HHW-4

14.6K 284 0
                                    

"Ma..mama" mama lari dari kamarnya lalu memeluk suaminya "Aruna pa" papa mencoba menenangkannya "mama tenang kita pasti cari Aruna" Arjun,Boy,dan Moza baru sampai "Mama tenang ma,kita bakalan cari Aruna,Moza bawa mama ke kamar" Moza membawa mama ke kamar "ini semua gara-gara Adam" Arjuna dan Boy saling pandang "Adam?kenapa sama Adam pa?" papa menceritakan apa yang terjadi Arjuna dan Boy sangat kesal "brengsekkk" Boy mengepalkan tangannya tapi Arjuna berusaha menenangkan mereka.

Ia menangis di ruanga istirahatnya "maaffin Aruna ma,pa Aruna udah gak kuat nanggung beban ini Mario hianatin aku dan Adam nolak aku" ia kembali menangis.

Flashback on:
"Kayanya buku gua ketinggalan deh di mobil Adam,gua ambil aja kali yah" ia masuk ke mobilnya dan pergi ke rumah Adam
Skip rumah Adam.
Saat hendak mengetuk pintu ia mendengar keributan di dalam "aku gak bisa pa,maaf" ia bingung dengan maksud Adam yang seperti menolak,ia kembali mendengarkannya
"Tapi kenapa dam?kenapa kamu nolak bukannya kamu setuju nikah sama Aruna tapi kenapa sekarang kamu nolak?" setelah mendengar itu ia langsung pergi.

Flashback off.

Ia pergi karena ia tidak kuat melihat kedua orang tuanya malu akibat Adam ia memilih menenangkan pikirannya terlebih dahulu.

Brukk...Boy menghajar wajah Adam tanpa ampun "gara-gara lo adik gua kabur dari rumah, mau lo apa sih?" ia kembali menghajarnya "adam sayang kamu gpp kan honey?" seorang perempuan membantu Adam berdiri "sekarang gua ngerti jadi ini alasan lo nolak adik gua demi cabe-cabean ini cuihh,lo bodoh" Boy langsung pergi nada notifikasi dari handphonenya

From Aruna :bilangin sama mama gua baik-baik aja jangan khawatir gua ada di rumah kita di bandung,gua juga minta maaf udah pergi gak bilang-bilang :'(

Boy merasa lega jika Aruna baik-baik saja ia pun masuk ke mobilnya dan kembali ke rumahnya.

"Kamu gpp kan sayang" perempuan itu mengobati lukanya tapi ia menepisnya "mendingan kamu pergi" ia masih saja mengobatinya "kamu kenapa sih ko berubah gini?aku kan kangen" Adam berusaha menghidari wanita itu "denger yah Anneth kamu sendiri yang dulu tinggalin aku, kenapa kamu balik lagi sih?" perempuan itu memeluknya sambil meminta maaf "maafin aku dam,aku nyesel ternyata kamu lebih baik dari juno" ia melepaskan pelukannya dan pergi.

"Non ini kopinya" ia tersenyum dan mengambil kopinya dan menyeruputnya sambil menikmati suasana sore hari di rumah besar itu dering handphonenya membuatnya terkejut "nomor siapa ini?" telpon dari nomer tidak di kenal ia tidak menjawabnya tapi orang itu terus menelponnya akhirnya ia mematikan handphonenya ia butuh ketenangan tanpa gangguan siapapun.

Ke esokan paginya ia sedang siap-siap untuk pergi olahraga pagi di sekitar pedesaan itu "pagi neng" orang-orang menyapanya dengan logat sunda ia tersenyum ramah pada mereka ia sampai di tempat yang paling ia sukai sebuah sungai kecil dengan air jernih dan pepohonan yang rindang membuat siapapun suka akan tempat sejuk dan indah seperti itu "non hehh...hehh" Aruna berbalik ternyata bu surti menyusulnya nafasnya terengah-engah "ada apa bi?ko sampe kaya gitu?" surti mencoba mengatur pernafasannya "ada tamu non" Aruna bingung siapa tamu datang sepagi ini akhirnya ia dan bi surti kembali ke rumah dengan jalan saja karena kasian bi surti "udah bi,saya minta maaf" sambil cengengesan
Setelah sampai rumah ia melihat siapa orang itu "ngapain lo kesini?" ia mulai judes dengan orang itu "saya minta kamu balik ke rumah Aruna" ternyata orang itu Adam " gua gak mau" ia menolak mentah-mentah ajakan Adam.

Honey-Honey WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang