Disebuah kota,yang bergelimpangan manusia manusia,diantara mereka adanya seorang badut,ya seorang badut,yang tak pernah berhenti senyum,kecewa tetap senyum,sedih tetap senyum marah masih senyum,tak pernah berhenti senyum,katanya senyuman ini boleh melitupi segala keperitan,ingin dijadikan cerita,suatu hari,satu hari yg tersangat buruk baginya,pegangan yg selama ini dia genggam bakal disesali,pada suatu hari dia berjalan berseorangan dilorong kosong,ditemani dinding dinding yang terukir seni seni jalanan,cantik katanya,masih juga senyum,secara tiba tiba entah kenapa dia melihat ukiran ikan paus biru didinding bergerak,ditenyeh mata masih juga bergerak,dalam keadaan yang keliru dia tetap juga tersenyum,keadaan menjadi suram apabila ikan paus itu cuba menelan si badut,masih juga tersenyum,sudah separuh badan ditelan ikan paus,si badut ternampak seorang tua berjalan hendak kemasjid,si badut menjerit meminta tolong dan melambai lambai,si tua itu melambai dan membalas kembali senyuman si badut itu,lalu si tua berlalu pergi,menangis si badut namun tetap juga senyum,diluar dinding sana si badut melihat orang kota,yang sedih kerana ketiadaan si badut namun lama kelamaan pemergian si badut,dilupakan,orang kota mula lupa akan kehadiran si badut dan terus tersenyum tanpa si badut.
(Kita rasa dengan penipuan kita kita dapat membahagiakan orang,disaat kita susah nanti orang akan anggap kita masih gembira,sampai satu masa tiada orang akan kisah lagi')
