“Rumah lo dimana?”
“Habis ini ada perempatan, trus belok kiri.” Jawab Ayla. “Turunin di minimarket aja, Kak.”
“Rumah lo dimana?” Ulang Yudhis.
“Eh, gak usah, Kak. Aku ke rumahnya sendiri aja.”
“Yaudah.”
Hening.
Ayla mengamati jalanan kota, kemudian kembali menatap cowok itu melalui kaca spion. Hendak mengatakan sesuatu. “Um, Kak.”
“Hm,”
“Aku boleh jujur gak?”
“Apa?”
“Um, sebenernya hari ini ada jadwal les. Dan aku bolos.”
“Oh.” Jawab Yudhis singkat padat dan jelas.
“Lho kok cuma ‘oh’ doang? Kakak gak marah? Soalnya tadi aku gak bilang dulu sebelum pergi.” Ucap cewek itu cemas.
“Gak.” Balas cowok itu. “Lagian lo gak bakalan jadi bodoh cuma gara-gara bolos les sehari. Gak usah berlebihan gitu.”
“Tapi, Kak,”
“Yang lo lakuin dan lo prektekin tadi jauh lebih berguna daripada materi les lo hari ini.”
Ayla tertegun, mengingat kembali apa saja yang ia lakukan hari ini. Rasanya sulit dipercaya kalau hari ini ia dapat melakukan dua hal besar hari ini. dan itu semua karena cowok itu. “Makasih ya, Kak.”
“Buat apa?”
“Buat hari ini. Makasih ya.”
“Udah sampe.” Yudhis menghentikan motornya di depan sebuah minimarket, persis seperti yang diminta cewek itu.
“Oh iya. Udah sampe. Ya udah, Kak. Aku pulang duluan ya. Sekali lagi terima kasih buat hari ini. aku seneng banget.” Ucapnya tepat setelah turun dari motor.
Cowok itu menjawab dengan sebuah angggukan,kemudian pergi.
***
Cklekk......
"Eh, kamu baru pulang?"
Ayla terhenyak. Tiba-tiba saja Mamanya sudah berada di hadapannya begitu ia membuka pintu.
"I-iya, Ma." Jawabnya gugup. "Duh, gimana nih kalo sampe Mama tau aku bolos les tadi." Batinnya.
"Cepet masuk. Kasihan tuh, temen-temen kamu udah nungguin di dalem."
"Temen? Siapa, Ma?"
"Udah. Kamu masuk aja. Nanti juga tau."
"Iya, Ma."
Cewek itu kemudian masuk ke dalam kamarnya. Baru juga pintu setengah dibuka, ia sudah merasakan ada yang menarik tangannya masuk.
"Eh, ini apa-apaan?" Kaget cewek itu.
"Ayo buruan. Ceritain lo ngapain aja tadi." Jawab orang itu, yang tidak lain adalah Nadia, teman sekelasnya.
"Nad, kamu apa-apaan sih? Ya gak usah ditarik-tarik juga. Emang kamu pikir aku kambing apa." Kesal Ayla.
Nadia meringis. "Sorry. Habisnya gue kepo." Ucapnya. "Makanya buruan sini. Ceritain sama kita-kita. Lo ngapain aja sama Kak Yudhis tadi?"
"Yoi." Sahut Jessy yang sudah duduk manis di atas ranjang kamar.
Ayla menurut. Ia duduk di atas ranjang, membentuk posisi melingkar dengan Jessy dan Nadia. Kemudian mulai menceritakan apa saja yang dilakukannya hari ini dengan gaya polosnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AILYRA [Sudah Terbit]
Teen FictionLari bukanlah cara yang dewasa untuk menghadapi masalah. Alih-alih menyelesaikan masalah, justru membuat masalah semakin gemas memburumu. Namun, Memangnya siapa yang sanggup bertahan ketika masalah tiada henti mendatangi? Bukankah lebih baik pergi...