~War alert

116 9 10
                                    

Jalanan itu tampak sepi, ketika musim dingin, kota Anchorage terasa seperti kota mati, sepi. Apalagi jika sepagi ini, hanya ada lampu-lampu jalan yang menerangi kota modern Alaska itu.

Terlihat Irene bersusah payah melewati jalan yang dipenuhi salju, tatkala kaki nya tersangkut salju karena sepatu high heels yang dikenakan nya.

Entah ide bodoh apa yang terlintas di otaknya sehingga Irene keluar sepagi ini untuk pulang ke rumahnya, memang rumahnya tak seberapa jauh dari rumah milik Louis. Hanya saja, sekarang bukan waktu yang tepat.

Irene's pov

Ugh! Irene!!! Kenapa kau sebodoh ini, jalanan yang penuh dengan salju, lalu suhu yang sudah tidak normal lagi, kemana pikiran mu! Kenapa tidak kau tunggu saja Louis bangun, dengan begitu kau bisa meminta bantuan pada nya untuk mengantar kan mu ke rumah. Aku tak berhenti berhentinya mengutuk kebodohan ku sendiri, aku yakin setelah ini aku akan menderita flu. Damn!

Yap aku tinggal beberapa blok lagi untuk sampai ke rumah, namun kakiku dari tadi terasa nyeri, ini karena high heels yang kupakai,

Come on ... Kau begitu bodoh Irene.

Oh my God!

Aku lupa jika Louis melarang ku untuk pulang ke rumah karena ditakutkan ada musuh Dad yang menunggu ku disana. Tapi apa aku harus percaya pada omongannya Louis ya? Kiranya aku coba dulu untuk pulang jika terjadi sesuatu aku akan panggilkan uncle Davis untuk menolong ku, kurasa dia petinju yang hebat.

Tiba-tiba aku merasa ada yang mengawasi ku.

Dengan gerakan cepat aku menoleh ke belakang namun tidak ada seorang pun disana.

Aku semakin mempercepat langkahku berharap tadi hanya halusinasi ku saja, tapi kenapa aku semakin merasa bahwa ia ada dibelakang ku.

Oh no! aku bisa merasakan suara langkah kaki nya sekarang.

"Pffft pffft"

Akh! Sial

Aku tidak bernapas, siapa yang membungkam ku, ya Tuhan aku tidak mau diculik untuk kedua kalinya. Ini semua karena kebodohan ku!

Tiba-tiba aku merasa pusing, dan aku yakin ini pengaruh dari obat bius pada sapu tangan yang telah membungkam mulutku, tapi sayangnya aku tidak bisa melihat wajah pria itu, yang hanya bisa kurasakan adalah hangat dengan aroma mint yang begitu menyeruak.

Lalu semuanya gelap.

Author's POV

"Irene?" Louis dari tadi mencari keberadaan Irene, namun ia tidak menemukannya di manapun.

Kepanikan mulai menggerogoti kepalanya.

Kali ini Louis tahu kemana harus mencari Irene, Untung masih pagi ,jadi ia bisa menemukannya dengan cepat.

Ia meraih jaketnya lalu pergi menuju garasi untuk menghidupkan Mustang nya.

"Akh" Irene merasakan pusing, dan ia perlahan membuka matanya, hingga suatu pemandangan yang begitu menakutkan ada di sampingnya.

"Aaaaaaa!!!!" Irene berteriak histeris, bagaimana tidak, di sampingnya terdapat sebuah kepala manusia yang sudah terpisah dari tubuhnya, kepala tersebut menjulurkan lidahnya dengan mata yang masih melotot. Irene begitu terkejut melihat pemandangan yang tiba-tiba ada di sampingnya, perlahan Irene meringsut mundur.

Namun ia merasakan bahwa tanyanya terikat dengan simpul yang kuat. Ini akan sangat sulit untuk dilepaskan.

Dengan segala kekuatannya ia perlahan mundur hingga punggung nya menyentuh tembok. Betapa tersiksa nya Irene yang satu ruangan dengan tubuh termutilasi dan bau amis darah yang sungguh sangat membuat nya mual.

LOVE IN THE DEEP WEBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang