"Elang," Lirihnya.
Cowok itu langsung berbalik, berlari manjauh.
"Tunggu, Lang. Jangan pergi." Cegah Ayla. Namun sia-sia, cowok itu sudah terlalu jauh. Tidak mungkin panggilannya akan terdengar.
Ayla berusaha mengejar, tapi Yudhis buru-buru menahannya.
"Jangan dikejar. Kayaknya dia masih belum siap buat ketemu."
Ayla tidak berusaha melawan. Mungkin benar yang dikatakan Yudhis, kalau Elang masih belum siap menemuinya. Mengingat semua isi suratnya itu.
"Kita pulang sekarang?" Tawar Yudhis.
"Gak jadi tampil, Kak?"
"Ntar biar Gerry sama Valdo yang handle."
"Eh, jangan, Kak. Aku gak apa-apa kok." Ayla menguap pipinya, berusaha tersenyum.
"Yakin gak papa?"
"Iya."
"Yaudah."
***
Uhuk, Yudhis terbatuk karena tersedak jus.
Dengan sigap, Ayla yang duduk di sebelahnya langsung menepuk lembut punggung cowok itu. "Kakak kalo minum hati-hati dong."
Uhuk.... Uhuk..... Uhuk.....
Yudhis terus terbatuk, tapi kali ini batuknya lebay. Sengaja karena ingin mengerjai cewek itu.
"Aduh, gimana nih, Kak?" Panik Ayla.
Sedangkan Gerry dan Valdo hanya menatap bingung."Pijitin, Ay. Biar enakan." Saran Valdo.
"Peluk aja. Ntar juga berhenti." Timpal Gerry. "Atau kalo gak mau, gue juga boleh dipeluk."Valdo yang gemas langsung melayangkan pitakan pada kening Gerry. "Pantat dugong kurang belaian."
"Sa ae lu." Kesal Gerry, mengelus keningnya. "Sakit tau."
"Bodo."
"Aduh, Kak Gerry sama Kak Valdo kok malah ribut sih." Ucap Ayla. "Ini lho, Kak Yudhis-nya gimana? Mana batuknya gak selesai-selesai lagi."
"Ciee pacar yang perhatian." Goda Valdo.
"A ciee ciee..." Gerry menambahkan.
"Iya dong. Ayla kan sayang sama Kak Yudhis." Bangga Ayla.
"Iya deh. Percaya yang udah taken." Timpal Gerry. "Apalah dayaku yang sampe sekarang masih ngejones." Ucapnya sok melas.
"Alay lo." Gidik Valdo. "Buruan ke stage. Udah ditungguin tuh."
"Beres." Gerry bangkit dari tempat duduknya, kemudian menarik tangan Valdo. "Ayo."
"Bentar." Valdo menggeser kursinya hingga berjarak beberapa senti di sebelah Yudhis. "Buruan. Gue tau lo lagi pura-pura sekarang." Bisiknya.
"Kak Yudhis gimana, Kak? Trus nanti kalo gak ada dia, siapa yang nyanyi?" Tanya cewek itu.
"Kamu aja yang nyanyi." Ucap Yudhis.
"Hah? Aku? J-jangan, Kak." Tolak Ayla.Uhuk.... Uhuk... Uhuk....
"Eh iya iya. Aku mau."
Valdo mendengus, melirik senyum licik di wajah Yudhis. Ia kemudian mendekatkan wajahnya. "Lo sengaja kan?" Bisiknya.
"Tunggu dan lihat aja." Balas Yudhis.
"Yuk, Ay." Ajak Gerry. "Lo juga, Val. Jangan dempet-dempet mulu sama tuh manusia kutub."
KAMU SEDANG MEMBACA
AILYRA [Sudah Terbit]
Teen FictionLari bukanlah cara yang dewasa untuk menghadapi masalah. Alih-alih menyelesaikan masalah, justru membuat masalah semakin gemas memburumu. Namun, Memangnya siapa yang sanggup bertahan ketika masalah tiada henti mendatangi? Bukankah lebih baik pergi...