HHW-3

16.1K 281 3
                                    

Ia turun dari mobil Adam "makasih tumpangannya" ia langsung masuk kekelasnya "sabar dam,sabar" ia mengelus dadanya untuk sabar menghadapi Aruna

Flashback on:
Aruna terus membelakanginya sambil main game di handphonenya "Saya mau ngomong sama kamu" ia tetap membelakanginya "ngomong aja gua pendengar yang baik" Adam menarik nafas panjang "kamu yakin gak mau sama saya?"
"Hmm.." sikap dinginnya keluar "kenapa?" Aruna menghadap Adam "kan udah gua jelasin waktu semalem,lo gak simak yah?" Adam hanya diam.
Flashback off.

Karena hari ini dosen tidak ada semua mahasiswa/i memutuskan untuk keluar sambil mengerjakan tugas "yang ini udah belum lo,susah banget sih" saat akan berbalik ia melihat orang yang ia kenal ia menghampirinya,suara tamparan menggema di restoran itu "ohh gini yah,selama ini gua nunggu kabar lo dan lo malah senang-seneng sama cabe-cabean kaya dia,apa yang kurang sama gua?" Mario adalah kekasihnya sejak SMA tapi ia malah menghianati kepercayaan Aruna "aku bisa jelasin semua" ia menepisnya "gak perlu gua gak butuh penjelesan apapun dari playboy kaya lo kita putus." ia pun pergi.

Keadaanya sangat kacau mata sembab hidung merah ia membanting pintu kamarnya cukup keras hingga membuat mamanya terkejut "Arunaaa"
Ia hanya menangis saja tanpa henti "lo jahat Mario gua benci lo mario gua benci..." sambil memukul bantalnya "Aruna kamu kenapa sayang?" Aruna tidak menjawab ia memilih menangis kencang melepaskan kekesalannya.

"Kayanya ini buku Aruna deh,nanti aku anterin aja ke rumahnya" sebuah foto jatuh dari sela-sela buku itu Adam melihat fotonya ternyata itu Foto Aruna bersama seorang sedang berciuman.

"Pa aku mau ngomong" ia berdiri di hadapan papanya yang sedang membaca koran "ngomong aja" papanya tetap fokus membaca "aku siap nikah sama Adam pa" papa mengalihkan perhatiaannya dan mengadap Aruna "kamu yakin sama keputusan kamu Aruna?papa gak mau yah kalo kamu cuma main-main aja" ia kembali duduk dan membaca korannya "aku serius pa,aku siap nikah kapanpun" kali ini papanya tersenyum "ok papa akan kasih tau kabar baik ini sama keluarga Hariangga" Aruna kembali ke kamarnya.

"Aku gak bisa pa,maaf" ia membelakangi orang tuanya "kenapa dam,waktu itu kamu setuju nikah sama Aruna tapi kenapa sekarang kamu nolak ada apa ini dam?" ia menghadap kepada kedua orang tuanya "tolong sampaikan permintaan maaf aku pa sama keluarga pak Charlie" ia langsung pergi "Adamm?adamm" mamanya mencoba mengejar Adam tapi di halangi papanya.

Keesokan paginya Adam pergi ke rumah Charlie untuk mengantarkan buku Aruna yang tertinggal di mobilnya "eh nak Adam,silahkan masuk dulu" Adam tersenyum ramah "maaf saya cuma mau anterin buku Aruna saja,saya permisi" setelah menyalami tangan mamanya Aruna ia langsung pergi kembali ke kantornya,di dalam mobil ia hanya melamun saja foto itu membuat nya sangat jijik bagaimana tidak perempuan yang orang tuanya jodohkan serendah itu.

"Apa alasannya tuan Hariangga? Apa yang putri saya lakukan sampai membuat adam menolak?" papa mulai berapi-api "saya tidak tau,hanya Adam yang tau alasannya" tiba-tiba Adam masuk "papa,om charlie" papa langsung mencengkram kerah baju Adam "kenapa kamu tolak Aruna?apa kamu punya perempuan lain?" Adam melepaskan cengkraman di kerahnya dengan kasar "ya saya punya perempuan lain,memangnya kenapa?apa hak anda" tangannya hendak menampar tapi dering ponselnya membuatnya kesal "hallo?ada apa ma?"
"Aruna pa Aruna" panik
"Aruna kenapa?" mulai panik
"Dia kabur pa,hiks...hiks...hiks,cari dia pa"
Sambungan di matikan papa langsung pergi dari kantor Hariangga.

Honey-Honey WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang