(Sambil putar vidionya)
Motor ninja hitam itu berhenti ditepi jalanan yang tidak terlalu ramai tapi juga tidak sepi.
Gilang turun dari motor dan diikuti oleh Adel. Ia menaruh helmnya di motor kemudian menggandeng tangan Adel untuk berjalan.Adel tak banyak bicara. Ia hanya diam mengikuti langkah Gilang yang berada disampingnya. Adel mengedarkan pandangannya, melihat hamparan luas yang penuh dengan gundukan tanah.
Ujung sneakers putih yang dikenakan oleh Adel juga sudah sedikit kotor oleh lumpur, karna jalan setapak yang dilaluinya basah dan sedikit becek akibat hujan deras tadi malam. Ia juga hampir tergelincir kalau saja Gilang tidak menahan pergelangan tangannya.
"Hati-hati! "Ujar Gilang pelan sambil mengeratkan genggaman tangannya pada Adel.
Adel kembali berjalan, kali ini lebih berhati-hati lagi. Adel berhenti berjalan saat Gilang yang berada disebelahnya berhenti. Gilang berjongkok di depan sebuah gundukan tanah yang terdapat rumput rapi diatasnya, dan Adel juga mengikuti apa yang dilakukan oleh Gilang.
"Ma, Gilang kangen! " Lirih Gilang sambil mengusap nisan mendiang mamanya.
Adel yang melihat itu hanya diam memperhatikan Gilang dari samping. Ia tidak tau harus berbuat apa, ini pertama kalinya Gilang mengajaknya mengunjungi makam mendiang mamanya.Ini juga pertama kalinya ia melihat seorang Gilang yang biasanya selalu berbuat jahil kini bisa selirih ini.
Adel terus memperhatikan Gilang, menunggu kata-kata Gilang selanjutnya. Tapi hampir dua menit Gilang hanya diam sambil terus mengusap nisan berwarna putih itu.
Adel yang tidak tahan lagi langsung mengusap punggung Gilang lembut. "Kamu kangen sama mama kamu. Aku yakin tante Gina pasti udah tenang disana! " Adel berkata lembut sambil terus mengusap punggung Gilang, ia tau nama mamanya Gilang karna ia membaca tulisan di nisan yang ada di hadapan nya.
Gilang menatap Adel dengan matanya yang sedikit berubah sendu. Ia kemudian menggenggam tangan Adel yang sebelumnya mengusap punggunya, ia menggenggam tangan Adel dengan sangat erat. "Maaf ya, aku ngajak kamu ke tempat begini tanpa bilang sama kamu dulu! "Ucap Gilang
"Engga apa-apa, aku malah seneng kamu mau ngajak aku kesini, Mau ngenalin aku sama mama kamu" Adel tersenyum yang membuat Gilang juga ikut tersenyum
Adel beralih menatap makam didepannya, kemudian ia mengusap lembut nisan itu sambil berkata "Tante yang tenang ya disana, Gilang juga pasti bakal selalu doain tante, Adel juga. "
"Gilang sekarang udah besar tan, dia baik walau kadang ngeselin suka banget jahilin Adel! "Gilang tersenyum mendengar pengaduan Adel pada mendiang mamanya
"Gilang sayang banget sama tante, tante juga pasti sayang kan sama Gilang. Sama Adel juga sayang Gilang..! " Adel menutup mulut saat menyadari ucapannya barusan. Ia melirik Gilang yang tengah menatapnya dengan tatapan menggoda. Adel merutuki mulutnya karna sudah kelepasan, bisa-bisa Gilang semakin percaya diri dengan perkataannya barusan.
" kenapa engga dilanjutin! "Ujar gilang menggoda. Adel menunduk malu, sementara Gilang semakin gemas menggoda Adel.
"Kenapa sayang " Gilang semakin gencar menggoda Adel, kemudian ia mencubit pipi Adel gemas.
"Apaan sih" Adel melepaskan tangan Gilang dari pipinya yang sudah merona.
"Aduh gemes deh "Gilang kemballi mecubit pipi Adel.
"Ih sakit Gilang"Adel memukul tangan Gilang sampai terlepas dari pipinya.
Gilang tertawa melihat pipi Adel yang semakin merona karna ulahnya. "Aduh gemes banget sih, jadi pengen peluk. Sini sini peluk! "Gialang merentangkan tangannya berniat memeluk Adel

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Ketua Kelas Vs Sekertaris ✔
Novela Juvenil[Beberapa part diprivate follow dulu sebelum membaca] Bagi adel, gilang adalah sebuah bencana yang harus ia hindari. Manusia paling menjengkelkan yang pernah Adel kenal, Gilang selalu saja mengganggunya, tidak disekolah maupun dirumah, Gilang selalu...