TUJUH

1.7K 258 29
                                    

Heart by 2BIC - Ost. Are You Human too

Wendy menyiapkan sarapan dengan cekatan. Ia menuangkan sup di sebuah mangkuk dan menatanya bersama dengan piring-piring berisikan lauk pauk yang hangat dan menggugah selera.

Donghae keluar dari kamar dengan kaos oblong hitam tanpa lengan. Wajahnya nampak segar dengan rambut yang masih sedikit basah. Ia duduk di meja makan dan mencuri sepotong lauk untuk dimakan saat Wendy tengah menyendok nasi ke dalam mangkuk.

Bel apartemen berbunyi. Wendy dan Donghae saling memandang satu sama lain. Siapa yang bertamu sepagi ini? Donghae pun beranjak dari duduknya.

"Woah..." Donghae terkejut saat mengetahui siapa yang berkunjung sepagi ini melalui layar intercom. Ia pun segera membuka pintu apartemen dan menyambut tamunya.

"Minho ya." seru Donghae dan memeluk sahabat karibnya. Choi Minho, sahabat Donghae sejak berada di bangku sekolah menengah atas. Mereka sudah lama tidak bertemu karena kesibukan masing-masing. Apalagi saat ini Minho sudah dipercaya oleh keluarga mertuanya untuk mengurusi perusahaan Biro perjalanan wisata milik keluarga sang istri, membuatnya harus sering bolak-balik ke luar negeri. Berawal dari pegawai biasa di perusahaan tersebut, hingga diambil menantu dan menjadi presdir perusahaan. Hal ini juga karena sang istri, Choi Jinri, merupakan anak tunggal dalam keluarga tersebut.

Setelah melepas pelukannya, Donghae mengalihkan perhatian pada seorang anak laki-laki lucu yang memeluk kaki ayahnya,"Omo omo, lihat keponakanku, lama tidak melihatmu, kau sudah tambah besar ya." Donghae berjongkok untuk mensejajarkan tingginya dengan anak laki-laki Minho, Choi Yoogeun.

"Beri salam pada Donghae ahjussi. Kau masih mengingatnya, bukan? Dulu ia sering membelikanmu mainan." jelas Minho mengingatkan sang anak pada sosok Donghae. Yoogeun mendongak untuk menatap sang ayah sekilas dan kembali memperhatikan wajah Donghae yang tersenyum lebar. Alis bocah berumur lima tahun itu mengerut dengan bibir yang mengerucut, ia sedang berpikir keras. Maklum, sudah satu tahun lamanya mereka tidak bertemu langsung. Karena saat itu, Minho harus mengurus perusahaan cabangnya yang mengalami masalah dan terancam gulung tikar di Thailand. Mengharuskannya dan keluarga untuk pindah ke negeri gajah putih tersebut.

"Donghae ahjussi, belikan aku mainan!" bukan ucapan salam yang terlontar, namun malah permintaan untuk dibelikan mainan. Yoogeun berucap sembari mengulurkan tangan. Kedua matanya mengedip-ngedip lucu.

"Kau masih mengingatku?" tanya Donghae dan dijawab anggukan oleh bocah itu,"Aigoo..." Donghae pun memeluk gemas Yoogeun untuk meluapkan rasa bahagianya.

Donghae mengajak Minho masuk dengan Yoogeun dalam gendongannya. Minho menyeret koper yang cukup besar. Donghae yang melihat koper yang dibawa Minho pun bertanya,"Kau baru pulang ya? Tapi dimana istrimu? Dia tidak ikut?"

Minho mengusap tengkuknya dan menjawab,"Sebenarnya aku ingin minta tolong padamu." Baru akan kembali melanjutkan perkataannya, namun sayangnya terpotong oleh panggilan terkejut Wendy.

"Omo, Minho oppa...." Wendy menutup mulut dengan satu tangan, ia beralih pada bocah laki-laki yang di gendong Donghae,"dan Yoogeun ah." Wendy dengan semangat mendekati Yoogeun dan menciumi pipi tembamnya,"Masih ingat?" Jari telunjuk dan ibu jari Wendy berpose di bawah dagu.

Yoogeun dengan semangat mengangguk,"Wendy noonaa..."sorak Yoogeun dan mulai menggeliat untuk berpindah gendongan. Donghae pun memberikan Yoogeun pada Wendy.

"Dia bukan noona Yoogeun ah. Panggil Ah-jum-ma." Donghae menegur Yoogeun dan mengajari Yoogeun untuk mengeja panggilan ahjumma.

Yoogeun menggeleng imut. Donghae pun bertanya,"Kenapa kau memanggilku ahjussi dan dia malah noona?"

"Kalena Wendy noona cantik. Donghae ahjussi cudah keliput."  Yoogeun berucap dengan sedikit cadel, lalu menunjuk-nunjuk bagian bawah mata Donghae dengan polosnya. Seakan-akan memberitahu kalau ada keriput di bagian itu.

We YoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang