Waktu bergulir begitu cepat hingga tanpa terasa hari besar itu pun tiba. Keamanan istana dan sekitarnya semakin diperketat. Aroma bunga dan makanan mulai tercium di area istana. Para tamu mulai berdatangan membuat pelayan sibuk sepanjang hari.
"Selamat pagi!"sapa Norah. Lalu ia terdiam melihat Lily. "Oh Lily kau baik saja? Kau sungguh pucat."
Lily hanya tersenyum. "Aku gugup hingga sulit tidur."
"Ah gugup dengan pernikahanmu. Tapi kau bisa sakit karena kurang tidur. Aku akan meminta tabib istana menyiapkan ramuan bagimu. Agar kau segar dan sehat."
Lily hanya mengangguk. Norah pun memanggil dan meminta prajurit untuk menyiapkan ramuan bagi Lily. Lalu Lily melihat Norah yang sibuk menyiapkan air mandi baginya. Menuang air panas dan berbagai minyak dengan aroma lembut. Norah membantu Lily mandi dan mengeringkan badan. Memakai gaun sederhananya tepat pada saat sarapannya di bawa masuk oleh pelayan dapur
Sementara Lily sarapan, Norah pergi keluar meninggalkan Lily. Ia merasa heran hendak ke mana Norah. Lily terdiam. Ia merasa tak nafsu makan. Memikirkan pernikahannya sebentar lagi, serta penobatannya membuat perutnya melilit dan jantungnya berdebar kencang. Lily pun hanya sanggup menelan roti dan susu. Lily menoleh ketika pintu kembali terbuka.
"Kau siap?"tanya Norah dari balik pintu dengan senyum lebar.
"Ada apa?"tanya Lily kembali. Wajahnya berkerut tak mengerti.
Norah masuk dengan tangan memegang sebuah gaun yang sangat indah. Lily membelalakkan matanya. Gaun pengantin Lily adalah gaun terindah dan termewah yang disiapkan oleh orang tua Daniel. Memiliki warna putih gading dengan hiasan bordir dari benang emas. Bagian lengannya menggantung seperti air terjun dengan detail indah. Napas Lily tertahan ketika melihat gaun itu tergantung di lemarinya.
"Indah sekali ya."ujar Norah
"Oh Norah...aku...."gumam Lily gugup. "Kau benar, gaun itu sungguh indah...."
Norah tersenyum. Ia mendekat dan memegang tangan Lily. "Ayo kita bersiap."
Lily mengangguk. Ia duduk di meja rias. Membiarkan Norah merias wajah dan merapikan rambutnya. Ia bisa mendengar suara ramai dari luar jendela. Semua tamu telah datang dan siap menyambut perayaan besar. Hari ini kerajaan Alma dan kerajaan Cloud akan bersatu. Dua kerajaan besar dan makmur akan menjadi keluarga serta sekutu yang kuat.
"Kau terlihat cantik."puji Norah saat ia selesai memakaikan gaun pengantin pada Lily. Melangkah mundur seraya memperhatikan Lily dan tersenyum bangga. "Kau begitu...wow...sempurna!"
"Ini berkatmu juga, Norah."sahut Lily tersenyum dengan wajah merona.
Baik Lily dan Norah bersamaan menoleh ke arah pintu ketika terdengar suara ketukan. Lily menatap Norah dengan bingung. Siapa yang menemui mereka?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Lily (Princess Series #3) (Tamat) cetak
FantasíaLanjutan dari cerita The Lost Princess & Princess Lily Putri Lily berhasil selamat dari kekangan Raja Ragnar. Tapi ia harus kehilangan pria yang dicintainya. Lily menerima menikah dengan Pangeran Daniel, seperti permintaan terakhir Thomas. Ia pun ke...