Sejak pertemuan dan perintah Daniel mengenai bantuan Desa Welyn, istana terlihat lebih sibuk. Joseph bersama anggota dewan mulai mencari bantuan. Mereka membuat pengumuman untuk di sebar di desa terdekat, meminta bantuan pada para penduduk. Mencoba mengetuk pintu hati warga ya untuk membantu sesama mereka. Sementara yang lain mencoba mencari para penyembuh, bahan makanan, pakaian serta obat-obatan.
Joseph meminta semua barang yang datang ke istana untuk bantuan desa di taruh di dalam ballroom. Para pelayan pun mulai sibuk menerima sumbangan dari penduduk kerajaan Daniel. Mereka berjalan hilir mudik dari pintu depan hingga ke ballroom membawakan berbagai macam barang. Entah itu pakaian, selimut, makanan atau obat. Dalam waktu cepat ballroom istana pun penuh.
Kereta kuda disiapkan untuk membawakan bantuan. Berikut kuda untuk Daniel, Lily dan Joseph yang akan ikut mengantar. Para prajurit dikerahkan untuk mengawal iringan tersebut. Hari itu istana sungguh sibuk. Tak ada satupun yang bisa bersantai. Pelayan sibuk membantu Joseph serta menyiapkan kepergian Raja dan Ratu mereka. Prajurit mengangkat semua barang dan menaruh ke dalam kereta kuda. Ketika selesai, pintu kereta di tutup dan di kunci demi keamanan.
"Semua sudah siap, kak."ujar Joseph saat melihat Daniel dan Lily berjalan keluar.
Daniel melihat iringan banyak kereta kuda di hadapannya. Sementara Lily menatap dengan mata melebar. Kereta kuda berisi bantuan begitu banyak hingga Lily tak bisa menghitungnya. Iringan di hadapannya sungguh panjang.
"Semua kereta kuda itu hasil sumbangan dari para penduduk?"tanya Lily merasa terharu.
"Ya, Yang Mulia. Banyak warga yang merasa bersimpati dan segera mengirimkan bantuan untuk desa Welyn."
"Oh betapa baiknya mereka."sahut Lily.
"Kuda kalian sudah siap jika ingin pergi sekarang."ujar Joseph.
"Baiklah! Lebih baik kita berangkat sekarang. Semakin cepat lebih baik."ujar Daniel. Ia ingin cepat tiba di desa Welyn dan kembali ke istana. Berita mengenai pelaku penculikan Lily membuatnya cemas. Ia nyaris tak bisa tidur nyenyak semalam.
Lily menyusupkan tangan pada lengan Daniel. Lalu mereka menuruni tangga. Daniel membantu Lily naik ke punggung kudanya. Lalu ia pun mendekati kuda lain yang berdiri di samping Star dan naik ke atasnya. Sementara Joseph berkuda di belakang mereka.
Daniel menolehkan kepala ke belakang. Melihat pasukannya yang sudah siap. Joseph mengangguk padanya. Daniel mengangkat tangannya dan berseru agar iringan mereka segera melaju. Prajurit dan ksatria yang berkuda paling depan untuk melindungi raja serta ratu memacu kudanya. Diikuti oleh kuda lainnya hingga akhirnya kuda Lily ikut melangkah.
Iringan panjang pun mulai berjalan keluar istana. Melewati padang serta pedesaan. Ketika iringan istana melewati desa pertama, para penduduk pun berhamburan keluar rumah atau menghentikan apapun kegiatan mereka untuk menyambut pasukan istana. Mereka berdiri di tepi jalan. Melambaikan tangan serta melempar bunga kepada sang raja dan ratu. Sementara para prajurit berjaga di sisi jalan. Lily yang masih tak terbiasa dengan segala perhatian itu hanya bisa mengangguk tersenyum dengan wajah merona malu.
Pasukan terus berjalan hingga tengah hari dan melewati hutan kecil sebelum mencapai desa Welyn. Tertutupnya desa Welyn karena hutan menyebabkan pihak istana terlambat mengetahui kejadian malang itu. Beberapa meter sebelum mencapai desa Welyn tanah terlihat masih segar. Tapi semakin dekat dengan desa, perlahan tanah tampak kering serta pecah-pecah.
Semakin dekat dengan desa semakin memprihatinkan keadaan di sana. Rumah mereka tampak sederhana dan kotor dengan beberapa bagian rusak. Pakaian para penduduk begitu kumal. Wajah mereka pucat. Yang tampak masih kuat segera menatap kedatangan pasukan istana dengan rasa ingin tahu. Sementara yang lainnya hanya duduk dengan lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Lily (Princess Series #3) (Tamat) cetak
FantasyLanjutan dari cerita The Lost Princess & Princess Lily Putri Lily berhasil selamat dari kekangan Raja Ragnar. Tapi ia harus kehilangan pria yang dicintainya. Lily menerima menikah dengan Pangeran Daniel, seperti permintaan terakhir Thomas. Ia pun ke...