"Bababap,,mamamama" mereka terus berceloteh di dalam mobil "anak Bunda mau biskuit yah nak" ia mengambilkan biskuit bayi mereka makan sangat berantakan bahkan sampai membuat baju mereka basah dan kotor "pelan-pelan nak makannya" setelah sampai mereka menyalami kedua orang tua Aruna "apa kabar kalian,eh Idam sama Irina udah gede aja sini biar kakek gendong" papa menggendong Idam dan Irina "kakakk" Moza langsung memeluk Aruna "ka Adam apa kabar?" Adam memeluk Moza ia menganggap Moza seperti Adik kandungnya "kaka selalu baik ko,oh ia arjun sama boy mana?" ya dari tadi mereka tidak melihatnya "arjun sama boy lagi keluar kota urusan pekerjaan,kita makan yuk" mereka makan siang bersama-sama.
Hari-hari Aruna dan Adam lalui tak terasa pernikahan mereka sudah berjalan 4 tahun rumah tangga mereka tak berjalan mulus pasang surut mereka lalui "Idam,Irina ayok makan dulu nak" mereka menggeleng "kita mau makan sama ayah bunda" Ia memelototkan matanya "kalian mau makan Ayah kalian?" Idam berkacak pinggang dan menggoyangkan jari telunjuknya artinya tidak "ihh Bunda ko bodoh sih,kita gak suka makan ayah yang ada Ayah suka makan Bunda" ia lebih terkejut dengan kata-kata Irina " Adammm" ia berteriak memanggil Adam "ada apa sih?" Aruna menjewer telinga Adam hingga Adam meringis "kamu ajarin apa sama mereka?" Adam mengedikkan bahunya "aku gak ajarin apa-apa ko,iya kan kiddo" mereka bertos ria,Aruna masuk kedalan rumah ia memilih duduk di depan tv sambil menonton film kesukaannya "Bunda maafin kita bun" ia membelakanginya "Bunda marah!" Idam dan Irina bersujud di kaki Aruna "kalo bunda marah entar siapa yang buatin pudding kesukaan kita" ia membalikkan tubuhnya menghadap kedua anaknya yang hampir menangis "Bunda maafin,kalian janji gk boleh gitu lagi" mereka memeluk Aruna "Bunda kita mau ke rumah nenek" Adam ikut duduk di dekat mereka "kerumah nenek yang mana sih?" Irina mencubit hidung Adam "kita kan ngomong nya sama bunda kenapa ayah yang jawab?" Idam berkacak pinggang " emang salah ayah jawab?" mereka mengangguk "salah besar Ayah" Adam nampak kesal dengan mereka " iya deh yang anak Bunda mah selalu benar" Aruna dan mereka bertos ria membuat Adam tambah kesal "mau ke rumah nenek mana sayang, nenek rena?atau nenek winda?" mereka nampak berfikir "nenek winda aja bun" Irina menyampaikan keinginan mereka "ok,kalian siap-siap sana" mereka siap-siap di bantu bi inah,Aruna menyiapkan keperluan mereka.
Di mobil Idam dan Irina sibuk dengan mainan mereka "bunda Idam sama Irina punya permintaan" Aruna mengahadap mereka "emng kalian mau hadiah apa dari Bunda?" tersenyum "kita pengen punya adik Bunda" Adam mengerem mobil nya mendadak karena kata-kata Irina "sakit ayah" Adam dan Aruna masih diam "kenapa mau punya adik?" Adam bertanya pada mereka "kata temen sekolah Idam sama Irina punya adik itu seru yah,bisa di ajak main sama-sama,belajar bersama,makan bersama,tidur bersama dan..." Idam nampak berfikir "dan bisa bangun rumah bersama" Adam mendapat hadiah cubitan daru Irina dan Aruna "Anak sama emak sama-sama galak,ok Idam ayah sama bunda pasti kasih adik buat kalian iyakan bun" Aruna memelototi Adam.
Mereka sudah sampai di depan rumah orang tua Aruna "Assalamualaikum ma,pa" pintu terbuka "waalaikumsalam" yang membuka pintu adalah Moza "kakakkk!!" mereka berpelukan melepaskan kerinduan setelah sekian lama tak bertemu "hai kiddo" ia juga memeluk Idam dan Irina "mico ikut aunty?" Moza mengangguk, moza menikah setelah lulus sekolah karena paksaan papa seperti yang di lakukannya pada Aruna dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Honey-Honey Wedding
RomanceAruna Chalista Anak ke 3 dari 4 bersaudara,harus menerima kenyataan bahwa ia akan menikah dengan laki-laki pilihan orang tuanya di usia yang baru menginjak 21 tahun harus menikah karena kalau tidak namanya akan di blacklist dari nama pewaris dan sem...