Rencananya pagi ini mereka semua akan pergi ke puncak untuk liburan tapi harus gagal karena Idam dan Irina demam "bundaa..hikss..hikss" mereka jadi sangat manja kepada Aruna dan Adam "jangan nangis yah sayang, kalian mau apa?" mereka menggelengkan kepalanya nafsu makan mereka menurun "aku udah hubungin dokter kamu tenang aja" ia membantu Aruna mengompres,dokter sudah datang dan langsung memeriksanya "bagaimana dok?apa yang terjadi dengan mereka?" dokter hanya senyum "ini hanya demam biasa,ini beri obat nya sehari 3x dan ini ada obat penambah nafsu makan" Adam mengantarkan dokter "Bunda Idam pengen adik" ia mengelus rambut mereka "bunda pasti kasih adik buat kalian,tapi kalian harus janji buat sehat dulu" mereka mengangguk saja.
3 bulan kemudian "huoekk...huoekk..huoekk" Adam memijit tengkuknya "kamu masuk angin yah,mendingan kamu istirahat biar anak-anak aku yang jemput" Aruna mengangguk saja "huoekk...huoekk, aku pengen rujak yang ada di depan sekolah Idam pedes banget enak kali yah" Adam menuntun Aruna untuk duduk "aku beliin,kamu istirahat yah aku jemput anak-anak dulu" Adam pergi.
Bell rumah bunyi Aruna turun membuka pintunya "iya sebentar" saat membuka pintu orang itu berbalik "Anneth?ngapain lo kesini lagi?" ia langsung masuk dan duduk manis sambil tumpang kaki "gua kangen sama Adam,jadi gua kesini aja" Aruna menarik tangan Anneth "pergi lo dari sini,jangan ganggu rumah tangga gua lagi,rasanya tenang kalo lo gak ada di kehidupan keluarga gua" Aruna mendorong Anneth "lo sadar lo itu orang ketiga antara gua sama Adam dulu waktu lo gak ada hidup gua tenang sama adam" kini Anneth mendorong Aruna "lo kan yang ninggalin suami gua demi laki-laki lain yang gak ada apa-apa sama suami gua dia itu kaya debu diantara kekayaan suami gua"
Adam baru saja sampai "Ayah ko Bunda kaya yang marah-marah gitu sih" mereka langsung lari "kurang ngajar" Anneth mendorong tubuh Aruna hingga perutnya membentur Anak tangga "BUNDAaaa..." Idam dan Irina berlari menghampiri Aruna "sakiiitttt....dammmm" ia menangis merasa sakit di perutnya "kalo terjadi sesuatu kamu saya akan penjara" darah segar mengalir dari pangkal paha Aruna "kita ke rumah sakit,pa yanto hubungin polisi,borgol dulu dia di gudang" mereka langsung pergi
Skip rumah sakit
Dokter selesai memeriksa Aruna "keadaannya baik-baik saja,kandungannya sangat kuat jadi benturan itu tidak berpengaruh apa-apa pada janinnya,walau begitu kalian harus tetap hati-hati karena hamil muda itu beresiko" Adam diam mendengar penjelasan dokter "anak saya hamil dok?"dokter itu tersenyum " suaminya mana yah bu?" Adam maju "saya suaminya dok" dokter terkejut "oh ini suaminya,saya kira ini kakanya,jadi gini pa tolong kasih perhatian lebih yah soalnya ibu hamil itu hormonnya labil,kalo kalian berhubungan usahkan cari posisi yang aman dan nyaman bagi si ibu karena bisa terjadi pendarahan jika salah posisi,dan satu lagi jangan menekan terlalu dalam karena bisa melukai si janin" Adam mengangguk lalu masuk ke ruangan Aruna "sayang" ia langsung memeluk Aruna yang sudah menangis "anak kita kuat ko,dia gpp" ia masih saja menangis."Bawa kekantor polisi" ia mematikan sambungannya "kenapa dam?" Aruna penasaran adam menelpon seseorang dan membawa-bawa polisi "gpp ko sayang, kamu mau apa?" Aruna menggeleng "aku gak mau apa-apa,cuma ko aku mual banget yah" ia kembali memuntahkan cairan bening "kamu istirahat yah" Aruna tidur di pelukan Adam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Honey-Honey Wedding
RomanceAruna Chalista Anak ke 3 dari 4 bersaudara,harus menerima kenyataan bahwa ia akan menikah dengan laki-laki pilihan orang tuanya di usia yang baru menginjak 21 tahun harus menikah karena kalau tidak namanya akan di blacklist dari nama pewaris dan sem...