LIMA BELAS

1.4K 220 64
                                    

Baekhyun membuka pintu mobil dengan malas. Dia malas bekerja hari ini. Karena apa? Tentu saja tidak mau bertemu mantan. Mantan terpahit pula. Cinta pertama yang berakhir pahit, sepahit muka kyungsoo saat marah. Apa hubungannya? Tanyakan saja pada Baekhyun yang tengah gundah gulana.

Karena bermalam di kediaman Do, ia harus kembali ke apartemen terlebih dahulu saat pagi-pagi sekali untuk bersiap ke studio. Baekhyun berjalan sembari menguap lebar. Ia menatap kendaraan yang terparkir rapi. Saat hendak menekan tombol agar bisa masuk lewat parkiran bawah, gerakannya terhenti.

Ia berbalik, kembali menatap kendaraan yang terparkir manis tak jauh dari pandangannya. Motor itu. Sepertinya kenal. Ia merasa tidak asing. Apa milik sahabatnya itu? Pasalnya dia seorang maniak otomotif. Namun, Baekhyun memilih geleng-geleng kepala. Tidak mungkin. Itu pasti milik orang yang tinggal di apartemen ini. Bukan hanya Sehun kan yang memiliki motor itu? Lagipula Sehun sama sekali belum pernah menginjakkan kaki ke apartemennya. Tahu saja tidak. Kadang Baekhyun berpikir, Sehun itu sahabatnya bukan sih?

Memilih tak peduli, Baekhyun memasuki lift. Ia harus segera menyiapkan diri. Bukan hanya secara fisik dan penampilan. Namun hati. Tidak boleh terlihat terluka di depan mantan terpahit. Buktikan kau sudah bahagia Byun Baekhyun. Ingat itu! Say No to mantan!

Beberapa saat setelah Baekhyun memasuki lift dengan tekad kuat bertemu mantab terpahit, sebuah mobil memasuki tempat parkir. Pemuda tampan dengan tubuh tinggi serta kulit putih mempesona turun dari mobil.

"Ya, hyungnim!" Pemuda itu membalas seseorang di seberang telepon sembari menutup pintu mobil.

"Apa Irene baik-baik saja? Kau bersamanya? Dia tidak mengangkat teleponku semalam. Padahal kita sepakat melakukan video call. Taeyong juga tidak bisa dihubungi. Kau juga, sama saja."

"Hmm, aku tidak tahu. Aku menginap di hotel semalam. Taeyong menginap dirumah teman kampusnya juga. Semalam hujan deras, mungkin itu sebabnya hyungnim tidak dapat menghubungi kami." Ucapnya sembari berjalan menuju gedung apartemen. Setelah itu, ia menjauhkan handphone dari telinganya. Seperti diperkirakan, teriakan membahana tercipta.

"YAA!!!APA KATAMU????"

Pemuda itu menekan tombol untuk dapat memasuki gedung,"Hyungnim tenang saja. Aku juga khawatir. Makanya sekarang sudah berada di gedung apartemennya." Sudah ia duga, tidak berguna. Ia kembali mendapat semprotan. Untung dia sigap kembali menjauhkan handphone.

"YA!!!KIM EUNWOO!!!KAU BODOH?BUAT APA IQ TINGGIMU ITU HAH?MEMBIARKAN IRENE SENDIRIAN DI SAAT PETIR DAN KILAT MENYAMBAR! KALAU TAHU TAEYONG DAN JAEHYUN TAK ADA, HARUSNYA KAU MENGINAP!"

Eunwoo bergidik, Kim hyungnim memang menyeramkan. Ia menurunkan gen kekejaman dan ketegasan kakek Kim. Apalagi jika berhubungan dengan Irene. Eunwoo mengaku salah. Seharusnya setelah ia tahu bahwa Taeyong akan menginap di rumah teman kampusnya, ia membatalkan saja acara reuni bersama teman-teman sekolah menengah atasnya dulu. Menemani Irene yang sendirian di apartemen karena Jaehyun yang berada di asrama.

Ia tak mengira malam ini Seoul akan hujan deras dengan petir serta kilat yang menyeramkan. Jangan terlalu percaya ramalan cuaca. Kadang tak sepenuhnya benar. Ia juga terjebak hujan, yang membuatnya harus menginap di hotel sekitar tempat acara melangsungkan reuni.

Eunwoo memasuki lift, ia menekan tombol lantai dimana Irene tinggal,"Maaf." Ia mengalah. Semoga saja Jennie atau Sooyeong menemani Irene di apartemen. Ya, semoga saja.

"Kalau terjadi sesuatu dengannya, aku akan memotong satu persatu saraf kranialmu."

Ancaman Kim hyungnim, kakak sepupu tertuanya, yang merupakan seorang dokter spesialis bedah saraf memang berbeda. Saraf kranial adalah bagian dari sistem saraf sadar. Maksudnya bahwa karena keteledorannya hingga tak bisa menjaga Irene, Kim hyungnim akan memotong seluruh saraf sadarnya. Buat apa memiliki sistem saraf sadar jika kau sendiri suka teledor? Bukankah lebih baik dibuang saja?Apa kalian mengerti? Benar-benar gila, bukan? Ini adalah ancaman level dokter bedah saraf. Hati-hati.

We YoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang